four:bar (2)

72 2 0
                                    

Anastasia thompson menutup telinganya, bukan, bukan karena ia punya penyakit telinga, justru suara musik dari dalam bangunan elegan itu yang membuatnya menutup telinga
Suara dentuman musik keras yang terdengar dari dalam bangunan itu

Suasana nya sangat ramai, baru Anastasia dan carolina turun dari taksi yang ditumpangi mereka, mereka sudah disambut suasana tempat parkir yang sangat padat, bahkan mungkin tidak ada celah lagi untuk tempat parkir kecuali di badan jalan yang agak jauh dari club malam itu

Carolina menggenggam tangannya erat, masuk kedalam ruangan itu, melewati lautan manusia yang sedang menari nari mengikuti irama musik dengan botol bir mereka

Sampai mereka duduk di kursi bar

"Roger! 1 botol bir" carolina berteriak sambil mengangkat angkat tangannya kearah Bartender buncit dan berkepala plontos itu, Bartender itu mengangguk sambil tersenyum dan segera menyediakan minuman sesuai pesanan ditambah 2 cangkir kecil "terimakasih" carolina berbicara pelan sambil menuang bir itu kedalam 2 gelas mereka

"Hei carol siapa gadis ini?" Bartender itu bertanya sambil menatap Anastasia lekat, tatapannya seperti sedang menilai.

"Oh roger ini Anastasia" carolina menyahut sambil menyesap alkohol dalam gelasnya "sahabatku sekaligus teman seapertemenku"

Anastasia melemparkan senyuman kecilnya langsung kearah Bartender itu, ia ingin terlihat manis di setiap kesan pertemuan pertama, menurutnya dari pertemuan pertama orang dapat menilai kita. benarkan?

"Oh senang bertemu denganmu Anastasia" Bartender itu berbicara sambil membalas senyuman Anastasia sekilas lalu berbalik dan kembali melayani pelanggan yang lain yang semakin menit makin ramai

Carolina sudah menenggak habis gelas pertamanya dan menuangkannya lagi kedalam gelasnya, tapi begitu matanya melihat gelas milik Anastasia yang sama sekali belum disentuh ia mengernyit. "Ana bir mu?"

Suara carolina membuat Anastasia memandangi gelasnya, ia masih enggan menyentuh alkohol di hadapannya seumur hidupnya ia belum pernah sama sekali menyentuh alkohol, ingin sekali rasanya ia berbalik dan pergi dari tempat ini, ini neraka baginya tapi tak bisa dipungkiri tempat ini juga surga bagi sebagian orang.

"Minumlah ana itu bukan racun" suara carolina yang mendesak membuatnya tak punya pilihan lain.

Dengan pelan Anastasia mencoba menyesapp bir itu,

rasa pait dan hangat lansung menjalari kerongkongannya, rasanya.... Hangat langsung menjalarinya, tidak bir ini tak terlalu buruk, tak seburuk yang dikiranya, pantas banyak penggemarnya

"Tidak terlalu buruk kan?" Kata carolina sambil menuang bir ke gelas ketiganya

Anastasia mengangguk antusias, benar rasa bir itu nikmat, hangat, rasanya benar benar membuat seseorang untuk menambah lagi dan lagi. "Oh, ini ssangat nikmat" ia berbicara sambil menutup matanya, menikmati sensasi yang diberikan bir pada tubuhnya

"Hey!"

Suara cempreng itu membuat Anastasia dan carolina serempak menoleh kebelakang, melihat wanita muda dengan perawakan yang tinggi dan rambut yang dicat biru terang di belakang mereka berdiri sambil menghisap rokok. "carolina? Kau tak bekerja hari ini?"

Carolina tersenyum dan menjawab "tidak, velin"

Gadis yang dipanggil Velin itu mengangguk anggukkan kepalanya lalu melihat kearah kursi kosong yang tepat di sebelah Anastasia "Hei,boleh aku duduk disini?" Gadis itu setengah berteriak mengalahkan suara dentuman musik yang luar biasa keras

Anastasia mengangguk mempersilahkan, lagi pula untuk apa ia melarang? Tidak ada alasan, ia bukan siapa siapa di club malam ini, ia hanya sekedar pengunjung PERTAMA bahkan ia bukan salah satu dari budak seks disini

Velin duduk dan mematikan api rokoknya yang sudah mulai mengecil lalu membuangnya asal, ia mengambil 1 batang yang baru dari bungkusan rokoknya dan menghidupkannya,setelah itu ia baru menyodorkanmya kearah Anastasia dan carolina lengkap dengan pemantik apinya, carolina juga mengambil 1 batang dan menyelipkannya di bibirnya dan menghidupkan rokok itu dengan pemantik api

Anastasia hanya menoleh bingung, ia benar benar diapit 2 orang yang sedang merokok sekarang, sialan!

"Teman mu tidak carol?" Tanya velin, melihat Anastasia yang tidak menyentuh bungkusan rokoknya

"Tidak,ia tidak merokok" ujar carolina

Velin menatap Anastasia yang menyesap bir nya yang entah sudah gelas ke berapa."kau mau berjumpa spence ya?"

Suara velin membuat Anastasia terbelalak. "Bukan aku bukan mau bertemu spence" Anastasia membantah "aku hanya ingin minum saja"

Velin hanya mengangguk sambil menghembuskan asap rokok dari mulutnya

Beberapa menit mereka bertiga diam larut dalam aktivitas masing masing. Menghisap rokok dan menenggak bir.

Tiba tiba velin berteriak "carolina lihat brenda,itu pria kayamu kan?" velin menunjuk kearah pria muda dengan rambut ikal tanpa gel, berpakaian kemeja putih dan 2 kancing atas dibiarkan terbuka dan kemeja lengan panjangnya digulung hingga siku sedang memangku gadis berambut pirang yang hanya menggunakan bra dan celana dalam berenda, gadis itu duduk manja sambil mencium dan menggigit kecil leher pria ikal itu sesekali, sedangkan tangan kanan pria itu meremas payudaranya dari balik branya dan tangan sebelahnya menelusup masuk kedalam celana dalam gadis itu memainkan klirotisnya yang membuat gadis itu mendesah nikmat, tidak mereka tidak bisa mendengar desahan itu tapi bisa dibaca dari raut wajahnya

Wajah carolina langsung memerah, entah kenapa, karena pelangganya direbut mungkin? Ia berjalan penuh emosi,tapi sebelum ia benar benar jauh Anastasia sempat meraih tangan gadis itu "aku bagaimana?" Tanya Anastasia

Carolina mendesah keras "ah, minta saja minuman sesukamu masukkan kedaftarku"

Anastasia melepaskan genggamannya,dan membiarkan carolina melancarkan aksinya, ia benar benar nekat menarik rambut brenda hingga ia terpelanting jatuh ke bawah

"Dia pelangganku jalang" carolina berteriak emosi, beberapa orang yang mendengarkan kegaduhan itu langsung mengerumuni mereka, sebahagian besar mereka yang sesama jalang termasuk Anastasia dan velin

Brenda tak mau kalah, ia mendorong bahu carolina keras sampai ia terjengkang ke belakang. "Jaga mulutmu, dia yang memilih ku!" Suara brenda tak kalah keras

Tidak,tidak ada yang berani melerai, bahkan pria yang menjadi bahan rebutan itu hanya duduk manis menonton mereka, seperti mendapat tontonan gratis

Aksi jambak-menjambak, dorong-mendorong, maki-memaki makin menjadi jadi, kerumunan orang orang itu pun bahkan makin bertambah, banyak yang mengeluarkan teriakan teriakan aneh:
'carolina, jangan biarkan
jalang pirang itu menjatuhkan harga dirimu'

'jangan mau kalah brenda'

'Carol, jangan mau kalah'

'tarik saja payudara si coklat itu'

'Carol, tampar saja'

Teriakan teriakan tak jelas itu yang mengiringi perkelahian mereka

Sampai pria yang diperebutkan itu berdiri dan tiba tiba merengkuh pinggang carolina dan berujar datar "aku dengannya saja, kau tak basah basah",mereka pergi begitu saja, wajah pria itu datar sedangkan carolina tersenyum meremehkan kearah brenda, ya kalian tahu mereka akan mencari motel atau hotel terdekat

Brenda mengepal tangannya kuat dan menerobos kumpulan orang yang ramai menyorakinya karna gagal dalam pertarungan sengit itu

Kumpulan itu langsung bubar begitu saja dan seketika kembali seperti biasa seperti tak terjadi apa apa, begitu juga Anastasia ia kembali ketempat duduknya duduk tenang dan melanjutkan menghabiskan bir nya, tapi tidak dengan velin Anastasia tak dapat mmelihat gadis itu dimanapun

Oh bagus, ia akan menghabisi malamnya sendiri dengan sebotol bir .sialan.

Anastasia sudah menghabiskan dari botol bir nya, botolnya benar benar habis.

Tak terasa ia mulai merasa pusing, mual, otaknya tak bisa berpikir jernih lagi, sampai ia benar benar tak sadar lagi apa yang terjadi selanjutnya.

--------------------------

NYCTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang