Nge-date

1K 34 0
                                    

Pelukan sayang dari hati
Kini tak terbendung lagi
Yang telah lama aku nanti
Kau pujaan hati

Malam ini tepat pukul 19.00 gabriela sudah siap dengan penampilan manisnya di teras rumah kanaya, menunggu jemputan sang pangerannya dia rela tahan ngantuknya.

Pov gabriela

"Nay dia lama banget sih, sumpah gue ngantuk berat."

Baru saja kanaya ingin berbicara, sebuah mobil datang dan mengklakson.

"Tuh dateng, buruan sana lo samperin." Kanaya mendorong tubuh gabriela pelan

Gue gatau harus bersikap apa didepan ekky nanti, pasti awkward banget deh.

--

Ekky sudah mulai menjalankan mobilnya, heninglah yang tercipta didalam mobil ini.

Gatau kenapa gue ngerasa aneh aja sama perasaan gue, gue ngrasa bakalan ada pertanda buruk. Tapi ah ngomong apaan sih gue, gue ga ngarasain kaya biasanya yang jantung gue bakalan dangdutan kalo ketemu nih cowo.

"Kanaya ga ikut sih?" Ekky bertanya membuat gue sadar dari lamunan gue yang tanpa sedikitpun melirik kearah gue

Gue menoleh kearah ekky dengan tatapan heran, kenapa lo malah nanyain kanaya sih inikan malam spesial kita.

"Gue telpon kanaya ya buat dia ikut, biar nanti gue jemput dia lagi." Masih sama, ga lirik gue sama sekali dan langsung ambil handphonenua gitu aja

Gue cuma bisa ngikutin apa kata dia, mata gue panas gue pengen nangis. Bakalan jadi apa gue nanti di cafe, gue ga terlalu kenal sama ekky sedangkan kanaya kenal dan sering chattan sama ekky.

Jangan jangan ekky suka sama kanaya, eh apaan si.

***

"Lo ga jemput kanaya?" Tanya gue dengan berat hati

Ekky menggelengkan kepalanya tanpa bicara sedikit pun, daritadi gue cuma di anggurin sedangkan dia asik main handphone

"Hey."

Gue dan ekky melirik ke arah sumber suara, shitmenn itu kanaya. Dia lebih cantik dari gue, and wtf dia cipika cipiki sama ekky. Nay disini ada gue, lo jahat banget sih.

"Hey gabbbb." Kanaya mencium pipi gue, gue cuma bisa balas dengna senyum paksa gue.

Tik..tok..tik..tok

Udah 20 menit, gue ngeliat keasikan kanaya dan ekky. sumpah daritadi gue nahan air mata gue, sesekali gue nenggak buat nahan air mata gue.

Lo berdua akrab banget, sedangkan gue yang mau di comblangin cuma bisa ngeliat lo berdua tertawa lepas.

"Gue balik ya."

Ekky dan kanaya langsung melirik ke arah gue dengan tatapan heran.

"Balik bareng kita aja gab, bentar lagi ko." Suara ekky yang sekarang sedikit aga akrab sama gue

Gue menggeleng tanda menolak, udah cukup gue liat lo berdua kaya gitu disini. Gimana di mobil nanti, mati ditempat gue liat lo berdua lebih daripada ini.

"Gue di jemput marko ko, thanks nay ky gue duluan."

Gue pun pergi, air mata jatuh gitu aja gue buru buru langsung hapus air mata gue dan gue nabrak seseorang yang ngebuat minuman orang ini jatuh ke baju gue.

"Ah-"

"Sorry sorry." Seseorang ini langsung memberikan tissue ke gue, gue pun melihat dan.

"Reza?"

Orang ini menatap gue heran dan bertanya tanya mungkin kenapa gue bisa tau nama dia.

"Lo reza kan?"

Orang ini mengangguk pelan dengan ekspresi yang sama, heran.

"Gue gabriela, temen rumah lo waktu kecil, masa lo lupa si?"

Reza pun mengingatnya, dan syukurlah dia ingat.

"Oh, gabriela yang dulunya ingusan dan cengeng itu ya? Gue inget, sumpah sekarang lo beda banget."

"Sekalinya inget lo malah inget sama kejelekannya gue, bdw lo sekolah dimana?" Tanya gue

"Mending duduk dulu." Reza menarik tangan gue ke tempat duduk nomor 22, jauh banget dari tempatnya ekky dan kanaya. Udalah gue males mikirin mereka, yang ada nanti gue nangis lagi.

"Gue bakalan sekolah si SMA2, gue baru balik dari uk 3 hari yang lalu. Gue masih dirumah bibi gue dan gue bakalan pindah dirumah gue yang sekarang di tempatin sama om sam." Jelas reza

"Eh sumpah demi apa?! Lo bakalan jadi tetangga gue lagi dong? Terus nanti lo satu sekolah sama gue. Sumpah gue exited banget zaaaaa. Bdw lo di uk, ngapain? Bukannya lo waktu itu izin ke gue mau ke surabaya?"

"Ceritanya panjang gab, nanti gue ceritain ya kapan kapan. Besok gue udah mulai sekolah, kalo iya gue satu sekolah sama lo, besok gue jemput lo ya." Reza

Gabriela mengangguk.

Oya gue lupa, reza itu temen gue kecil di rumah. Satu satunya anak kecil dulu yang paling akrab sama gue. Orang tua kita juga udah saling kenal, dan pas sd reza harus pindah ke surabaya, Reza Nathera Mugi.

I'AM FINETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang