3. You're mine

70.4K 4.1K 168
                                    

Repost

====

"Ada yang mau aku bicarakan," ucap Christian formal. Ia memang tidak pernah memanggil Smith dengan sebutan 'Daddy' secara langsung, kecuali di depan Katherine. "Empat mata!" Sambungnya.

Smith mengangguk menyetujui, mereka masuk ke dalam ruang kerja setelah menyelesaikan sarapan. Katherine dan Emily sudah pergi ke Sekolah diantar sopir. Ini pertama kalinya Christian tidak mengantarkan gadis itu.

Semalaman ia sudah berpikir. Menjauh dari Katherine sementara waktu tidak ada salahnya. Ia hampir lepas kontrol tadi malam, jika tidak mengingat masa depan gadis itu. Christian tidak mau Katherine membencinya. Jadi untuk sementara waktu, ia rasa ini keputusan yang tepat.

Belum sempat Smith duduk di kursi kebesarannya, ucapan Christian cukup membuatnya terkejut. "Aku bersedia melanjutkan study ke London!" Tutur Christian langsung.

"Apa yang membuatmu berubah pikiran Chris?" Tanya Smith penasaran.

Kemarin baik Smith maupun Grace mati-matian berusaha membujuk Christian tapi laki-laki itu tetap keukeh dengan pendiriannya.

Christian menyeringai, "Aku mempunyai syarat!" Ucapnya mengabaikan pertanyaan Smith.

Pria berumur empat puluh dua tahun itu mengerutkan keningnya. "Apa?"

"Tidak sekarang." Kerutan Smith makin dalam, tidak mengerti dengan syarat yang Christian minta. "Aku akan memintanya nanti," sambung Christian. "Apa kau setuju?" Tanyanya.

Sebenarnya Smith ragu, tapi ia tidak punya pilihan lain. "Baiklah, Daddy setuju!" Lagipula itu urusan nanti, pikir Smith. "Semoga saja permintaanmu tidak aneh-aneh," sambungnya.

Tentu saja Christian tidak meminta hal yang aneh. Ia hanya menginginkan sesuatu yang dimiliki Smith. Apapun akan dia lakukan agar keinginannya tercapai.

"Daddy juga punya permintaan."

Tentu saja Smith tidak sebodoh yang Christian kira. "Daddy ingin kau memegang perusahaan daddy setelah study-mu selesai sementara waktu. Kate masih kecil, setelah ia dewasa baru daddy akan mengalihkan perusahaan ini padanya tapi tentu saja tetap kau yang membantunya," lanjutnya.

Tidak ada jawaban dari bibir Christian. "Bagaimana Chris? Apa kau setuju?"

Christian menimang-nimang permintaan Smith. Tidak ada salahnya memegang perusahaan yang dipercayakan kepadanya. Ini justru akan menguntungkannya karena Grace tidak bisa berkutik lagi jika ia memegang kendali sepenuhnya. Bahkan ini akan membuatnya semakin kuat.

"Baiklah aku setuju," putus Christian akhirnya.

"Deal!" Smith mengulurkan tangannya.

"Deal. Jangan lupa janjimu, aku akan menagihnya nanti.

"Tentu saja. Daddy akan berusaha memenuhi permintaanmu." Smith sambil menepuk pundak anak tirinya. "Setidaknya daddy sekarang merasa lega, karena kau mau meneruskan perusahaan daddy!" Ucap Smith tulus.

*****

TOK TOK TOK.

Katherine mendengar suara ketukan di belakangnya. Belum sempat ia beranjak untuk membuka pintu, sosok itu kembali muncul dari balik pintu.

"Love?"

Mengetahui sang kakak yang masuk, Katherine kembali berbalik dan meneruskan tugas sekolahnya.

"Apa yang kau kerjakan?" Katherine tidak menjawab. Christian mendekati gadis itu dan melihat tugas sekolah yang cukup banyak. "Apa sulit?" Tanyanya lagi, kali ini Katherine mengangguk.

Obsession of Love (SELESAI)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang