Bab III

11.3K 624 11
                                    

Kuhempaskan tubuhku pada kasur empukku
Berguling kesana kemari mencari posisi nyaman untuk berbaring. Namun kalimat itu terngiang lagi.

" gimana aku bisa menghargai perasaanmu kalau kamu saja enggak menghargai dirimu sendiri. Kamu jebak dirimu sendiri di lubang neraka dengan tingkah lakumu, dasar bodoh "

" contoh kamima, dia bisa menghargai dirinya sendiri orang lain pun menghargainya, bahkan tertarik padanya "

Kuputuskan untuk mengambil sholat isya

" Ya Alaah maafkan hamba yang telah memupuk perasaan yang tidak seharusnya hamba rasakan. Berilah petunjuk apa yang harus hamba lakukan Ya Rab, lapangkanlah hati hamba untuk mengikhlaskan dia yang tak pernah kumiliki, semoga ia bahagia dengan pilihannya dan bahagiakan hamba melihat dia dan sahabat hamba bahagia "

__***__
Aku sedang menggoreng tempe goreng dan nasi goreng untuk sarapan pagi. Hmmmm rasanya lapas sekali aku karena habis sudah tenaga ini katena menangis semalam

" assalamualaikum zulaika sayang "

Kamima sebenarnya aku belum siap melihat dia karena pertemuan tak sengaja dengan mas imam kemarin. Ya, selarang aku lebih nyaman memanggilnya mas imam.

" pagi kamima sahabatku dunia akhirat "

" emmmm ima, dapet salam dari mas imam tadi malem " ucapku dengan sedikit gugup menanti reaksinya

" mas imam siapa ka ? " tanyanya santai sambil mencomot tempe yang baru aku hidangkan di meja makan.

" mas yusuf " jawabku sambil tenang dan tersenyum.

Tidak dengan kamima. Tempe goreng yang ia bawa terjatuh karena terkejut.

" kamu udah ketemu mas Yusuf lai ? Di dia udah bilang yang sebenernya ke kamu ?" tanyanya gugup

Ia memelukku erat dan terisak. Hey ada apa dengan dia ? Mengapa seakan dia yang tersiksa disini ? Sungguh aku telah rela walau berat untuk ikhlas namun kucoba demi kebahagiaan mu dan keberlangsungan persahabatan kita.

" ima kamu kenapa ??? Harusnya kamu bahagia kan maa "

Pelukkannya mengerat dan tangisnya bertambah pilu

" maafkan aku lai,jodoh memang akan bertemu seberapa keras aku menyembunyikannya darimu lai, maafkan aku lai "

Ia menyembunyikannya dariku, untuk apa ? Menjaga perasaanku ? Sungguh lebih sakit saat mengetahui bila aku menyebut nama acalon sahabatku dalam doaku

" ima ini emang berat buatku ikhlas, tapi aku coba kok. Aku rela asal kamu bahagia. Kita kan sahabat "

Ima melepas pelukannya dan menghapus sisa air matanya

" lai aku mau ngomong satu lagi " ima menatapku serius

" aku udah di khitbah lai sama mas..... "

" iya ima aku udah tau kok, gimana kamu terima ?"

Kusahut pernyataan kamima karena belum sanggup ku dengar nama mas imam dari mulut ima.

" belum lai " jawabnya dengan menunduk.

" istikharah ya ma minta petunjuk. semoga kamu bahagia ya bila nanti kamu terima, jadi istri yang baik untuk imammu. Hormati dia dan dapatkan ridhonya, jangan pernah mengeluh atas apa yang ia beri, aku yakin kalian pasti bahagia karena kamu wanita yang insha Allah sholehah ma jadi pasti kamu dapat jodoh yang sholeh pula " nasehatku.

Ima melihatku dengan iba.

" insha Allah aku ikhlas kok ma"

Ima memelukku dan menangis lagi. Kuusap punggungnya ingin menenangkannya. Air matanya membasahi kerudung tosca ku

" maaf lai maaf "

_***_

Ingin aku menghibur hati dan kuputuskan untuk shopping kebutuhan bulanan. Kudorong troli belanjaku sambil melihatlihat rak sayuran.

Brakkk
Astaghfirullah, troliku menabrak troli orang didepanku yang sedang memilih sayuran

" maaf bu, saya nggak lihat- lihat "

Ibu itu tersenyum cantik sekali , namun wajahnya pucat dan terlihat lelah. Kuputuskan untuk menghampirinya

" ibu nggak papa ? Ibu pucet lo bu " tanyaku sambik memegangi ibu itu yang hampir ambruk.

Ia memejamkan matanya lalu dibukanya lagi mata itu. Ia tersenyum dan menggumamkan terimakssih

" ibu, saya antar ke rumah sakit mau ya bu " tawarku karena jujur aku sungguh khawatir.

Ibu itu menggeleng dan ambruk.

_***_

Dengan resah aku menunggu dokter memeriksa ibu tadi. Hmmm sudah 2 jam namun dokter itu tak kunjung menampakkan batang hidungnya. Ibu itu sakit apa ? Apa karena trolinya ku tabrak ibu itu jasi pingsan ? Ya Allah ini salah ku.......

Tak terasa air mata sudah membasahi pipiku . Aku takut ibu itu kenapa-kenapa. Bagaimana pun juga aku yang menabrak troli ibu itu, walaupun aku nggak tau kenapa trolinya yang tertabrak tapi ibu itu yang pingsan.

Waktu telah menunjukkan pukul 4 , ahhh aku belum sholat ashar. Kuputuskan untuk menunaikan ibadah wajibku itu di mushola rumahsakit ini dan mendoakan semoga ibu itu baik-baik saja.

Akupun kembali ke ruang ibu tadi diperiksa, sudah selesaikah dokter memeriksa ibu itu ? Sepertinya sudah, karena pintu ruangan itu terbuka.

" assal astaghfirullah ibu....." aku terkejut ruangan ini kosong. Apakah ibu itu diculik ????? Ya Allah dimana ibu itu ????

Aku pun terisak karena tak tau harus berbuat apa. Ibu itu pingsan karena aku menabrak troli ibu itu , sekarang ibu itu diculik karena kelengahannya. Ya Allah ceroboh sekali aku inii......

Cinta DiamTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang