Aq usahakan tetap rajin update ya.
Jangan lupa VOMEN cyin
Gomawo...
=====
Merasa ada yang mengikutinya sejak tadi, gadis berkuncir kuda itu melangkahkan kakinya lebih cepat. Melewati jalanan yang becek akibat hujan tadi malam. Matanya menangkap sosok yang ia kenal dari pantulan kaca di sisi jalan.
Ia berdecak kesal. Sampai kapan kakaknya itu mengikuti gerak-geriknya? Satu ide muncul dalam pikirannya saat melihat gang kecil di depan sana. Ia tersenyum.
Show time.
*****
"Mooomm! Lihat apa yang dilakukan Kate padaku?!"
Seperti biasa, Emily selalu mengadu pada sang ibu. Katherine yang berada di sampingnya mendengus sembari memutar bolamata jengah.
"Dasar pengadu!" Tuturnya dengan nada sinis.
"Astaga Emy!" Grace yang baru saja keluar dari arah dapur, terkejut melihat kondisi salah satu putrinya. Ia menoleh pada Katherine yang berdiri di samping masih dengan tatapan menyelidik. "Kate, apa kau yang melakukannya?"
Katherine mengedikkan bahu. "Aku merasa tidak melakukan apa-apa!" Jawabya tak acuh.
Grace menatap Katherine menunggu jawaban yang jujur dari mulut gadis yang kini sudah beranjak remaja.
Jengah karena terus-terusan ditatap seperti itu. Katherine menghela nafas. Sebenarnya apapun yang akan ia jelaskan nanti, tetap saja tidak mempunyai pengaruh apa-apa. Emily selalu jadi korban dan ia jadi pihak tersangka.
"Emy selalu mengikuti ke manapun aku pergi, Mom! Seperti tidak punya kerjaan saja!" Kesalnya sembari mendelik pada saudari tirinya.
Sebenarnya Katherine tidak berniat melakukan itu. Tapi melihat kakaknya yang selalu saja mencari masalah, sekali-kali mengerjainya tidak masalah bukan?
Ia mengingat kejadian setengah jam lalu. Saat melihat gang kecil di depannya, Katherine bersembunyi. Tepat ketika Emily ingin berbelok, gadis bermata hijau itu mengejutkannya hingga Emily pun terjatuh.
Dan sialnya bagi Emily namun kepuasan bagi Katherine, Emily jatuh tepat di atas kubangan lumpur.
Menghela nafas, Grace menjawab, "Itu karena ia ingin menjagamu, Kate!"
Tentu saja Grace berbohong. Ia sangat mengenal putri kandungnya dan itu sama sekali bukan sifat Emily.
"Menjaga?" Katherine mendengus. Emily selalu saja mencari masalah dengannya mana mungkin saudarinya itu berniat menjaga, mencelakakan mungkin benar.
Grace tidak dapat memungkiri kalau sifat iri Emily masih terus ada sampai sekarang. Seringkali ia dibuat jengkel dengan ketidak-akuran keduanya. Padahal Usia keduanya sudah menapaki masa remaja. Bahkan Emily sudah duduk di bangku kuliah semester empat, sementara Katherine sebentar lagi menyelesaikan high school-nya. Tapi tetap saja keduanya berperilaku seperti anak kecil.
Tidak mau keadaan makin runyam, Grace menyuruh Katherine untuk masuk kamar. "Kate, masuk kamar! Minggu depan kau ujian, jadi banyaklah belajar!" Perintahnya sambil menuju tangga.
Jengah dengan situasi, Katherine pun menuruti perintah ibunya. "Yes, Mom!"
Ketika melewati Emily, Katherine menjulurkan lidahnya. Setengah berlari ia menuju ke arah tangga untuk naik ke lantai atas di mana kamarnya berada.
Emily berjalan di belakang ibunya yang kembali menuju dapur. "Kenapa Mommy selalu bersikap baik padanya? Bukankah Mommy sering dibuatnya kesal?" Protes Emily.
KAMU SEDANG MEMBACA
Obsession of Love (SELESAI)
ChickLitADULT STORY Christian Johnson, pemuda tujuh belas tahun yang penuh dengan intimidasi dan cukup ditakuti oleh ibu dan adikny-Emily, bertemu dengan Katherine-gadis kecil bermata hijau di pernikahan kedua orangtua mereka. Detik itu juga ia menyukai gad...