Sinar matahari membangunkanku dari tidur. Aku melihat ada Darcy yang tidur disampingku. Ternyata kami tidur dikamarku yang dirumah Niall. Tiba-tiba Niall masuk dan duduk di sofa kamar.
"Morning Kay!"
"Morning too Ni. Oh iya, seingatku kemarin kita kan di- "
"Iya, di luar. Kamu sama Darcy ketiduran. Jadi aku sama the boys gendong kalian kesini." Kata Niall memotong perkataanku.
"Ooh.. Hehehe."
Tak lama kemudian Darcy bangun dari tidur.
"Hai Darcy."
"Hai Ni, wah Kay kau bangun lebih dulu. Kenapa tidak membangunkan ku langsung?" Tanya Darcy.
"Haha, aku nggak enak aja kalau bangunin kamu. Kan kamu barangkali capek, baru dateng tadi malam." Kataku.
Tiba tiba Louis, Liam, Harry, dan Zayn masuk kedalam kamar.
"Hai guys, udah udah bangun? Ayo siap siap sekolah." Kata Liam.
"Okay daddy." Kataku dan Niall.
"Daddy?" Tanya Darcy bingung.
Kami berempat tertawa melihat kebingungan Darcy.
"Udah, ayo Cy kita kerumah. Oh iya, seragam sekolah kalian gimana?" Tanyaku pada the boys.
"Udah, tenang aja. Nggak usah difikirin. Sana mandi mandi, wajahmu jelek sekali." Kata Louis.
"Iih, awas kau ya." Kataku sambil menarik Darcy keluar dari kamar dan menuju kerumahku.
"Bye guys." Kata Darcy sambil melambaikan tangan.
****
".... Jadi apabila sudah diketahui akar-akar persamaan kuadrat x1 dan x2 maka kita dapat menemukan persamaan kuadratnya. Berdasarkan definisi 1, maka kita memiliki bentuk umum persamaan kuadrat dengan a b c adalah bilangan real .. Bla bla bla bla."
Kami mendengarkan pelajaran dari Mr. James, guru matematika kami. Setelah sekitar 30 menit Mr. James memberikan pengumuman.
"Ya, oke anak-anak. Karena sebentar lagi akan diadakan Summer Camp. Maka saya akan menjelaskan sedikit tentangnya. Pelaksanaannya akan dilakukan selama 1 minggu. Akan dibentuk beberapa kelompok dalam 1 kelas. Setiap kelompok jangan lupa untuk memiliki 1 leader yang akan bertanggung jawab terhadap semua anggotanya. Data barang barang yang akan dibawa sudah saya tempel di setiap mading kelas."
Setelah itu bel istirahat berbunyi.
"Yeay.. ayo cepat cepat aku sudah kelaparan." Kata Niall.
"Iya ayo." Kataku. Kami bertujuh bergegas menuju kantin dan memesan makanan.
Kami berlima membeli makanan dengan Niall yang membeli banyak sekali snack. Darcy hanya membeli minuman.
"Cy, kenapa kau hanya membeli minuman saja? Kau tidak lapar? Ini, ayo kau harus makan." Kata Niall sambil memberikan salah satu snack nya. Aku dan the boys yang lain tetkejut karena Niall memberikan makanannya pada orang lain padahal dia sendiri sudah kelaparan.
"Ehm, Niall." Kata Liam.
"Ada apa?"
"Apa kepalamu terasa sakit?" Tanya Harry.
"Bukan kepalaku yang sakit, tapi perutku yang sakit. Aku sudah kelaparan." Kata Niall. Kami duduk disalah satu meja yang besar.
"Wah, Niall bagi." Mata Louis.
"Apa? Oh.. Makanan ini sangat tidak enak. Jangan dimakan. Nanti kau bisa sakit perut." Ujar Niall sambil terus terusan memakan snack yang katanya itu tidak enak.
"Kau bohong." Kata Zayn.
"Percayalah. Ini sangat tidak enak, kalian bisa sakit perut jika memakannya."
"Kau bohong Ni." Kataku.
"Tidak, aku saja tidak menyukainya." Kata Niall. Dia masih memakan snack yang dia bilang tidak enak itu.
"Tuh kan, aku saja tidak suka. Apalagi kalian." Ujar Niall sambil meletakkan bungkus snacknya diatas meja.
"Bodoh, katamu tidak enak. Tapi kau sendiri sudah menghabiskannya barusan. Tanpa sisa." Pekik Louis sambil melihat isi snack Niall.
"Hehehe."
"Kau pelit sekali Ni." Ujar Liam.
"Aku kelaparan guys, sudah aku mau membeli makanan lain. Tunggu ya." Kata Niall sambil beranjak dari kursi.
'Louis ingin mencoba sedikit snacknya saja tidak boleh. Katanya kelaparan. Tapi kenapa dia mau memberikan salah satu snacknya pada Darcy? Ini pertama kalinya Niall seperti ini. Tapi bahkan kenapa saat aku ataupun the boys yang meminta saja tidak diberi? Sikap Niall agak aneh, tidak biasanya dia seperti ini. Dia sedikit.. Berbeda.'▶▶◀◀
Hai.. Hai.. Gimana ceritanya. Hayo Niall nya kenapa? Wkwk. Jangan lupa vomments nya ya.. Di mulmed the boys lagi makan bareng tuh haha.. Thanks :)♥ Mrs. N ♥
KAMU SEDANG MEMBACA
History ✔️
FanficSepasang sahabat yang saling berbagi dan bersama dalam keadaan apapun. Dengan seiring berjalannya waktu, tumbuh rasa sayang yang lebih dari seorang sahabat di hati mereka. Namun mereka ragu untuk mengakuinya. "I dont know since when I started to lov...