Prof.McGonagall memerintahkan Luna untuk memanggil prof. Snape yang sedang berada di rumah Hagrid tapi Luna tidak boleh menceritakan hal itu pada siapapun."Bahaya, masalah" gumam prof.Mcgonagall saat dirinya berjalan menuju ruangan slytherin.
Sementara itu Harry, Ron, Hermione, dan Draco kebingungan.
"Biarkan aku mati" ucap Astoria.
"Tidak!!" Draco membantah.
Mereka terus berdebat, sementara prof. Mcgonagall dan prof.Snape belum tiba.
Pintu terbuka, suasana seketika hening.
Tiba-tiba Ron terjatuh, dia memegang tenggorokannya. Rasanya tenggorokannya tercekat dan kehabisan nafas.
Pintu semakin terbuka, sekarang Harry yang terjatuh. Hermione gelagapan, dia bersiap dan menodongkan tongkatnya. Buku buku jarinya memutih karena terlalu erat memegang tongkat, begitu juga dengan Draco. Tiba tiba....
Bayangan hitam masuk, Hermione dan Draco kini ikut tercekat. Hermione berusaha merapalkan mantra tapi tak berguna.
Ketika bayangan itu memasuki ruangan sepenuhnya, Astoria menjerit kencang.
"AAAAAAA!!!"
Seketika Astoria terjatuh dan diikuti lenyapnya bayangan hitam yang disebut Wozx itu.
Jeritan itu membuat seluruh siswa terkaget. Begitu kencangnya....
Prof.Mcgonagall berlari dan .... dia terlambat. Draco menjerit melihat Astoria, Harry membantu Ron dan Hermione untuk bangkit. Hermione menangis melihat Draco.
Astoria meninggal.
Seluruh siswa hanya bisa menangis dan menjerit melihat kejadian itu.
****
Keesokan harinya, seluruh siswa dikumpulkan di Aula. Prof.Mcgonagall menceritakan kejadian itu pada seluruh siswa dan mengingatkan mereka untuk menaati peraturan.
"Jadi kau melihat Wozx?" Tanya Ginny pada Ron.
"Ya" jawab Ron singkat, matanya berbinar binar memandang banyaknya makanan yang tersedia.
Hermione belum melihat Draco sedari tadi.
****
Hermione pergi selepas makan siang menuju ruang prof Snape, untuk memberikan tugas tahunan.
Tapi langkahnya terhenti. Dilihatnya keluarga Malfoy dan keluarga Greengrass tengah berbincang. Hermione bisa mendengar percakapan itu.
"Terimakasih atas semuanya Malfoy" ucap lelaki tua yang diduga Hermione adalah ayah Astoria pada Draco Malfoy. Lucius hanya tersenyum, sementara Narcissa memeluk seorang wanita yang dipastikan adalah ibu Astoria.
"Aku akan membawanya ke dunia muggle"Ucap ayah Astoria pada Lucius. Lucius mengangguk lalu merangkulnya.
***
2 hari kemudian...
"Ayo Harry kita keluar. Ke toko George .... ini salju pertama!!" Ajak Ron pada sahabatnya . Tapi Harry hanya terus memandang salju dari jendela.
" Aku tahu kenapa kau tak mau kesana!" Tambah Ron.
"Karena Ginny ada disana " goda Hermione. Ron tertawa cekikikan.
"Baiklah, aku akan kesana!!" Ucap Harry Lantang. Hermione tertawa.
"Baguslah!!" Ucap Ron.
"Bagaimana dengamu Mione?" Tanya Ron pada Hermione.
"Tadi Luna mengajakku tapi kubilang duluan saja. Sebenarnya aku sedang tidak enak badan Ron" Jawab Hermione panjang lebar. Sebetulnya ingin sekali ikut, apalagi ini salju pertama. Seluruh siswa dibebaskan dari belajar tapi ada sesuatu yang harus ia cari tahu, keadaan Draco.
mendengar ucapan Hermione, Ron hanya mengangkat kedua alis dan bahunya bersamaan.
****
Hermione menyusuri lorong. Tak ada Draco, tapi terdengar suara tangisan. Entah dari mana. Hermione menajamkan pendengarannya, ternyata ada di asramanya Draco, Slytherin. Terlihat Neville berada di depan pintu.
Mataku bertemu dengan Neville
"Prof. Snape menyuruhku untuk memanggil Draco tapi ia terus berteriak agar aku pergi saja, huh menyebalkan" ujar Neville seperti tahu apa yang aku fikirkan.
"oh iya, sepertinya Draco menangis, sepertinya kepergian Astoria begitu menyakitkan baginya ya?" bisik Neville pelan.
Hermione memegang dadanya, ada rasa sesak dan sakit yang ia rasakan saat ini.
walau kini Astoria telah tiada namun bayang bayangnya tetap masih ada, dan rasanya aneh ketika menyebutkan bahwa ia cemburu pada Astoria walau kini yang tersisa hanya bayang bayangnya saja.
KAMU SEDANG MEMBACA
WOZX : Dramione (END)
FanfictionBagaimana jika orang yang kau sayang di ambang kematian? Dan orang-orang di sekitarmu menyetujui bahkan ingin mempercepat kematiannya? Draco Malfoy berada di titik terlemahnya saat ini, ia sudah tidak perduli akan gengsinya dan sisi lainnya pun munc...