T i g a b e l a s

1.4K 82 3
                                    

Aku membuka mata dengan perlahan, kemudian mengedarkan pandangan ke sekeliling ruangan serba putih tempat keberadaanku sekarang. Tempat yang paling ku benci, rumah sakit!

Aigoo! Kenapa harus tempat ini lagi sih!

Aku mencoba untuk duduk dengan perlahan, rasanya kepalaku sakit sekali. Tapi? Bagaimana dengan hyeon jung? Apa dia baik-baik saja? Aku harus menemui hyeon jung! Sesegera mungkin aku beranjak dari kasur rumah sakit ini.

Cklek.

Suara decitan pintu membuatku menghentikan gerakku. "Appa?"

Appa berlari kecil ke arahku. "Kau mau kemana?"

Aku menatap appa bingung. "Kenapa appa disini?"

Appa menghela nafas. "Aigoo.. apa kau pikir aku sejahat itu, saat putriku satu-satunya kecelakaan apa aku akan mengabaikannya?" Ucap appa seraya berkacak pinggang.

"Ne, mianhaeyo appa." Ucapku sambil menunduk.

Appa memelukku. "Syukurlah kau baik-baik saja, aku tidak tahu akan jadi seperti apa jika kau tidak selamat dalam kecelakaan itu."

Aku merenggangkan pelukanku. "Tapi, bagaimana dengan keadaan hyeon jung?"

Appa tidak menjawab.

"Appa.."

"Hyeon jung--koma." Ucap appa ragu.

Aku membulatkan mata sempurna. "Mwoya? Appa aku ingin melihat keadaan hyeon jung sekarang!"

"Tapi--"

Aku memotong perkataan appa. "Aku mohon.."

"Yasudah, sebentar-- appa ambilkan kursi roda untukmu." Ucap appa dan kemudian meraih kursi roda yang berada dekat pintu.

Appa mendorong kursi rodaku, ke arah ruangan ICU.  "Appa."

"Waeyo?" Sahut appa.

"Apa polisi sudah melakukan penyelidikkan kecelakaan yang kualami ini?" Tanyaku pada appa.

"Ne,"

"Kurasa aku tahu siapa dalang dibalik semua ini."

Appa mengernyitkan dahi. "Nugu?"

"Min ah, namanya min ah. Aku tidak tahu sekarang dia tinggal dimana, tapi aku punya nomor teleponnya."

Akhirnya appa menelepon pihak kepolisian dan memberitahu tentang min ah.

....

Aku hanya bisa memandang naas hyeon jung yang sudah terbaring lemah di hadapanku, semua alat bantu terpasang di tubuhnya. Aku tidak tega melihatmu seperti ini hyeon jung-ah.

Tes.

Bulir-bulir bening sudah mulai bertetesan dan mengalir dipipiku. Aku tak mengerti bagaimana cara mengekspresikan perasaanku saat ini. Intinya melihat hyeon jung yang seperti ini membuat hatiku sangat tertegun.

"Kau harus bangun hyeon jung-ah, aku tidak bisa hidup tanpamu, hiks.. hiks.. kumohon bangun...."

"Hyeon jung-ah...."

Aku tidak mengerti? Kenapa hidupku seperti ini. Aku hanya berharap mempunyai kehidupan normal seperti orang-orang. Bertemu dengan sosok yang mencintainya, mulai berkencan, menikah, mempunyai anak yang manis, lalu menjalani kehidupan di hari tua bersama. Tidak bisakah hidupku berganti menjadi seperti itu saja? Aku lelah dengan semua ini.

Aku lelah!

Disaat orang-orang bahagia dengan cintanya, kenapa aku tidak pernah merasa bahagia? Kenapa aku tidak pernah bahagia dengan masalah percintaan? Apa aku bahkan tidak pantas mendapatkan cinta?

oo0oo

Aku keluar dari ruangan tempat hyeon jung berbaring lemah dan mendapati appa yang masih setia menunggu di depan ruangan tersebut. "Appa."

Appa membalikkan tubuhnya. "Ne," kemudian appa menghampiriku. "Sekarang kau sudah tahu keadaan hyeon jung kan? Dia yang menyelamatkanmu, dia bahkan rela menaruhkan nyawanya untuk melindungimu. Appa tidak salah menjodohkanmu dengannya, dia sangat baik, persis seperti ayahnya." Jelas appa seraya menatapku nanar.

"Ne, appa tidak pernah salah. Appa selalu memberikanku yang terbaik." Ucapku sambil menatap appa dan tersenyum tipis padanya.

Appa mengelus puncak rambutku. "Itu semua karena appa menyayangimu."

Drt.. drt..

Ponsel appa berbunyi, ia segera menggeser tombol hijau di ponselnya dan menempelkannya di telinga.

Setelah selesai berbincang di telepon, appa malah menatapku dengan tatapan bingung. "Waeyo appa?

Appa meletakkan ponselnya di saku celana yang ia pakai. "Kau bilang min ah dalang dari kecelakaan yang kau alami? Jadi dia yang sengaja memotong kabel rem mobil yang kau naiki bersama hyeon jung?"

"Ne,"

"Tapi--belum lama ini orang yang kau sebut bernama min ah itu sudah meninggal karena bunuh diri." Jelas appa.

Aku terbelalak kaget, "Aigoo.." gumamku.

Lalu--jika bukan min ah dalang dari semua ini, siapa yang sengaja mencelakakanku dan hyeon jung? Apa ada orang lain yang mempunyai dendam pada hyeon jung?

*****TBC*****

Maaf kalo ceritanya tambah gaje :3

Vommentnya jan lupa yah:) krisarnya juga boleh, aku terima kok apapun itu:)

Gomawoyo:*

Nss050416

[1] Matchmaking SucksTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang