H23. Ending

629 48 11
                                    

Satu bulan kemudian

"Aku akan menjemputmu nanti. Beritahu aku jika kau sudah pulang ya!" Seru Niall. Saat ini kami sedang berada di mobilnya. Walaupun aku tidak satu universitas dengannya, dia tidak pernah absen untuk mengantar jemputku.

"Okay boss!" Seruku.

Lalu Niall mengecup dahiku selama beberapa detik, lalu melepaskannya. Dan kesekian kalinya, serasa ada kupu-kupu yang berterbangan di perutku.

"See you, princess."

"See you too prince."

"I love you princess."

Aku hanya terkekeh pada Niall. Dia sering mengatakan itu, tetapi aku belum pernah membalasnya. Lalu aku turun dari mobilnya.

Disaat aku memasuki gedung univeristas, aku melihat Harry dan Darcy yang sedang bersama. Makin akrab saja mereka, sejak kami bertiga satu universitas.

"Guys!"

Sontak mereka melambai dan datang ke arahku.

"Kay? Dimana Niall?" Tanya Harry.

"Oh, barusan dia berangkat."

"Ya sudah, apa kalian tidak masuk ke kelas kalian masing-masing? Aku mau ke kelas ku dulu ya." Pamit Harry.

"Baiklah." Kata Darcy.

Kebetulan aku dan Darcy dalam satu kelas.

"Kay akhir pekan besok apa kau sibuk?"

"Hm... Tidak, memangnya kenapa?"

"Bagaimana jika kita hang out berdua?"

"Okay! Aku setuju."

Setelah mengikuti beberapa kelas, akhirnya selesai juga kuliahku hari ini. Kebetulan saat aku baru masuk ke foodcourt ada Harry.

"Hei Haz." Sapaku lalu duduk di depannya.

"Hei Kay! Mana Darcy?" Tanya Harry.

"Mungkin masih ada kelas." ujarku. Harry mengangguk.

"Sekarang kau menunggu Niall?"

"Yap, aku sudah mengiriminya pesan barusan."

"Baiklah, lalu-- Hei! Bukankah itu mobil Niall?" Tanya Harry.

"Ya! Itu dia. Ayo Haz."

Kami berjalan menuju mobil Niall. Sedangkan Niall keluar dari mobilnya.

"Hey bro." Sapa Harry, lalu memeluk Niall ala pelukan lelaki.

"Yo, Harry."

"Harry, bagaimana jika kau pulang bersama kami?" Tanyaku.

"Ah, tidak. Aku bawa mobil kok, lagi pula aku masih menunggu Darcy. Kami janjian pulang bersama." Jawab Harry.

"Benarkah? Ehm. Harry, kau semakin dekat dengannya. Ayo Haz, nyatakan perasaanmu." Goda Niall, Harry membelalakkan matanya.

"Apa maksudmu Ni?" Tanya Harry, aku terkekeh melihat kelakuannya.

"Sudah Ni, jangan ganggu dia. Ayo kita pulang." Ajakku.

"Okay. Harry kami duluan."

"Baiklah, hati-hati."

****

Di tengah perjalanan pulang, setiap harinya aku dan Niall selalu membicarakan hal-hal yang terjadi di universitas masing-masing.

"Kay, kau tahu? Hari ini aku di buat malu oleh Zayn."

"Hahaha, memangnya ada apa?"

"Tadi di kampus kebetulan kami memiliki satu jam kosong yang sama. Zayn usul agar kita bertanding bola basket. Ya sudah, aku setuju. Lalu--"

History ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang