Bab XV

9.2K 536 1
                                    

Kriiiiingg...

Hmmmm siapa yang malam-malam seperti ini menelpon???

"Assalamualaikum pak yusuf, maaf pak dirumah sakit sedang ada pasien kelainan jantung yang harus dioperasi sekarang juga. maaf saya mengganggu malam malam pak, namun dokter amir yang seharusnya melakukan operasi baru saja mengalami kecelakaan saat perjalanan kemari "

Inalillahi...

" lai lai "
Aku mengguncang guncang tubuh Yang terlelap disampingku

" Ada apa mas?  "

Zulaika terbangun Dan mengikat kuda rambut panjangnya.

" mas harus ke rumah sakit sekarang "

Aku menggapai handuk pada gantungan baju dan langsung melesat menuju kamar mandi.

5 menit kemudian aku keluar dari kamar mandi dengan hantuk yang kulilitkan pada pinggangku. Kulihat zulaika sedang menyiapkan baju untukku di ranjang.

" mas ini bajunya "

Zulaika memberikan sebuah kemeja biru tua dan celana bahan berwarna hitam dan tak lupa jas kerjaku. Akupun segera memakainya dan mengambil tas kerjaku yang diberikan zulaika pula. Subhanallah istriku pengertian sekali. Alhamdulillah terimakasih atas semua yang telah kau berikan pada hamba ya Allah khususnya seorang istri yang sholihah...

" mas sebenernya ada hal penting apa di rumah sakit ? "

Zulaika mengantarku sampai pintu depan rumah dan menyalimi tanganku. Akupun meraih kepalanya dan mencium keningnya dengan penug perasaan.

"Nanti aja mas cerita. Ini menyangkut nyawa orang lai, mas pergi dulu assalamualaikum. "

Akupun berjalan menuju mobilku yang sudah disiapkan oleh pak karim supir keluargaku.

" mas hati-hati ya, lai tau mas lelah tapi seperti yang mas yusuf katakan tadi ini menyangkut nyawa manusia jadi mas harus fokus dan serahkan semuanya pada yang maha kuasa ya mas "

Aku pun mengangguk dan mobil pun melesat membelah jalanan kota pahlawan yang sepi .

_***_

"Apa sudah disiapkan peralatan dan ruang operasinya ? "

"Semuanya sudah siap dok"

" baiklah kalau begitu "

Aku pun memasuki ruang operasi. Namun yang kulihat disana perawat sedang memacu detak jantung pasien dengan alat pemacu jantung.

" detak jantung pasien melemah dok "

Aku pun mengambil alih alat pemacu jantung tersebut.

" tambah tekanannya "

Namun, piiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiip, bunyi itu masih tetap terdengar.

" tambah lagi "

Piiiiiiiiiiiiiiiiiiiiip
Pip pip pip

" alhamdulillah "

Kami semua berucap syukur karena pasien kami diberi keselamatan. Kami pun memutuskan untuk menunda operasi selama dua jam . Aku pun beristirahat di ruanganku yang berada tak jauh dari ruang operasi.

Aku pun men dial seseorang untuk melepas lelahku dengan mendengar suaranya.

" assalamualaikum mas yusuf, bagaimana keadaan rumahsakit ? Mas baik-baik saja kan ? Mas yusuf pulang jam berapa nanti ? Mas yusuf sudah tahajud belum mas.... mas yus...."

Cinta DiamTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang