Bagian Delapan Belas

10.8K 1.1K 60
                                    

※Sherry Kim※
.

Semua mata menatap pengantin wanita dengan tatapan terkagum. Itu adalah tindakan wajar bagi semua orang ketika menghadiri pesta pernikahan dan seratus persen dari semua tamu undangan melakukan hal sama.

Namun tidak untuk Jung Yunho. Pandangan pria itu tertuju hanya kepada istrinya. Jung Jaejoong. Jaejoong begitu cantik dalam gaun sederhama yang wanita itu kenakan. Tidak terlalu mencolok, namun tetap elegan dengan potongan sederhana yang hanya menunjukan bagian tubuh dalam kapasitas wajar.

Dulu saat mereka menikah, Jaejoong tidak secantik seperti sekarang. Bukan berarti Jaejoong tidak cantik. Di mata Yunho istrinya adalah wanita yang sangat cantik. Dan ia mencintai Jaejoong apa adanya. Bahkan ketika istrinya tidak memakai riasan apapun dan bertingkah tomboy pun Yunho mengagumi istrinya itu

Yunho menyadari perbedaan pada wajah istrinya dengan sangat jelas. Dan semua itu karena cinta. Cinta yang mengubah segalanya. Cinta di antara mereka berdua telah melunakan batu dinding di antara mereka dalam kurun waktu yang lumayan singkat. Cinta pula yang membuat wajah istrinya bersinar laksana bulan di kegelapan malam sepanjang pagi ini. Begitu terang namun tidak menyilaukan.

Dari tempatnya berdiri di belakang pengantin wanita, Jaejoong tahu bahwa Yunho mengamatinya sejak ia melangkah masuk ke dalam gereja, mengiring sepupunya itu ke altar. Tatapan Yunho tidak pernah beralihkan, Jaejoong menyadari itu dan ia merasa bangga sekaligus malu sesaat setelah ia mundur dan mengambil tempat di sisi bibinya.

Bibi Eun Hye berbisik. "Kau berhasil membuat suamimu terpesona Jongie"

Senyum simpul terpatri di bibir Jaejoong saat ia melirik suaminya melalui ujung mata. Ia tidak tahu apa yang terjadi di sekeliling saat ia mencuri pandangan ke arah suaminya hanya untuk mendapati Yunho juga tengah menatapnya, intens. Yang membuat hati Jaejoong melambung tinggi adalah, Yunho menginginkannya.

Oh Tuhan. Adanya gairah terlihat jelas di mata musang pria itu yang membuat wajah Jaejoong merona hangat.

"Kau merona. Astaga, cubit aku bahwa putriku ini bisa merona." Mrs. Kim berkata takjub di sisi Jaejoong.

"Aku tidak merona." Sanggah Jaejoong dengan wajah bersemu semakin merah. Hal yang sangat jarang ia lakukan di masa lalu.

"Tapi kau memang merona. Dan itu karena suamimu." Mr. Kim mencondongkan tubuh dari sisi lain Mrs. Kim.

Kim Jong Kook mengamati wajah kwponakannya dengan senyum simpul. Ia memang mendengar cerita dari istrinya kemarin dan tidak mempercayai tentang apa yang di ceritakan oleh istrinya itu sampai tadi pagi. Dan sekarang ia melihat sendiri bagaimana Jaejoong merona hanya karena tatapan tajam suaminya. Dia sedang jatuh cinta.

"Kau mencintainya?" Mr. Kim bertanya.

"Ya." Jawab Jaejoong jujur.

"Dan bagaimana dengan perasaan suamimu?" Mr. Kim bertanya was was. Meskipun pada dasarnya ia tidak perlu bertanya, tapi Mr. Kim ingin meyakinkan dirinya sendiri bahwa keponakannya itu bahagia.

"Dia juga mencintaiku." ujar Jaejoong jujur. Kepala Jaejoong semakin tertunduk malu usai mengakui hal tersebut. Ini kali pertama ia berkata segamplang ini tentang kehidupan pribadinya dengan keluarga. Tidak pernah sebelumnya ia menceritakan hal apapun yang menyangkut kehidupan pribadi.

It's (not) A Perfect WeddingTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang