"Stop it guys!" Aku dan Niall sontak berteriak.
Ternyata benar yang kami duga. 2 orang sahabat kami bertengkar lagi. Yaitu Harry dan Zayn.
"Hei, stop! Kalian ini pagi pagi udah ribut." Aku melerai mereka.
Walaupun mereka bertengkar hanya jambak jambakan rambut, mereka membuat 1 kelas heboh.
"Udah ayo bubar bubar." Ujar Niall kepada teman teman sekelas, sambil menyibak nyibakkan tangannya.
Akhirnya mereka bubar dan kembali melakukan aktifitas masing masing.
"Kalian kenapa ribut sih? Pagi pagi juga." Kataku.
"Hahahaha, kalian tadi lucu sekali. Seharusnya aku memfoto ekspresi wajah kalian." Kata Niall yang sedari tadi tak berhenti tertawa, sambil memegangi perutnya.
"Si keriting itu yang memulai duluan" kata Zayn.
"What! Justru kau yang mulai duluan. Mana ada yang bisa menyaingi rambut indahku ini. Seharusnya kau sadar jika jambul mu itu lebih jelek daripada rambut keritingku." Kata Harry. Mereka beradu mulut. Sedangkan tawa Niall semakin menjadi jadi.
'Mulai lagi deh. Dan Niall kenapa nggak ngelerai. Malah ngakak terus' batinku.
"Hei.. Udah udah lupain. Ayo saling bermaafan." Kataku.
Zayn dan Harry tidak menghiraukanku dan masih terus beradu mulut. Niall melihatku yang tidak dihiraukan mereka malah tertawa semakin keras.
"Guys!" Suaraku meninggi dan akhirnya mereka diam sambil memandangku.
"Kalau ada orang ngomong didengerin dong." Aku melipat tanganku didepan dan mengerucutkan bibirku.
NIALL'S POV
'Wah, dia akan marah nih. Sebaiknya aku pergi dulu ah.' Batinku.
"Oh ya, aku mau ke toilet dulu ya."
Aku segera berlari kedepan kelas. Dan aku bisa mendengar Kaylee memarahi Zayn dan juga Harry.
'Haha.. Untung saja aku segera keluar dari kelas. Ah! Itu Louis dan Liam. Aku samperin mereka saja.'
Aku bercerita kepada Louis dan Liam apa yang terjadi barusan. Dan mereka juga tertawa setelah mendengarnya.
****
Krring... Krring.. Krring..
Bel masuk sekolah berbunyi. Aku Louis dan Liam segera memasuki kelas.
"Hai nak, apa kau habis dimarahi ibu gurumu?" Tanya Liam dengan nada seorang ibu kepada Zayn dan Harry saat dikelas.
Zayn dan Harry hanya tersenyum kecil dan mengangguk. Mereka memasang wajah baby face pada Liam. Sontak kami semua tertawa bersama. Bahkan Kaylee juga. Mungkin marahnya sudah hilang. Kami duduk di tempat masing masing dan mulai memperhatikan pelajaran.
****
KAYLEE'S POV
"Ayo guys, waktunya pulang."
Aku beranjak dari tempat dudukku dan keluar kelas bersama the boys. Karena aku perempuan sendiri, aku memanggil mereka the boys.
"Kay, kita mampir ke Starbucks yuk." Ajak Niall.
"Kau saja, dengan yang lainnya. Aku ingin langsung pulang." Kataku. Hari ini cuaca panas sekali dan aku ingin cepat cepat pulang.
"Ayolah Kay, takkan lama kok" ujar Louis.
"Pliss." Mereka mengatakannya dengan memasang puppy eyes.
"Okay, ayo berangkat." Aku selalu tak tahan apabila ke 5 sahabatku bertingkah seperti ini.
****
Kami turun dari mobil dan segera memasuki Starbucks.
"Apa kau pesan seperti biasa? Aku yang akan memesannya untukmu. Kau mencari meja saja." Kata Niall.
"Okay." Kataku sambil mencari meja untuk tempat duduk kami.
Tak lama kemudian the boys menuju tempat yang kududuki."Thanks Ni." Kataku saat Niall menyodorkan minumanku.
"Yes, princess." Ujar Niall.
Aku dan the boys bercanda bersama. Sampai akhinya aku capek tertawa dan meminum habis minumanku.
"Hei Kay, mulutmu belepotan sekali. Hahaha." Ujar Harry sambil membersihkan mulutku dengan tissue.
"Thanks, Haz." Kataku sambil tersenyum padanya.
"You're welcome." Ujar Harry.
NIALL'S POV
'Kenapa aku tak suka jika Harry berbuat itu pada Kaylee? Apakah aku cemburu pada Harry? Ah tidak. Harry dan Kaylee itu sahabatku dan aku tak boleh berfikiran jelek seperti ini.'
Dengan cepat aku membuang semua fikiran burukku dan mulai bercanda dengan sahabatku lainnya.
▶▶◀◀
Hai... Gimana ceritanya? Boring kah? Jangan lupa vomments ya.. Di chapter ini kalian tau nggak kalo ada bagian yang ngeganjel? Hayoo :)♥Mrs. N♥
KAMU SEDANG MEMBACA
History ✔️
FanfictionSepasang sahabat yang saling berbagi dan bersama dalam keadaan apapun. Dengan seiring berjalannya waktu, tumbuh rasa sayang yang lebih dari seorang sahabat di hati mereka. Namun mereka ragu untuk mengakuinya. "I dont know since when I started to lov...