Normal p.o.v
Aku masih mematung di depan pintu apartemen. Pikiranku kacau, ottokhe eomma? Apa yang harus anakmu ini lakukan? Apa aku harus melakukan sebuah pengorbanan seperti yang eommaku lakukan.
Ne! Aku harus membantu hyeon jung!
Aku segera membereskan semua barang-barangku dengan cepat. Kemudian mengirim pesan pada orang yang memata-matai min ah untuk menyediakan taksi untukku di bandara nanti.
Aku bergerak cepat menuju bandara, pakaian lusuh, dan rambut yang benar-benar sangat berantakan. Aku mengambil pesawat yang berbeda dengan hyeon jung--karena pesawat yang ditumpangi hyeon jung sudah penuh.
Ini masih dini hari, tapi kenapa pesawat penuh seperti ini. Yaishhhh, kesialan macam apalagi yang menimpaku sekarang ini? Aku mencoba menghela nafas berulang kali, mencoba menenangkan fikiranku.
Namja itu bahkan tidak mendengarkanku sama sekali, benar-benar keras kepala!
***
Akhirnya aku sampai di bandara, mencoba menelusuri semua bagian bandara ini. Namja itu bahkan sudah tidak terlihat lagi! Dia pasti sudah dalam perjalanan ke rumah min ah.
Aku melirik ke arah supir taksi yang sudah membukakan pintu untukku. "Nona shin hye?"
"Ne-- aku shin hye." Aku segera masuk kedalam taksi dan memberitahukan tempat kemana aku ingin pergi.
Diperjalanan aku terus mengoceh pada ahjussi yang menyupir taksi yang kunaiki ini. Aku tahu dia pasti bosan mendengar ocehanku.
"Waeyo ahjussi, kenapa kita berhenti?"
"Itu, ada mobil yang menghalangi jalan!"
Aku membaca plat nomor yang terpampang di mobil yang menghalangi jalan itu. Omo... itu mobil hyeon jung.
Aku bersiap untuk turun. "Aku turun disini saja, ini." Aku memberikan sejumlah uang pada ahjussi yang menyupir taksi dan kemudian turun dari taksi tersebut.
Aku mendekati hyeon jung yang berposisi membelakangiku. Saat itu aku melihat seseorang berbaju hitam yang sudah bersiap melemparkan tembakan dari pistol yang ia pegang, dan itu mengarah ke hyeon jung!
Aku berlari dan menutupi tubuh namja itu dengan tubuhku.
Daarrr...
Darrr...
Dua peluru yang di tembakkan itu berhasil menembus perutku. Dengkulku menyentuh tanah dan kemudian aku jatuh terbaring sambil terus memegangi perutku yang sudah terlumuri darah.
"Shin hye!!"
Namja yang memanggilku itu langsung menghampiriku dan menopang kepalaku di lengannya. Aku melihat wajahnya yang benar-benar memerah dan matanya yang mulai ber-air.
Aku tersenyum pada namja itu. "Dasar keras kepala, aku sudah katakan padamu agar kau jangan pergi. Kenapa kau tidak mendengarkanku?" Ucapku lirih.
"Mianhae shin hye!" Namja mendekapku.
Aku melihat orang berpakaian hitam itu lagi di sudut sana. Sepertinya dia sudah bersiap untuk menembak hyeon jung lagi. Dengan sekuat sisa tenaga yang aku miliki, aku mendorong hyeon jung yang tadi berposisi mendekapku.
Darr..
Sekali lagi tembakan itu mengenai tubuhku. Pandanganku mulai menghitam, aku masih mendengar suara teriakan namaku,dan suara deru khas mobil polisi, tidak lama kemudian akhirnya aku kehilangan kesadaran.

KAMU SEDANG MEMBACA
[1] Matchmaking Sucks
Fiksi PenggemarMenikah tanpa mengenal satu sama lain. Ya, itulah yang dialami Park shin hye. Tapi semuanya [salah], ternyata shin hye mengenal calon suaminya itu. Dia adalah sosok yang sangat menyeramkan di mata shin hye. Copyright © 2016 by; Instyy