"apa yang membuatmu mencariku?" tanya anastasia heran sambil menyesap kecil kopinya.
Pria itu mengedikkan bahunya. "aku tak tau, aku hanya ingin menemuimu saja"
"dari mana kau tahu persis flatku?" tanya anastasia lagi mengintrogasi tapi tak berani menatap langsung bola mata biru itu, ia takut akan terjatuh kedalamnya dan terjebak disana.
"aku tinggal menyuruh orangku" jawabnya sambil tersenyum miring.
"siapa pria tadi?" tanya sebastian balik.
anastasia menghela napasnya keras keras, sebastian membuatnya mengingat 'nya' lagi. "tetanggaku" jawabnya acuh
"bukan pacar?"
Anastasia menggeleng lesu.
"kalau begitu anastasia sebenarnya aku ingin menanyakan sesuatu padamu" kata sebastian sambil merogoh sesuatu dari kantong jasnya, pria itu tengah memakai jas abu abu, yang tadinnya terbalut jaket biru tebal.
Anastasia hanya menatap sebastian sambil mengernyit bingung, lalu pria itu mengeluarkan 2 lembar tiket dari kantungnya.
"apa itu? tanya anastasia sambil melihat kearah tiket yang digenggam sebastian.
"tiket"
"maksudku untuk apa?" tanya anastasia tak sabaran
"swan lake, kau sukakan?"
Anastasia melebarkan matanya, ia tersenyum lebar sambil memperhatikan tiket yang disodorkan sebastian, ia tak bisa berhenti tersenyum senang.
dia suka balet, sebelumnya ia menari balet hingga usia 15 tahun, tapi akhirnya ia harus menghentikannya karena ayahnya melarang keras. entah karena alasan apa sampai saat ini anastasia tidak mengerti jalan pikiran ayahnya.
dari mana sebastian tahu dia suka swan lake? pesuruhnya lagi? tapi itu tak penting bagi anastasia sekarang yang penting tiket swan lake itu akab menjadi miliknya, itu kebahagiaan yang sempurna baginya.
anastasia memeking girang sambil memeluk sebastian "aku mau! terimakasih bas!"
-
jan redick sekarang tengah berdiri didepan flat kecil gadis asia itu, ia membawa sebuket bunga sebagai tanda permintaan maafnya, entah kenapa tiba tiba ia merasa hancur.Bagaimana gadis itu mengacuhkannya.
Bagaimana tatapan gadis itu yang tiba tiba berubah dingin
Gadis itu yang tiba tiba kaku terhadapnya
Sungguh jan tidak tahan diperlakukan seperti itu!
Jan redick tak berhenti menekan bel flat gadis itu yang bahkan tak kunjung keluar dari tempatnya.
"anastasia, tolonglah bukakan!" teriaknya memelas dari depan.
Hening,
tak ada tanda tanda dari anastasia yang akan membukakan pintu flatnya, jan redick hanya mendengus kesal dan meletakkan buket mawar itu didepan pintu masuk flat anastasia, lalu ia kembali keflatnya dengan perasaan kecewa.
Anastasia sebenarnya mendengarkan teriakan teriakan itu, tapi dia sungguh takut hal kemarin terulang lagi
dia benci sex, hal itu bagaikan trauma baginya.
suara desahan, tangisan kembali memenuhi otaknya, memori masa lalunya yang sudah dikuburnya dalam dalam menguap lagi menjadi ingatan segar baginya.
***
gadis kecil itu berjalan menyosori lorong kecil untuk mencari cincin kecilnya yang hilang terjatuh kelorong samping rumahnya.Ia membongkar tong sampah besar hijau yang kemungkinan besar cincinnya terjatuh kesana karna tepat dibawah jendela tempat cincin itu terjatuh.
Dengan semangat dia mengobrak abrik tempat sampah itu dan segera mendapat cincin besi kecil berwarna kuning keemasan yang pas dijari manisnya yang mungil.
Gebrak
Suara itu membuat gadis kecil itu sedikit terperanjat
"Lepaskan aku bangsat,kau tak lebih dari seekor hewan!"
Suara teriakan itu terus menggema.
Gadis itu berjalan takut takut kebelakang melihat apa yang sedang terjadi, badannya yang kecil berjalan dengan badan yang bercucur peluh ketakutan.
Dari balik tembok ia menahan napasnya dengan mata yang terbelalak lebar.
Orang yang disayanginya, orang yang memiliki darah yang sama mengalir ditubuhnya disiksa.
Kakaknya...
Pria pria bertubuh besar itu membuat perbuatan keji itu pada kakaknya, kemaluannya dipermainkan kasar sampai kakaknya meracau tak beraturan.
pelipisnya penuh dengan lebam, payudara kakaknya diremas kasar pria yang lainnya sambil sesekali menjilatnya membuat tubuh wanita itu menggelinjang, badanya yang lemah ditahan pria yang sudah berada didalamnya dengan pinggul, menggoyangkan pinggulnya nikmat dengan cepat dengan desahan desahan yang memenuhi telinga gadis kecil ini.
gadis kecil itu menyaksikan tindakan keji itu dari sini, ia hanya bisa diam dibalik tembok dan terisak kecil tak tau tindakan apa yang harus dilakukan
Berharap sesuatu yang baik akan menimpa kakaknya.
setelah habis habisan menyiksa kemaluan kakaknya sampai kakaknya tersungkur lemas ditembok dengan mata yang tertutup dan deru nafas yang tak beraturan, pria itu menusukkan benda tajam itu kedada kakaknya. Pisau itu tertancap sebentar lalu mereka tarik dengan cepat dan was was lalu berlari kencang entah kemana.
Gadis kecil itu sekali lagi hanya bisa diam, tak tahu harus berbuat apa.
Air matanya jatuh makin deras, ia hanya bisa berteriak memanggil kakaknya sambil terus meminta pertolongan dari sini...
anastasia membuka matanya, deru nafasnya tak beraturan, keringat membanjiri tubuhnya, ia hanya bermimpi buruk tapi itu sungguh terasa seperti nyata baginya!
Teriakan itu
Gerakan itu
Semua seperti nyata.
Ah... Kenangan buruk yang sudah dikuburnya bertahun tahun lamanya menguap lagi, membuat otaknya mengingat segar masa lalu keji itu.
anastasia membenamkan wajahnya kedalam telapak tangannya, lalu mengosok gosoknya kuat mencoba keras tidak memikirkan hal itu.
Setelah ia merasa cukup tenang, ia melihat jam beker biru gelap disampingnya, jam masih menunjukkan pukul 2 pagi, anastasia menghela napasnya keras dan bangkit dari ranjangnya menuju kekamar mandi, ia tak bisa kembali tidur, ia takut mimpi buruk itu datang lagi padanya, ia takut, terlalu takut.
Ia membasuh wajahnya agar bisa merasa lebih segar, melihat pantulan bayangannya disana, wajah pucat yang membuatnya bergidik ngeri.
'kau bukan gadis lemah lagi' 'kau bukan gadis lemah lagi' kalimat itu terus digumamkannya sambil menatap lekat pantulan dirinya dicermin, mencoba menguatkan dirinya sendiri yang tampak menyedihkan sekarang.
andai saja ada carolina disini, andai saja carolina tidak pergi, andai saja kejadian masa lalu itu tak pernah terjadi, kejadiannya tak akan terjadi seperti ini.
Tapi yang tersisa sekarang hanya kata andai andai yang tak ada guna dan berarti.
-
Yowyow gue balik lagi, eh ada gak yang nungguin cerita gue? *krikrik* ga ada tante.
ah sudahlah vommentnya? ga minta apa apa dibulan ramadhan ini cuman vomment kok #nanasversiramadhan
KAMU SEDANG MEMBACA
NYC
ChickLitKaku, dingin, matamu yang hitam pekat menggambarkan semua ketakutan disana, hitam tapi penuh warna itulah dirimu anastasia.