Istana Abyan

93 4 0
                                    


"Innara jangan lari nanti kamu terjatuh" tangannya yang besar berusaha memegang tangan gadis kecil itu. Itu dia tangan hangat ayahku,,tangan yang selalu membimbingku disaat aku terjatuh,, tangan yang selalu menghapus air mataku di dalam kesedihan tangan itu tangan seorang ayah yang ku rindukan

" ayahhh ayo bantu aku menangkap kupu-kupunya" teriak gadis kecill itu penuh dengan kegembiraan

" tidak bisa sayang mereka terlalu tinggi dan terbang dengan cepat" ayah mengikutiku di belakang dengan berlari kecil dengan terkekeh kecil

"Kenapa berhenti apa kamu sudah lelah" tanyanya dengan khawatir,tangan hangatnya menyentuh pipi gembul wanita kecil itu kulitnya yang  berwarna putih mulus hidung mancung kecilnya dengan  mata besar hazelnya. Dengan penuh kesempurnaan memahat wajah kecilnya" ada apa dengan wanita kecil ayah?."

" ayahh aku juga ingin terbang" kata gadis kecil itu mengerjapkan matanya dengan lucu membuat lelaki itu terkekeh

" tidak sayang kau tidak memiliki sayap
Jawabnya dengan kasih penuh sayang

" apa ayah menyayangiku" tanya polos gadis kecil itu kepada ayahnya tanpa sabar

" tentu saja ayah sangat sayang padamu ayah akan melakukan apa saja untukmu sayang" lelaki itu menjawab dengan antusias bersama kekehhan gelinya

" kalau begitu buatkan aku sayap yahh..aku ingin terbang seperti kupu-kupu itu. Terbang bebas yahh" jawab gadis kecil itu antusias

" ayah tidak bisa membuat sayap sayang" jawab lelaki itu penuh dengan penyesalan

  Tiba-tiba lelaki itu berdiri melepaskan genggamannya dari gadis kecil itu,,mundur tiga langkah kebelakang dengan senyum yang mengembang

" ayahh mau kemana" tanya gadis kecil itu khawatir air mata sudah hampir menetes dari pelupuk matanya,,pipinya gembulnya berubah merah terlihat wajah ketakutannya

" ayah akan meminta ijin dulu apa kamu boleh memiliki sayap seperti ayah" langkah demi langkah ia mundur kebelekang  memperjelas jarak antara mereka yang semakin menjauh,,senyum lebar yang tak hentinya ia berikan kepada gadis kecil itu

" ayahh jangan pergi aku tidak mau sendirian...ayahh jangan tinggalkan aku"
Gadis kecil itu mulai terisak saat melihat sosok ayahnya sedikit demi sedikit hilang ditelan oleh cahaya tangannya tak berhenti terulur kearah ayahnya tangisannyapun semakin menjadi

" ayahhhhhhh....ayahhhh"

"Ayahh.." aku terbangun dari tidur dengan peluh yang sudah membanjiri tubuhku aghhh!! Mimpi itu lagi 10 tahun sudah berlalu tapi kenapa mimpi dari kenangan buruk itu terus saja menghantui tidurku mimpi yang semakin membuat aku tidak mau untuk ditinggalkan,mimpi yang menguatkan tekadku untuk tidak pernah percaya akan cinta lagi. Karna aku sangat takut untuk ditinggalkan..yaa tuhan kenapa engkau tidak membiarkan aku melupakan mimpi ini saja aku sudah lelah...

Terbangun dari mimpi burukku,, yahh aku disini,,di dunia yang tak ada ayah lagi dalam hidupku. Didunia yang dimanaaku hanya hidup sebatang kara. Setiap mengingat kata-kata itu selalu tertoreh luka dihatiku menambahkan luka yang lama,,bahkan air matapun sudah tidak mampu untuk keluar lagi.

Sudah satu jam berlalu tapi tubuhku masih dengan posisi yang sama dengan posisi ketika aku bangun tadi. Mataku nyalang menatap langit-langin dengan tatapan kosong. Aku lelah aku tak bertenaga bahkan hanya untuk bangun.

Mencoba mengalihkan pandanganku kesisi kanan dan kiriku,,yahh aku sudah tidak di kamar kumuh berantakanku lagi. Aku sekarang berada di kamar yang sangat luas  dan nyaman, ini adalah kamar milik kekuarga pranaja. Sebuah keluarga yang setahuku sangat kaya raya..

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Apr 03, 2016 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

The Game Of Love And DestinyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang