Hari ini adalah hari pertama aku menjadi anak kelas 11 atau kelas 2 SMA.
Setelah aku sampai di sekolah, aku segera berjalan cepat ke lobby sekolah. Feby dan Talia sudah menungguku di lobby. Aku tak mau membuat mereka marah.
"Ih, lama banget sih! Cepetan dong!" Kata Talia yang melihatku baru masuk ke area lobby.
"Maap ya bos, tadi bantuin mamski dulu." Jawabku.
"Ngeles aja terus!" Kata Feby.
"Weh? Emang bener kok bantuin mama."
"Bantuin apa?" Tanya Feby.
"Bantuin ngabisin makanan di meja makan. Kan kalo gak abis bisa basi." Jawabku santai.
"Dasar idiot. Malu gua temenan sama lu." Ucap Feby.
"Makasih Feb, aku sayang kamu juga." Kataku.
Aku menatapnya sambil tersenyum. Feby pun merespon dengan mengacungkan jari tengahnya kepadaku. Talia hanya tertawa melihat tingkah kami.
Kami berjalan ke kelas baru kami. Entah mengapa aku merasa agak grogi untuk masuk ke kelas baruku. Aku takut, aku tidak menemukan kenyamanan yang aku dapatkan di kelas 10.
Reyna, breath. Lo gugup kenapa sih? Lebay tau gak?
Aku mengintip dari jendela kelasku lalu tampaklah kelas yang ramai dengan murid-murid yang mengobrol, menggambar, mendengarkan lagu, dan banyak aktivitas lainya.
"Hm, ini gak seburuk yang gua kira." Kataku.
Aku membuka pintu kelasnya. Tapi, tiba-tiba pintu itu membuat decitan yang keras yang mengganggu. Seketika seluruh perhatian kelas tertuju pada kami bertiga.
"Ups, sorry." Kataku lalu kami bertiga masuk.
Saat aku mencari tempat duduk, aku merasa seluruh perhatian masih tertuju padaku.
Well, this is awkward.
Akhirnya, aku menemukan bangku kosong di dekat jendela. Talia duduk dengan temannya yang ia kenal saat MOS tahun lalu. Jadi, aku dan Feby duduk bersama.
Setelah merasa bosan melihat ke jendela terus, aku pun mengeluarkan handphoneku dari kantung tas lalu aku membuka aplikasi instagram. Aku hanya melihat-lihat foto yang di post oleh orang-orang yang aku follow. Feby sedang sibuk mengetik sesuatu yang aku tidak tau.
Tiba-tiba, pintu berdecit lagi membuat kami semua menengok ke arahnya.
Seorang cowok berjalan masuk dengan headphone terpasang di lehernya. Pria itu membawa jaket di bahunya lalu tas ransel di bahu yang lain. Dan ada sebuah lip ring terpasang di bibirnya.
Apa apaan? Sejak kapan, woi, anak sekolah boleh pake lipring?! But i admit he's kinda hot though.
Cowok itu duduk tak jauh dariku, lebih tepatnya dia duduk bersama teman-teman cowok lainnya.
Tak lama, walikelasku datang dan langsung duduk di meja guru yang ada di depan.
"Selamat pagi anak-anak." Sapanya. "Nama saya pak Hassan, saya walikelas kalian. Saya mengajar Kimia disini."
Wajah pak Hassan memang jarang ku lihat karena saat aku kelas 10, pak Hassan sangat jarang melewati kelasku. Jadi wajar saja kalau aku tak pernah bertemu atau bertatap wajah dengannya.
"Nah, sekarang kita mulai dari bikin struktur kelas dulu. Siapa yang mau jadi ketua kelasnya?" Tanya pak Hassan.
Seperti siswa biasanya, kita semua mulai menunjuk-nunjuk satu sama lain dan membuat keadaan kelas menjadi ricuh dan tidak terkendali.
KAMU SEDANG MEMBACA
Sahabat-zone ♧ l.r.h | ✔️
Fanfictionketika sahabatan-zone lebih ganas dan sadis dari friendzone. apa yang akan terjadi? tebak dong. 1/4 of "jatuh cinta sama kamu (ft. 5sos)" • written by tifaucet Copyright © 2016.