34. No Tittle

27.5K 2K 86
                                    

Hai hai, ada yang kangen?

Maafkeun ya, bulan ini memang supersibuk sekaleee... setelah 2 minggu akhirnya aku bisa update lagi.

Harap maklum klo bab ini pendek. Ketimbang ga di update, hayooo...

Aku cinta kalian, yang sudah setia nungguin lapak ini dan ga lari ke mana-mana.

Jangan lupa VOTE dan KOMENT, karena itu sangat berarti banget buat aku #ceileh.

Happy Reading

=====

Katherine mengelus perutnya yang masih rata. Usia kehamilan yang belum genap dua bulan masih terlalu kecil untuk membuat perutnya membuncit. Ditambah lagi selera makannya menghilang sejak kejadian hari itu. Tubuhnya yang dulu sedikit berisi, kini kurus. Dari artikel yang Katherine baca, memang ada sebagian dari ibu hamil kehilangan selera makan ketika mengandung.

Wanita itu mengalihkan tatapannya pada pekarangan yang ditumbuhi berbagai tanaman yang sedap dipandang mata dari atas balkon kamarnya. Tetap saja semua hal tersebut tidak bisa menutupi hatinya yang gundah gulana.

Pikirannya terusik saat pendengarannya menangkap suara pintu yang terbuka dan tak lama tertutup kembali. Ia menoleh dan mendapati seorang pria tengah berjalan ke arahnya dengan membawa nampan yang di atasnya terdapat segelas susu dan juga cemilan kecil. Katherine menghela nafas berat. Ia tidak begitu suka susu, biasanya Christian selalu memberinya segelas cokelat hangat.

Christian. Menyebut nama itu rasanya ada sesuatu yang menggelitik hatinya. Apa ia merindukan pria yang sudah membuatnya menderita? Apa ini hanya bawaan bayi yang menghuni rahimnya?

"Setidaknya kau harus menghabiskan susu ini, Kate!" ujar pria itu menyadari perubahan raut wajah Katherine. Wanita itu hendak menjawab, tapi pria itu langsung melanjutkan perkataannya. "Ingat bayi yang ada dalam kandunganmu itu!"

Dengan berat hati Katherine mengulurkan tangannya, mengambil gelas yang berisi susu dan meminumnya sedikit demi sedikit. Merasakan mual pada perutnya, Katherine bermaksud meletakkan kembali gelasnya. Pria itu mendelik. "Habiskan, Kate!"

Mengerucutkan bibir sambil berdecak kesal, akhirnya Katherine meminum susu tersebut sampai habis.

"Aku tidak suka susu, Ton!" gerutunya sembari meletakkan gelas yang sudah kosong.

Lelaki itu mengulum senyum sembari mengelus kepala Katherine penuh kasih sayang. "Itu untuk kesehatan bayimu, Kate." Tony menghela nafas. "Seandainya kau menerima lamaranku..." gumamnya pelan, namun mampu ditangkap oleh indera pendengar wanita itu.

Katherine menujukkan wajah sedih. "Maafkan aku, Ton!"

Tony tersenyum lirih. "Aku masih belum menyerah untuk mendapatkan hatimu, Kate," gumamnya pelan sarat akan pengharapan. Setelah mengatakan hal tersebut, pria itu keluar dari kamar Katherine. Meninggalkan wanita itu terpekur sendiri.

"Maafkan aku, Ton! Aku memang membenci pria itu. Tapi tidak bisa kupungkiri kalau di dalam sini ..." Katherine menekan dadanya. "Aku masih mencintainya. Bodoh memang!" ucapnya dengan nada getir.

*****

"Apa yang kalian bicarakan?" sontak keduanya menoleh ke arah pintu.

"Chris? Apa kau sudah lama berdiri di sana?" tanya Natasya setelah berhasil menguasai rasa terkejutnya.

"Tidak terlalu lama," sahut Christian, Natasya menghela nafas lega. Setidaknya laki-laki itu tidak mendengar apa yang baru saja ia bahas dengan Alexander. "Tapi cukup untuk mendengar soal kehamilan Kate!" sambung laki-laki itu tanpa memutus kontak matanya pada Alexander. Sontak perkataan Christian kembali membuat Natasya memucat.

Obsession of Love (SELESAI)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang