S e b e l a s

1.2K 81 3
                                    

Aku sedang membereskan semua barang-barangku. Hari ini aku akan pindah ke rumah hyeon jung. Setelah dua bulan berlalu rasanya untuk membuka hatiku untuk orang lain--itu adalah perkara yang sulit, dan menyesakkan hatiku.

Tapi, hyeon jung sudah terlalu baik padaku. Selama dua bulan ini di sudah menghiburku, membuatku perlahan-lahan mengenyahkan semua tentang jong suk. Aku merasa tidak enak hati jika terus mengabaikannya, Aku akan mencoba untuk perlahan-lahan membuka hatiku untuknya. Perlahan-lahan--dan itu bukan berarti dengan waktu singkat.

Aku menatap layar ponselku yang terpampang fotoku dan jong suk. Aku segera mengganti walpaper ponselku dengan fotoku bersama hyeon jung saat di paris.

Semuanya akan kumulai dari sekarang!

Mengubur dalam-dalam semua tentang jong suk dan mulai membuka hatiku untuk hyeon jung. Walaupun itu memakan waktu yang tidak singkat.

Setelah selesai merapihkan semua yang perlu ku bawa ke rumah hyeon jung--aku segera me-line hyeon jung, memintanya untuk segera menjemputku.

Aku menghempaskan tubuhku di sofa, kemudian menyalakan TV untuk sekedar melepas kejenuhan sampai hyeon jung datang.

Ting.. tong..

Dia sudah datang? Cepat sekali! Tapi, ah mungkin saja dia memang sudah berangkat sebelum aku mengirimkan pesan di line.

Aku segera membukakan pintu.

Ternyata?

Bukan hyeon jung yang datang! tapi ahjumma--dengan air wajah yang membuatku de ja vu tentang kejadian di masa lalu. Dimana ahjumma datang dan memberikan kabar buruk yang membuat jantungku hampir berhenti berdetak.

"A--ah--ahjumma?" Ucapku terbata-bata.

Ahjumma tanpa berkata apapun langsung memelukku sangat erat. "Waeyo ahjumma?"

Ahjumma melepaskan pelukannya. "Jong suk--" ahjumma tidak melanjutkan perkataannya.

God.

Kuharap ini bukan kabar buruk!

"Ada apa dengan jong suk?"

"Dia--dia, dia sudah meninggal." Ucap ahjumma lirih.

Deg.

Rasanya detak jantungku berdetak tak beraturan. Tubuhku melemas, sampai aku hampir terjatuh. Untung saja ada hyeon jung yang tiba-tiba datang dan menahan tubuhku.

....

Aku duduk di sofa setelah ditatah oleh hyeon jung, karena keadaanku yang shock berat.

"Jadi, sebenarnya apa yang terjadi?" Tanyaku lemas.

"Jong suk terkena kanker otak." Jelas ahjumma yang membuatku membulatkan mata.

"Lalu kenapa dia tidak pernah cerita padaku? Dia malah mencampakkanku dan pergi dengan yeoja lain, Apa sebenarnya yang dia inginkan?"

"Jong suk hanya tidak ingin membuatmu terpukul karena kepergiannya. Dia ingin melihatmu bahagia tanpa kehadirannya, dia melakukan semua yang menyakitimu agar kau tidak merasa sedih ketika dia pergi, hanya itu yang dia katakan pada ahjumma."

Air mataku mulai menetes tak beraturan. "Jong suk bodoh! Bodoh! Kenapa kau harus seperti itu? Seharusnya aku ada disampingmu saat kau sedang kesakitan. Harusnya aku ada untuk menemanimu, kenapa kau malah berfikir bodoh seperti itu, hiks.. hiks." Gumamku sambil terus menangis.

Hyeon jung mengelus bahuku lembut. "Apa sekarang kita bisa ke tempat abu jenazah jong suk disemayamkan?" Tanya hyeon jung pada ahjumma.

Ahjumma mengangguk.

***

Aku hanya bisa menatap nanar, abu jenazah jong suk. Apa semua ini nyata? Tidak bisakah ini menjadi mimpi saja?

Hatiku terlalu rapuh untuk bisa melukiskan senyum. Hatiku terlalu rapuh untuk bisa dikokohkan kembali. Hatiku terlalu rapuh untuk bisa kuajak berjalan menyusuri hati lain. Tapi, walaupun begitu--aku akan melakukan seperti yang kau mau jong suk-ah. Aku tidak akan sedih berkepanjangan, aku akan melanjutkan hidupku dengan baik. Aku janji.

"Ayo kita pulang!"

Hyeon jung menatapku bingung. "Kau baik-baik saja kan?"

"Hn." Ucapku sambil memanggut-manggutkan kepalaku.

"Ayo ahjumma." Ucap hyeon jung pada ahjumma.

"Anio, aku akan pergi ke suatu tempat terlebih dahulu, kalian pulang duluan saja." Jelas ahjumma.

"Baiklah." Ucap hyeon jung.

Aku dan hyeon jung berjalan menuju arah tempat parkiran.

"Hyeon jung-ah." panggil ahjumma lagi.

Hyeon jung berbalik. "Ne?"

Ahjumma tersenyum tipis. "Jong suk menitipkan shin hye padamu." Ucap ahjumma dan setelah itu pergi.

....

Aku dan hyeon jung sudah berada di dalam mobil milik hyeon jung. Setelah yang ahjumma katakan, entah kenapa hyeon jung mendadak membisu.

Hyeon jung memegang tanganku. "Aku janji akan selalu ada untukmu." Ucap hyeon jung lembut.

Aku memeluk hyeon jung. "Gomawoyo hyeon jung-ah, kau sudah sangat baik padaku. Aku juga berjanji akan mencoba untuk mencintaimu."

Hyeon jung melepaskan pelukanku, kemudian menatap lurus kedepan. "Jika tidak bisa, jangan paksakan hatimu."

Aku menggenggam tangan hyeon jung. "Pasti bisa." Ucapku dan setelah itu tersenyum.

"Kau yakin." Tanya hyeon jung lagi.

"Ne."

Cup.

Hyeon jung mencium keningku singkat. "Aku mencintaimu." Gumam hyeon jung.

Dan sekarang, kisah cintaku dimulai dari awal lagi. Awal yang mungkin akan terasa pahit terlebih dulu. Gomawo jong suk-ah, karena kau pernah hadir di kehidupanku dan memberikanku cinta tulus darimu. Kau akan selalu kusimpan didalam lubuk hatiku yang paling dalam. Aku tidak akan pernah melupakanmu dan cintamu yang pernah membuatku tersenyum dan tertawa bahagia.

*****TBC*****

Anyeong:)

Mian kalo ceritanya tambah gajelas gitu, hehe.

Makasih buat yang selalu baca dan voment cerita absurdku ini:)

Nss310316

[1] Matchmaking SucksTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang