dua puluh lima ; waste the night

357 25 1
                                    

calum

Gue turun dari mobil lalu pergi mengetuk pintu rumah Reyna. Jantung gue rasanya mau meledak. Belom ketemu Reyna aja udah begini, apalagi pas liat dia ketawa, ngh.

"Sebentar." Kata Reyna dari dalem.

Gak lama, pintu pun terbuka dan disana berdirilah Reyna dengan sweater cream, ripped jeans, sepatu adidas putih dan tas selempang kecil. Reyna kayaknya cuman pake alis, eyeliner sama lipstick doang deh. Tapi, dia tetep bikin gue terpesona hanya dengan gaya simple-nya itu.

"Udah? Yuk." Kata gue.

"Yuk." Jawab Reyna.

Setelah mengunci pintu, gue membukakan pintu buat Reyna lalu bergegas duduk di bangku kemudi.

"Tumben bawa mobil." Tanya Reyna saat gue menekan pedal gas.

"Yaiyalah, udah malem gak bagus anak gadis kena angin malem." Jawab gue.

"Halah, sok banget." Kata Reyna.

Gue menengok ke Reyna untuk sekedar melihat senyumnya itu.

"Mau makan apa kita?" Tanya gue.

"Katanya mau makan ayam suharti." Kata Reyna.

"Maksud gue, mau ganti tempat apa tetep mau ayam suharti?"

"Gue pengen makan gado-gado, tapi gak ngenyangin. Tempat kuliner favorit lo dimana? Gue ikut lo aja."

"Ada sih, tapi agak jauh. Gapapa?"

"Gapapa, mama gue lembur kayaknya."

"Yaudah. Kabarin mama lo dulu jangan lupa."

Gue menyetir mobil ini kearah restoran favorite gue. Disana menunya emang juara. Tempatnya sih emang kayak bangunan gak keurus gitu sih, tapi makanannya, beuh, mantab banget jo.

Setelah gue memarkir mobil dan mematikan mesinnya, gue ngeliat ke arah Reyna yang menatap restoran itu dengan tatapan, gue gatau tatapan apa itu.

"Gue emang suka restoran kayak gini. Yang di pinggir jalan, yang di warung tua gitu-gitu. Tapi, gue jamin makanannya enak kok." Kata gue.

"Um.."

"Kalo emang lo gak suka makan di tempat kayak gini, kita bisa pindah kok." Kata gue sambil menyalakan lagi mesin mobil gue.

"E-eh, jangan." Kata Reyna sambil memegang lengan gue.

Gue menengok ke Reyna bingung, tapi Reyna malah tersenyum.

"Gue justru sukanya makanan pinggir jalan. Gue gak terlalu suka makan di tempat mewah, soalnya gue harus jaim kalo makan di tempat yang kayak gitu." Kata Reyna sambil tersenyum lebar.

Gue tersenyum sambil bersyukur karena gue suka sama orang yang tepat.

Kami turun dari mobil lalu mencari tempat duduk. Setelah kami duduk, gue dan Reyna segera memesan.

-

"Sumpah itu sop buntutnya enak banget!" Kata Reyna saat kami sudah kembali ke mobil.

"Enak kan?" Kata gue.

"Bangeeeet." Jawab Reyna sambil mengguncangkan lengan gue.

Gue terkekeh pelan. Merasakan sentuhan Reyna membuatku senang. Hehe.

"Mau kemana lagi abis ini?" Tanya gue.

"Kemana aja, terserah lo." Jawab Reyna.

"Udah jam 8 loh. Gak mau pulang aja?"

Sahabat-zone ♧ l.r.h | ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang