reyna
Beberapa bulan kemudian...
Seiring berjalannya waktu, aku sudah merelakan Luke untuk bersama Talia.
Jika kalian bertanya apakah aku sudah move on?
Jawabannya, belum. Aku belum move on dari Luke karena aku tidak bisa. Perasaanku tidak ada yang berkurang sejak awal, bahkan perasaan sukaku pada Luke semakin hari semakin besar. Tapi, aku bisa apa?
Feby sudah mulai dekat dengan Ashton walaupun aku tau Feby belum sepenuhnya melupakan Calum.
Bicara tentang Calum, hubunganku dengannya baik-baik saja. Kami masih bersahabat, masih sering jalan bersama, dan melakukan hal menyenangkan, dll.
Sekarang aku dan Calum sedang duduk di kantin sambil memakan seporsi bakso berdua karena uang jajan kami habis untuk pergi ke dufan kemarin bersama Feby, Ashton, dan Michael. Luke tidak ikut karena kemarin Talia sedang hari pertama datang bulan dan katanya ingin ditemani oleh Luke.
HALAH KENTUT, BILANG AJA PENGEN DIJAJANIN SAMA LUKE KAN? HIH MENJIJIKAN DASAR.
Aku dan Calum dan men-stalk account instagram gebetan baru Calum. Syukurlah, ia sudah move on juga.
"Biasa aja, ah, mukanya." Kataku sambil melihat salah satu selfie dari gebetan Calum yang bernama Bianda.
"Pala lo. Ini mah cantik, goblok. Lebih dari lo." Kata Calum.
"Oh gak inget 2 bulan lalu siapa yang bilang suka sama gue? Katanya gue beneran tipe cewek idaman. Alah, malu." Kata gue.
"Udah napa, jangan diungkit-ungkit mulu. Lagi mabok gue tuh." Kata Calum sambil menyuap sebuah bakso ke dalam mulutnya.
"Jadi, Bianda ini orangnya gimana?" Tanyaku.
"Manis, babe, lucu, judes tapi jujur. Gimana ya, Rey, Bianda tuh kayak bisa bikin siapapun jatuh cinta ke dia kalo dia mau. Semudah itu, se-piece of cake itu."
"Uh, thats deep."
"Serius, gue, Rey. Gak boong."
"Lo beruntung dia tinggal satu perumahan sama lo."
"Makanya, Rey! Jackpot banget lah, baru pindah rumah langsung ketemu yang leh ugha."
Aku tertawa.
Tiba-tiba Calum memegang kepalaku seakan menahanku agar tidak bisa menengok kemana-mana.
"Jangan liat. Sumpah jangan." Gumam Calum sambil menatap sesuatu. "Anjing. Anjing. Anjing."
"Apaan sih, monyet?" Kataku berusaha untuk menengok dan melihat apa yang membuat seorang Calum Hood heboh. Tapi, aku tak bisa.
Akhirnya, aku mencubit lengan Calum dengan kuat, lalu Calum mengaduh dan melepaskan cengkramannya dari kepalaku.
Aku menengok kearah kemana tatapan Calum dan menemukan penyesalan.
Disana ada sepasang kekasih yang sedang makan siang semeja berdua. Mereka terlihat sedang mengobrol. Mereka adalah Luke dan Talia atau Lukalia (nama yang dibuat Mike untuk mereka berdua).
Sekarang Lukalia sudah berumur 2 bulan 10 hari. Dan selama itulah aku tidak pernah mengobrol dengan Luke atau Talia lagi.
Aku dan Luke sudah tidak pernah mengobrol atau jalan-jalan bersama. Ia menghabiskan waktunya bersama Talia yang jelas-jelas masih menyukai Ashton. Bagaimana aku bisa tau? Kadang, Talia masih suka menatap Ashton dan suka senyum-senyum sendiri kalau Ash melakukan hal konyol.
"Cabut kuy." Kata Calum menarik tanganku pelan.
Aku menurut lalu bangkit dari tempat dudukku. Aku dan Calum akhirnya memilih untuk duduk di bapon bersama Feby dan Ashton. Feby dan Ashton semakin unyu semakin hari. Membuatku gregetan ingin menyatukan mereka dalam ikatan cinta kasih.
"Bedua mulu." Kata Calum sambil duduk di atas rumput.
"Kayak lo enggak aja." Kata Ashton.
"Gapapa, namanya juga anak muda." Jawabku.
Kami membicarakan banyak hal tapi tetap saja, ujung-ujungnya pasti ngomongin Lukalia.
"Beduaan mulu deh mereka. Lama-lama bikin gue males liatnya. Jijik aja gitu. Kayak kita kemaren ke dufan, dia sendiri gak ikut cuman gara-gara Talia gak ikut. Najis. Kalo putus juga curhat ke kita." Kata Ashton.
"Finally, ada yang sepemikiran sama gue." Kataku.
"Tungguin aja. Kalo putus kan dia yang uring-uringan buat nyari temen. Kita liatin aja sambil makan gorengan. Ye gak?" Kata Calum.
"Belagu banget si idung jambu." Kata Feby.
"Tapi, gue enek aja liatnya." Kataku.
"Ya, karena lo masih suka sama dia, dodol." Kata Calum.
Aku mendengus kesal lalu kami melanjutan perbincangan panas kami tentang Lukalia.
-
"Pelajaran hari ini selesai. Semuanya boleh pulang." Kata pak Firman sambil bangkit dari tempat duduk lalu keluar dari kelas.
Seperti biasa, aku masih duduk sambil menatap semua teman-temanku bersiap pulang. Entah kenapa, itu seperti hiburan pribadi untukku.
"Rey, gue duluan ya? Mau di jajanin Ashton nih, hehe." Kata Feby sambil memakai jaket pink kesayangannya.
"Jalan aja terus. Gak liat sahabatnya sengsara liat gebetannya pacaran mulu?" Kataku.
"Iiih, sayang bukan gitu." Kata Feby kembali duduk lalu memelukku dari samping.
"Gue janji, gue bakalan bantu lo deket sama Luke lagi. Pokoknya kalian harus jadian." Kata Feby dengan pelan sambil mengeratkan pelukannya.
"Terserah."
"Yaudah, gue cabut dulu yaaah! Dadah!" Kata Feby lalu berlari kecil keluar kelas.
Sekarang, di kelas ini hanya ada aku, Luke, Talia, dan beberapa orang yang sedang menyalin cacatan pelajaran tadi.
Menyadari kalau kedua pasangan laknat itu belum pergi, aku langsung membereskan barang-barangku dan bersiap pulang.
Tapi, aksiku terhenti karena Luke memanggilku.
"Reya, e-eh, maksud gue Reyna."
Tuhaan! Aku rindu suaranya!!!
Seperti yang aku bilang sebelumnya, aku dan Luke sudah tidak berkomunikasi karena kami sempat bertengkar waktu itu.
Aku hanya menengok sedikit lalu kembali fokus ke kegiatanku.
"Boleh ngomong bentar?" Kata Luke pelan sambil mendekat kearahku.
a/n:
ending masih lama fren jgn bosen dulu yaaah ehehehe
btw maaf ya di skip terus soalnya dari chapter awal gue ngerasa terlalu bertele-tele hehe
KAMU SEDANG MEMBACA
Sahabat-zone ♧ l.r.h | ✔️
Fanficketika sahabatan-zone lebih ganas dan sadis dari friendzone. apa yang akan terjadi? tebak dong. 1/4 of "jatuh cinta sama kamu (ft. 5sos)" • written by tifaucet Copyright © 2016.