Bab Dua

15.5K 1.3K 110
                                    

IT'S (not)
A PERFECT WEDDING
Sherry Kim
.
.
.

Typo bertebaran alur tidak jelas.
Tidak suka jangan baca. Silahkan tekan tombol back.
. .
.
. .

Kedua tangan Jaejoong terkepal erat di atas pangkuannya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Kedua tangan Jaejoong terkepal erat di atas pangkuannya. Giginya bergemelutuk dengan dagu sekeras baja menahan amarah yang membuncang sampai ke kepala. Ia merasa di abaikan oleh suami barunya, ia tidak akan marah andai saja Yunho tahu bagaimana memperlakukan seorang istri baru di rumahnya sedikit lebih baik.

Jaejoong tahu bahwa pernikahan yang mereka jalani ini demi keluarga kecil Yunho, untuk ketiga anak-anaknya tepatnya. Hanya saja ia bukan babysiter yang bisa di perlakukan seenak jidat pria itu, ia juga ingin di hargai walau sedikit saja.

Ia memejamkan mata menahan amarah, ini hari pertama ia menjadi seorang istri plus bonus ibu dari tiga anak kembar yang saat ini sibuk menyantap sarapan mereka di seberang meja dengan girang dan wajah tanpa dosa mereka, yang menurut Jaejoong manis juga mengerikan. Tapi ia harus bersabar, bukan.

Dalam diam ia memperhatikan nafsu makan mereka yang  membuat Jaejoong geleng kepala,  jangan lupakan sepiring besar strobery untuk tiga anak itu lenyap dalam waktu kurang dari lima menit.

Melirik suami barunya adalah kesalahan, karena amarahnya kembali berkobar seperti di siram minyak. Yunho duduk di kursi kepala meja dengan pakaian dan dasi menggantung indah di leher suami barunya itu.

Demi Tuhan, dasi dan kerja! Bukankah seharusnya mereka pergi bulan madu. Itulah yang Jaejoong tahu dari semua pernikahan semua orang dan kenapa pria itu tidak mengungkit ungkit bulan madu mereka malah lebih memilih pergi ke kantor di hari pertama mereka menjadi suami istri.

Apakah salah jika Jaejoong ingin di hargai dengan menemaninya di hari pertama ini meskipun pria itu tidak menyukainya sebagai mempelai cadangan yang bisa ia temukan di depan rumah, bukanya di tinggal di rumah besar yang sepenuhnya asing baginya sendirian.

Jaejoong memang tidak mengharapkan pernikahan ini sempurna, tapi setidaknya ia mengharapkan liburan serta bulan madu ke luar negeri. Hey, ia menikahi orang kaya yang tidak akan jatuh miskin jika membawanya berlibur seminggu. Tidak ada salahnya berharap mendapatkan bulan madu ke luar negeri bukan? Karena ia belum pernah liburan kamanapun, selain ke Jepang. Itupun karena dirinya mendapatkan beasiswa di sana.

Paris, london, inggris, itali atau china sekalipun akan ia terima. Tapi apa? Yunho memilih kembali ke balik meja kerja pria itu pada hari pertama mereka menikah. Ya Tuhan, dosa apa yang telah Jaejoong lakukan di masa lalu sampai ia memiliki nasip dan suami seperti ini.

"Cepat habiskan makanan kalian anak-anak, setelah itu Mommy baru kalian akan menemani kalian bermain." Mrs. Lee, yang di perkenalkan kepad Jaejoong sebagai kepala pelayan keluarga Jung. Wanita itu sudah bekerja di rumah ini selama lebih dari separuh umurnya itu menghidangkan kopi untuk Jaejoong.

It's (not) A Perfect WeddingTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang