sepuluh ; latihan beneran

254 26 6
                                    

reyna

Aku terduduk di lantai garasi Ashton dengan keringat yang bercucuran. Lelah sekali. Aku melihat ke sekeliling ruangan ini. Semua orang duduk dengan wajah kelelahan. Tapi, ada satu orang yang mengambil seluruh perhatianku sejak pagi tadi. Aku berani sumpah, Luke terlihat puluhan kali lebih mempesona ketika ia berkeringat.

Bicara tentang Luke, tadi ia pergi ke teras bersama Calum dan kembali dengan wajah masam. Aku tidak tau kenapa karena aku tidak berani untuk bertanya.

Latihan kali ini kami memilih untuk menyanyikan lagu Disconnected karya 5 Seconds Of Summer. Selama latihan, kami semua banyak bercanda dan itu membuat latihannya harus mulai dari awal lagi dan lagi. Dimulai dari Ashton yang tidak sengaja melempar drum sticknya hingga mengenai Luke, hingga Michael yang asik sendiri sampai keluar dari ketukan lagu. Sangat melelahkan.

Tapi, over all, semuanya berjalan dengan sangat menyenangkan.

"Reyna, gak boleh minum es, makan yang berminyak, terus makan ciki juga gak boleh! Vokalnya harus dijaga." Kata Ashton saat aku mengambil botol air mineralku dari dalam tas.

"Yak, ini dia, kak Abdul kedua." Kataku.

"Lagian ya, Ash. Kita tampil masih 3 minggu lagi. Gak ada efeknya kalo gue jaga vokal dari sekarang." Lanjutku setelah aku meneguk air mineralku.

"Terserah deh. Tapi, kalo sampe suara lo jelek ntar pas tampil. Abis lo sama gue." Kata Ashton memicingkan matanya padaku.

"Latihan aja benerin dulu. Masalah vokal mah gampang." Kata Calum.

Aku langsung menengok ke Ashton lalu memeletkan lidahku padanya.

"Mampus, gua dibelain Calum." Kataku.

"Liatin aja, Rey, besok." Kata Ashton menunjuk kearahku.

"Ah, udah ah, pulang. Udah jam 5." Kataku sok tidak mendengar kata-kata Ashton.

"Baru jam 5, Rey, masih pagi ini mah." Kata Michael.

"Buset, anak mami aja songong banget lu, babon." Kata Luke sambil menoyor kepala Michael.

"Weh, ngape bos?" Kata Michael dengan wajah yang sangat menyebalkan.

"Besok latihan lagi gak?" Lanjut Michael.

"Besok kan Calum les bego." Kata Ashton.

"Lo besok les, Cal?" Tanyaku.

"Yoi. Biar pintar." Jawab Calum sambil tersenyum padaku.

"Hari apa aja?"

"Senin, rabu, kamis." Jawab Calum.

"3 Hari?! Anjir, kalo gua les 3 hari dalam seminggu, udah meledak kali, ya, otak gue?" Kata Michael.

"Iya? Bodo." Kata Calum.

"Kok hari ini kalian jahat banget sih sama gue?" Kata Michael.

"Dasar, baperan." Kataku.

Kami berlima terus bercanda sampai akhirnya kami sadar bahwa matahari sudah sepenuhnya terbenam dan jam sudah menunjukkan pukul 6.40 sore, alias lewat maghrib.

"Udah maghrib nih, gue pulang ya, Ash. Gue tadi belom izin ke nyokap kalo gue mau pulang telat." Kataku sambil mengambil sweaterku dari dalam tas lalu memakainya.

"Yaudah gue juga pulang deh." Kata Calum.

"Gue juga." Kata Luke.

"Gue-"

"Gapapa, pulang aja. Udah malem juga ini. Lagipula, gue mau jemput nyokap gue di bandara." Kata Ashton.

"Yah, baru gue mau bilang, kalo gue mau main disini dulu. Eh, ternyata lo mau jemput nyokap. Yaudah, gue pulang juga deh." Kata Michael.

"Halah, sok banget lu, dugong alay. Gih, sana pada pulang." Kata Ashton.

"Oiya, Michael pulang naik apa?" Tanyaku sambil menguncir rambutku.

"Rumah gue cuman beberapa blok doang dari sini. Kalo jalan kaki 15 menit juga sampe." Kata Michael.

"Terus kalo rumah lo deket? Kenapa lo nyuruh gue ngambil gitar, monyong?" Kata Luke langsung memukul kepala Michael.

"Sakit goblok. Lagian ya, gue gak nyuruh lo. Lo sendiri kan yang pengen ngambil gitar?" Kata Michael.

"Michael tertolol." Gumam Luke.

"Gue bisa denger ya, asu." Kata Michael.

"Lo bisa nyetir pulang, Rey?" Tanya Calum sambil memakai helmnya, membuyarkan perhatianku dari pertengkaran Michael dan Luke.

"Bisa, kayaknya." Jawabku.

"Yakin?" Tanya Luke.

"Iyaaa, ih bawel." Jawabku

"Daripada kenapa-napa dijalan. Mending lu ngomong sekarang dah. Biar dianter pulang." Kata Ashton.

"Gue udah gapapa, Ih. Lebay, banget sih kalian." Kataku.

Setelah kami siap dengan peralatan berkendara, kami izin pulang kepada sang pemilik rumah.

"Pulang dulu ya, Ash!" Lanjut Luke.

"Iya, makasih ya, udah ditemenin dirumah. Hati-hati!" Kata Ashton.

Kami bertiga langsung tancap gas dari rumah Ashton.

Saat dipertigaan perumahan rumah Ashton, aku dan Calum berpisah dengan Luke. Aku dan Calum belok kanan sedangkan Luke belok ke kiri.

"Rey." Panggil Calum sambil memepetkan motorku dengannya.

"Apa, Cal?"

"Makan dulu yuk?" Ucapnya.

Aku diam sambil sesekali menengok ke Calum. "Serius lo?"

"Kapan sih gue gak serius sama lo?" Jawabnya yakin.

Sedetik kemudian, aku bisa merasakan pipiku memanas karena senyuman dan kata-kata Calum barusan.

Si idung jambu bisa aja ah jadi gemay.

a/n:

gua terlalu banyak berkhayal hingga lupa bagaimana rasanya kenyataan :)

Sahabat-zone ♧ l.r.h | ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang