empat belas ; pulang bersama-sama

236 26 6
                                    

Bell pulang sudah berdering dari 10 menit yang lalu, tapi Reyna masih duduk dibangku kelasnya yang sudah perlahan sepi.

"Mak gue kemana ampun dah. Gue pulang gimana ini? Pake acara gak bisa ditelfon lagi." Kata Reyna pada dirinya sendiri.

Setelah beberapa kali menelfon mamanya, akhirnya, sebuah sms pun masuk.

Mama Work

Rey, mama lagi ada meeting di kantor. Mungkin pulang agak maleman. Kamu pulang naik gojek aja ya? Maaf ya sayang mama gak bisa jemput. [3.15pm]

"Ah! Kan gue lagi gak ada kuota. Gimana caranya mau mesen gojek kalo gak ada kuota? Udah pulsa pas-pasan, wifi sekolah juga cacat banget." Kata Reyna sambil memasukkan buku-bukunya kedalam tas dengan kesal.

Kenapa tadi pagi gue gak bawa motor aja si?, Batinnya.

"Reyna!"

Reyna terkejut, dengan cepat ia langsung menengok ke ambang pintu dimana sang pemanggil berdiri.

"Lama banget sih, ditungguin juga. Gosong gue nungguin lo di pakiran. Lo ngapain aja sih?" Ucapnya sambil berjalan mendekat ke meja Reyna.

"Calum?"

"Lo ngerapiin buku baru sekarang? Bell pulang udah daritadi. Apa lo emang gamau pulang?" Kata Calum.

"M-mau, cuman--"

"Yaudah ayo."

"Kemana?"

"Pulang."

Alis Reyna mengerung bingung.

"Gue anter lo pulang. Kan lo gak bawa motor, jadi tadi gue nungguin lo di parkiran, siapa tau lo mau bareng gue lagi. Eh, gue tungguin, lo gak turun-turun. Gue line gak dibales, boro-boro dibales, dibaca aja enggak. Terus yaudah, gue kesini eh ternyata bener, lo masih disini." Jelas Calum sambil membenarkan jaketnya.

Reyna tersenyum lebar menahan kegembiraanya.

"AAAAA CALUM LO EMANG YA JAGOAN BANGET DEEEEH!!! JADI GEMAS!!!" Jerit Reyna kegirangan sambil memeluk badan tegap Calum dari samping.

"Lah? Lo kenapa, anjir Rey?" Kata Calum sambil tertawa pelan.

"Mama gue tuh gabisa jemput hari ini, katanya ada meeting gitu deh. Terus, kuota gue abis.... Jadi,"

Wajah Reyna memerah karena malu.

"Sukur-sukur gue masih disini, Rey." Kata Calum.

"Ini gue masih bersyukur dalam hati, anjir. Sumpah, gue beruntung banget." Kata Reyna sambil tersenyum senang lalu memunggungi Calum karena ia sedang mengemasi barang-barangnya.

Reyna tidak tau, kalau cowok dibelakangnya lebih bersyukur bisa mengantar Reyna pulang dan juga, senyuman cowok itu bahkan lebih lebar dari milik Reyna. Tapi, cowok itu sangat pandai menutupi emosinya.

"Udah?" Tanya Calum.

"Udah kok."

Calum dan Reyna berjalan keluar dari kelas lalu menuju ke parkiran bersama-sama.

"Lo nunggu gue lama ya?" Tanya Reyna sambil memperhatikan Calum memundurkan motornya.

"Gak terlalu sih, tapi lumayan berasa panas juga kalo nunggu disini." Kata Calum.

"Maaf ya, Cal, gue ngerepotin lagi." Kata Reyna sambil meremas ujung jaketnya.

"Ya emang, dan emang seharusnya lo minta maaf." Kata Calum sambil tersenyum miring.

"Rugi dah gue minta maaf ke lo." Kata Reyna sambil tertawa.

"Udah ah naik cepetan, panas banget sob." Kata Calum.

Reyna naik ke motor Calum, lalu mereka tancap gas keluar dari area sekolah.

"Rey,"

"Apa, Cal?"

"Laper gak? Gue laper banget nih. Makan dulu yuk?"

"Ayuk aja gue mah. Mau makan dimana emang?"

"Gue lagi pengen makan rice box-nya kfc. Lo mau apa?"

"Apa aja gak masalah sih,"

"Yaudah kita mau drive thru atau makan disana?"

"Terserah lo, gue mah ngikut aja."

"Ish, rugi banget gue nanya lo, Rey. Tidak membuahkan hasil."

Reyna tertawa pelan.

"Drive thru aja deh ya?" Kata Calum.

"Yaudah." Jawab Reyna.

a/n:

garing ya chapter ini.

gua pengen double update terus masaaa :((

tapi sider banyak banget bikin penat

Sahabat-zone ♧ l.r.h | ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang