1 : She

3K 147 9
                                    

Salam kenal^^
Sebenernya FF ini udah pernah di publish di note Facebook dengan judul "FanFiction Putus Nyambung" kenapa di namain kayak gitu? Sebenernya FF ini dibuat waktu masih SMP dan  kolaborasi bareng temen yang ngakunya Ny. Malfoy xD (Rifkah Mannaf) dan bikinnya secara putus nyambung.. misalkan chap 1 dia chap 2 aku dst..
Okelah lebih baik mulai ajah yah.

---------------------------------------------------

Hermione berjalan dengan berlapis-lapis jaket . Dingin... sungguh dingin... Ia sudah terlanjur pulang saat badai salju datang, tugas ramuan yang mendadak memaksanya untuk mencari berbagai jenis bahan khusus. Rambut ikal coklatnya tertutup butiran-butiran salju, bibir merahnya mulai memutih. Ia terus berjalan menahan bulir-bulir salju yang menerpa wajahnya.

Tiba tiba...

DEGG...

seakan jantungnya berhenti.

Disebuah toko-entah apa, terlihat pria berambut platina tengah memeluk seorang wanita. Sakit, ia memegang dadanya, menahan air mata yang siap jatuh kapan saja. Sudah kesekian kalinya ia melihat adegan itu. Hatinya membeku ditengah tengah badai salju. Entah harus meringis, menangis, atau marah. Tak berguna.

---------------------------------------------------

"Aku kedinginan...." ucap salah seorang wanita berambut hitam tegas itu pada pria yang berada disampingnya.

Mendengar hal itu, pria tadi langsung memeluk wanita tersebut.

“Kau berharga bagiku, tak kubiarkan mereka menyakitimu, aku janji.” bisiknya.

“Terima kasih, Draco.”

--------------------------------------------------

Hermione memalingkan wajahnya dan berjalan menjauh, tak tahan melihat orang yang di sukainya bersama wanita lain. Bukannya ia egois tapi ini terlalu menyakitkan untuk dilihat.

Hermione tahu ia tidak sebanding dengan Astoria yang Pure Blood, maka dari itu ia menyimpan rasa sukanya dalam-dalam, lagipula Hermione sudah penyatakan perang padanya saat tahun kedua di Hogwarts, mana mungkin ia menyatakan cinta pada musuhnya sendiri?

"HERMIONE!" Teriak seseorang dari belakang.

Hermione berbalik, matanya tertuju pada pria berambut merah yang berlari ke arahnya dengan wajah cemas.

"Ron?"

"Apa kau ingin membeku ditengah salju haa???" Tambah Ron.

Hermione pura pura tersenyum.

"Ehh..tidak.."

"Yasudah pulanglah, apa kau ingin sakit untuk membuat alasan agar tidak masuk pelajaran Prof. Snape besok. Ha...?" Pekik Ron.

“Mana mungkin!” Hermione cemberut, ia menyukai semua pelajaran, tidak terkecuali.

"kalau begitu pakai ini!” Ron melemparkan sebuah mantel ke arah Hermione.

“tidakkah kau lihat aku memakai berlapis-lapis jaket?” Dahi Hermione menggerut melihat tingkah Ron yang menggaruk kepalanya sambil tersenyum  tidak jelas.

“Aku saja yang pakai!” Ron mengambil kembali jaket yang ia lemparkan tadi kemudian memakainya “Sebaiknya kita kembali ke asrama sebelum poin asrama kita dikurangi.”

“dan kalau itu terjadi, salahkan Prof.Snape yang memberi tugas dadakan.” Ujar Hermione sambil tertawa.

“Ada tugas? Oh tidaaakkkkk!!! Mione ayolah, kau sahabat yang baik jadi bantu aku!”  Hermione menggelengkan wajahnya. Tapi bukan Ron kalau tidak mengerahkan semua trik-trik konyolnya hingga pada akhirnya Hermione menyetujui kemauannya.

----------------------------------------------------

"Jangan perhatikan aku lagi!!!" ucap wanita yang berambut hitam tegas pada pria di hadapannya.

Emosinya sedang tidak stabil saat ini, kadang terlalu marah, terlalu sedih, bahkan terlalu senang.

Sang kekasih menghampirinya... Menatap mata si wanita dalam dalam.

"Kau hidupku, Astoria Greengrass" ucap si lelaki.

"Draco Malfoy... sebentar lagi aku akan mati !!" Ucap Astoria lemah.

"Tidak, kau akan hidup dan habiskan waktu bersamaku." ucap Draco, matanya terlihat hangat seakan menahan air mata.

Draco mengusap rambut Astora, begitu lembut.... seakan Si wanita adalah kaca yang sangat tipis....

-----------------------------------------------------

Hermione menjatuhkan tubuhnya ke kasur. Dia sebenarnya sudah mati rasa karena menahan rasa pada Draco Malfoy begitu lama.

Astoria Greengrass, fikirnya. Wanita paling beruntung diantara banyak wanita lain. Draco begitu mencintainya , mungkin Draco rela mengorbankan hidupnya untuk Astoria.

"Ah sudahlah!!" Hermione menyadarkan diri sendiri.

"Lebih baik aku mengerjakan tugas untuk sekolah besok . Lalu bertemu dengan sahabat sahabatku tercinta."Gumamnya.

---------------------------------------------------

Chap 1 selesai ^^
Mungkin akan banyak sekali typo sana-sini jadi kalau ada yang baca :'v dan menemukan kesalahan bisa kasih kritik dan sarannya..

Terima kasih

WOZX : Dramione (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang