NIALL'S POV
Aku pergi meninggalkan mereka tanpa melihat wajah mereka. Kepalaku terasa penat sekali. Ada banyak masalah diantara aku dan para sahabatku.
Yang pertama Kaylee, dia masih tidak mau berbicara banyak denganku, dia hanya berbicara seperlunya. Dia terkesan cuek denganku. Aku sudah meminta maaf padanya dan sikapnya masih belum berubah. Ini membuatku merasa semakin bersalah karena aku melupakan janjiku. Aku jadi teringat saat Harry menggenggam tangan Kaylee. Aku merasa jika saja Kaylee sudah mencari sahabat baru dan melupakan aku.
Yang kedua, aku sangat sedih saat Zayn mengatakan hal itu padaku. Ini yang pertama kalinya aku dan Zayn bertengkar hebat seperti ini selama masa persahabatan kami. Diantara kami ada kesalah pahaman. Dan aku yakin pasti dia tidak bermaksud mengatakan seperti itu, karena dia sedang kesal.
Aku duduk dipinggir danau sambil berteduh dibawah pohon. Aku melihat air danau yang mengalir tenang. Aku ingin sekali semua masalahku hilang. Sehingga diantara kami tidak ada permasalahan dan salah paham. Tak terasa tiba tiba sebulir air mataku terjatuh.
"Niall" ucap seseorang. Aku lalu menoleh sambil mengusap air mataku.
"Ada apa?"
"Hei, Ni. Aku kemari untuk menemuimu dan kau bersikap itu padaku?"
"Iya iya, maafkan aku Lou" kataku. Lalu Louis duduk disebelahku dan tangan kanannya merangkul pundakku.
"Kenapa kau ke tempat ini sendirian Ni?"
"Tidak apa apa"
"Hmm. Oke baiklah. Apa kau mau bercerita padaku?"
Aku berfikir, aku ingin sekali menceritakan semua kepenatanku pada Louis.
"Ya" kataku akhirnya.
LOUIS'S POV
Niall terdiam saat aku bertanya padanya. Semoga saja dia mau sedikit berbagi kesedihannya padaku dengan bercerita. Dengan itu perasaannya akan sedikit lega.
"Ya" kata Niall.
'Okay, Niall menyetujuinya' batinku.
"Aku sangat sedih Lou, akhir akhir aku sering bertengkar dengan sahabat sahabatku. Pertama Kaylee, aku sudah meminta maaf kepadanya dan ingin menjadi sahabat baiknya lagi. Tapi sepertinya dia sudah memiliki penggantiku. Andai saja waktu bisa berputar, aku pasti akan menepati janjiku padanya. Aku sangat tidak suka apabila ada pertengkaran diantara kami, aku menyayanginya sejak kecil Lou, aku merasa kehilangan sosok Kaylee setelah kejadian itu Lou. Lalu Zayn, dia sudah salah paham kepadaku. Aku sadar memang aku tidak bisa menjadi leader yang berguna dan yang dapat diandalkan untuk kalian. Tapi percayalah, aku telah berusaha untuk dapat kalian andalkan. Tapi seandainya saja memang aku tidak pantas untuk menjadi leader, aku rela jika posisi ini digantikan. Aku tidak akan marah ataupun iri pada kalian. Memang jujur dadaku sangat sesak saat Zayn berbicara itu padaku. Tapi aku tidak akan pernah memasukkan perkataannya kedalam hatiku, aku tau mungkin dia hanya sedang marah. Dia sahabatku, aku sangat menyayanginya aku sudah mengangap kalian seperti saudaraku. Aku sangat tidak suka apabila ada pertengkaran diantara kita. Maafkan aku, maaf..."
Niall berhenti berbicara, pundak Niall bergetar hebat. Ternyata dia sedang menangis. Aku langsung memeluknya. Agar dia tenang dan tidak menangis lagi. Tiba tiba ada banyak orang yang ikut ikutan memeluk Niall. Ternyata itu The boys, Kaylee dan Darcy. Niall berada ditengah tengah big hug dari kami.
"Guys" kata Niall setelah kami selesai berpelukan.
"Ni, maafkan aku karena aku sudah membuatmu seperti ini. Sehingga kau berfikiran yang aneh aneh tentangku. Ingatlah Ni, tidak akan ada yang menggantikanmu. Sejak kecil kau dan aku selalu bersama. Aku menyayangimu dan sampai kapanpun kau akan menjadi Niall sahabatku" ujar Kaylee.
"Aku salah karena sudah mengatakan hal itu padamu Ni. Entah setan apa yang membuatku bicara seperti itu padamu. Tapi tolong jangan ingat lagi apa yang telah kukatakan dan tolong maafkan aku Ni" kata Zayn.
"Kau tidak perlu minta maaf Kay, justru aku yang harus minta maaf padamu. Aku juga sangat menyayangimu Kay. Zayn, aku tau jika kau tidak sengaja. Kau hanya sedang kesal dan marah. Aku memaafkanmu Zayn, aku juga minta maaf ya" kata Niall sambil tersenyum. Disambung dengan yang lainnya ikut ikutan tersenyum.
"Aku sangat beruntung memiliki sahabat seperti kalian" sambung Niall.
"Aww, so sweet" ujar Darcy dengan nada manja. Lalu kami tertawa bersama.
****
"Bye mom" kataku dan Niall pamit kesekolah. Summer Camp telah selesai 1 minggu yang lalu.
"Bye, hati hati ya. Apa kalian menjemput Darcy?"
"Iya mom, kami nanti menjemputnya" kata Niall. Lalu kami berangkat ke rumah Darcy, dia sudah tinggal bersama keluarganya lagi dan pindah rumah yang dekat dari sekolah.
"Hei, aku lapaaar" kata Niall.
"Tadi belum sarapan? Kenapa nggak masuk ke rumah aja?"
"Belum"
"Yaudah, aku bawa roti bakar. Kau makan ya" kataku sambil mengambil kotak makan dalam tas ku.
"Suapin, hehe"
"Haah? Nggak, makan aja sendiri"
"Hei, aku lagi nyetir. Nanti nggak fokus liat jalannya. Please princess" kata Niall sambil memasang puppy eyes.
Aku tak tahan dengan sikapnya Niall.
"Hahaha oke baiklah. Aaa buka mulutmu" kataku sambil menyuapi Niall. Lalu dia membuka mulutnya dan memakan roti bakar itu. Sepanjang perjalanan menuju rumah Darcy aku menyuapinya terus. Hal ini sudah kebiasaan sejak kecil, dia suka sekali jika saat makan aku menyuapinya."Sampaaai" kata Niall. Dia menghentikan mobilnya sambil meminum susu kotak coklat yang kuberikan.
"Hei itu Darcy, Darcy!" Teriakku pada Darcy. Lalu dia menghampiri mobil Niall dan masuk kedalam.
"Hai guys, makasih ya udah mau jemput" kata Darcy.
"Iya sama sama, tapi nanti saat sampai disekolah kau harus langsung mentraktirku makan ya" kata Niall sambil menjalankan mobilnya.
"Waah, kau tidak ikhlas memberiku tumpangan Ni? Yasudah, nanti langsung kutraktir" Ujar Darcy.
"Hahahaha, tenanglah Cy. Dia baru saja sarapan kok, jadi kau nggak perlu khawatir" kataku.
"Hahahaha" kami tertawa bersama.
****
"Pagi..." Sapaku pada the boys. Mereka sudah datang duluan disekolah.
"Hai Kay, hai Cy" balas the boys.
"Apa nggak ada hai untukku?" Ujar Niall.
"Oh, hai Ni. Aku tak tau jika ada kau disitu" kata Louis menggoda Niall.
"Oh, yaudah nggak papa" kata Niall datar.
"Haha, tenanglah mate. Dia hanya menggodamu" kata Liam.
"Louis, awas kau ya" Kata Niall sambil mencubit perut Louis. Lalu Louis juga balas mencubit Niall. Terjadilah perang cubit antara mereka berdua sambil diselingi seruan kesakitan dari mulut keduanya.
"Hahaha" tawa kami meledak melihat Niall dan Louis yang bertingkah konyol.
Kriing.. Kriing.. Kriing..
"Guys, bel sudah berbunyi ayo berhenti" ujar Liam.
"Iya. Ayo Ni, Lou. Hentikan. Guru sebentar lagi akan masuk" kataku. Lalu mereka duduk ditempat mereka masing masing.
"Aduh Kay, perutku sakit sekali dicubit Louis. Aku jadi lapar" kata Niall saat sudah duduk satu meja denganku.
"Astaga Ni, saat dimobil kan kau sudah makan"
"Hahaha, iya tapi gara gara itu tadi tenagaku berkurang. Dan jadi lapar lagi"
"Sudah diam. Gurunya udah datang" kataku saat guru jam pertama kami sudah memasuki kelas.
▶▶◀◀
Hai.. Hai.. Gimana ceritanya? Masalahnya Niall udah kelar tuh. Oh ya, vommentsnya tetep aku tunggu.. Di mulmed anggap Niall yang lagi nangis waktu curhat ke Louis ya. Thank you :)♥Mrs. N♥
KAMU SEDANG MEMBACA
History ✔️
FanfictionSepasang sahabat yang saling berbagi dan bersama dalam keadaan apapun. Dengan seiring berjalannya waktu, tumbuh rasa sayang yang lebih dari seorang sahabat di hati mereka. Namun mereka ragu untuk mengakuinya. "I dont know since when I started to lov...