Asing,
Itu yang bisa dirasakannya, aroma mint yang menyeruak menyengat indra penciumannya
Anastasia bisa merasakan aroma itu , walau matanya masih terpenjam masih Enggan untuk terbuka,ia terlalu nyaman dengan aroma mint yang memenuhi indra penciumannya, aroma itu berhasil membuatnya merasa lebih tenang
Anastasia memaksakan matanya untuk terbuka, matanya sangat tertutup erat, seperti ada perekat yang merekatkan mereka
Setelah perjuangan yang cukup keras, Anastasia berhasil membuka matanya, penglihatannya langsung disambut suasana klasik, barang barang klasik yang tergantung rapi didinding. Benda benda klasik seperti replika motor klasik, piringan piringan musik klasik bergelantungan di dinding dinding kamar
Hitam-putih,furniture penambah kesan klasik disekitar ruangan
Anastasia bingung, ia sama sekali tak tahu ia sekarang ada dimana, ia hanya ingat semalaman ia minum bir berlebihan, selebihnya ia tak ingat apa apa.
Kepalanya terasa pusing
Cklek
Kenop pintu terbuka pria, perawakan tinggi, tampan dengan black hairnya masuk kedalam ruangan
Tunggu sebentar- Anastasia melongo, lihat saja pria ini bukan pria asing, pria yang telah dikenalnya, siapa lagi kalau bukan Jan Redick.
Ia masuk dengan kaos oblong abu abu, dan celana training biru tua, badannya di cucuri keringat yang membuatnya tampak seksi, tampaknya ia baru saja olahraga pagi Anastasia menelan ludah, ia tidak pernah merasakan hawa seperti ini sebelumnya. Panas, tiba tiba saja ia merasakan panas
Jan membawa sepotong roti isi di piring, lalu menyerahkannya pada Anastasia "makan ini, kau sudah baikan?" Jan bertanya
suara beratnya membuat Anastasia merasa sangat kepanasan, padahal ini musim dingin, apa yang terjadi dengannya sebenarnya?
Anastasia mengangguk pelan merespon sambil menggigit roti isinya, ia sedang bergelut dengan pikirannya, ia masih merasa linglung apa ia harus bertanya apa yang terjadi semalam atau tidak, tapi setelah perdebatan yang cukup lama dengan dirinya sendiri akhirnya Anastasia memutuskan untuk menanyakannya. Perdebatan yang konyol pikirnya
"Jan ap-" belum anastasia menyelesaikan pertanyaannya Jan sudah memotongnya
"Tak usah takut, aku tidak ada menyentuhmu aku hanya menyelamatkanmu dari tubang yang akan membawamu pergi dari sana, hampir saja ia membawamu" jelas jan
Anastasia terperanjat kaget. Pria ini peramal? Ia bisa membaca pikiran Anastasia! "serius?!"
Jan mengangguk sambil duduk di tempat tidur disebelah Anastasia yang masih membaringkan tubuhnya "mau kuceritakan?" tawarnya
Anastasia mengangguk
Flashback on
Jan memarkirkan mobilnya di badan jalan, tujuan nya saat ini ke club malam langganannya, ia merasa suntuk.
Ia tak bisa mendapat ide baru di tengah malam seperti ini, ia seorang pelukis dan ya seorang mahasiswa juga
Ia butuh ide baru, tapi tak kunjung menemukannya otaknya terasa mampet. Barang kali dengan segelas bir ia bisa mendapatkan idenya
Menuju ke bar ia langsung duduk dan memesan segelas bir, hanya segelas ia takut kalau kalau ia mabuk, apalagi ia mengemudikan mobil ke sini bisa sangat berbahaya jika ia dalam keadaan mabuk nantinya
Ia menyesap bir nya perlahan sampai ada tangan yang memukul kepalanya keras
"What the fuck bitch" jan meringis kesakitan
![](https://img.wattpad.com/cover/66039977-288-k217294.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
NYC
Chick-LitKaku, dingin, matamu yang hitam pekat menggambarkan semua ketakutan disana, hitam tapi penuh warna itulah dirimu anastasia.