Gabriela hari ini memutuskan untuk tidak berangkat sekolah, karena dia masih tidak ingin bertemu dengan kanaya yang membuatnya cemburu semalaman.
Reza yang sudah berasa di dalam kelas ternyata sedaritadi memperhatikan kanaya yang menenggelamkan mukanya dalam tasnya, ingin sekali rasanya reza bertanya tapi apa daya reza tidak ingin ikut campur dalam urusan mereka.
Tapi reza harus cepat bertindak agar semua ini tidak terus membuat wanita kesayangannya itu sakit, reza harus berbicara kepada ekky ya reza harus berbicara mengenai perasaan gabriela kepadanya.
***
Reza yang sudah stay di kantin menunggu kehadiran ekky yang mungkin sebentar lagi datang, dan benar sekalu ekky dkk datang dan langsung menempati tempat duduk yang kosong.
Tanpa lama reza langsung menghampirinya dengan muka dinginnya "Gue mau ngomong sama lo penting di belakang sekolah."
Reza langsung berjalan meninggalkan ekky yang menatapnya heran, dengan muka herannya ekky mengikuti reza tanpa mengeluarkan sedikit pun kata-kata.
Tepatnya di belakang sekolah, reza menatap ekky yang memasang muka heran.
"Stop ngebuat gabriela sakit hati!"
Satu kalimat yang membuat ekky bertanya-tanya, apa maksud dari perkataan reza? Ekky masih diam dan memikirkan perkataan reza yang membuatnya susah untuk bicara.
"Kenapa lo diem!?"
"Gue gangerti maksud omongan lo itu apa, gue sama sekali gapernah nyakitin gabriela. Deket ajah ga" bicara ekky membuat reza tertawa sengit
"Lo udah berkali-kali ngebuat gabriela sekarat hati ky, asal lo tau dia itu suka sama lo udah lama. Kanaya yang sekarang nb nya pacar lo itu dia niatnya mau ngenalin lo ke gabriela dan nyomblangin. Tapi kenapa lo tega nembak kanaya yang jelas-jelas sahabatnya gabriela!" reza yang sudah tidak bisa menahan emosinya, reza tau bahwa ekky itu senior dia tapi sekarang dia menganggap ekky seumuran dengannya.
"Gue gatau soal itu sama sekali, kanaya gapernah ngolok-ngolokin gue buat deketin gabriela. Sama sekali ga za, gue gatau kalau gabriela suka sama gue." nada santai ekky yang membuat reza semakin emosi
"LO BOHONG!!!"
"Lo pasti disuruh kanaya untuk bilang kaya gitu kan? Lo cocok sama kanaya, yang satu penghianat yang satu tukang php. Lo berdua cocok untuk hancur!"
Reza sengaja menekankan kata hancur karena dia tidak suka dengan ekky yang seakan-akan dia tidak bersalah sama sekali, ekky tidak berbicara lagi dan reza langsung meninggalkannya pergi dengan menyenggol kasar bahunya.
***
Seperti biasa pulang sekolah reza langsung menuju kerumah gabriela, berhubung sekarang reza sudah pindah kerumah lamanya yang tak jauh dari rumah gabriela. Dia bisa bermain dirumah gabriela hingga malam.
"Gabriela.."
Panggil reza yang sekarang sudah ada diteras rumah gabriela, biasanta reza langsung masuk kerumah gabriela. Tapi berhubung rumah ganriela dikunci mau tidak mau rexa harus memanggilnya.
"Kemana sih ko ga keluar-keluar ya- gabrielaaaaaa..."
Cekrek
Terdengar suara membuka kunci, reza langsung menatap arah pintu rumah ini.
Yap terlihat gabriela yang sedang mengucek matanya, pantas sajah reza memanggilnya tak menyaut sama sekali.
"Hmm, ada apa za? Masuk-masuk."
Gabriela mempersilahkan reza masuk dengan suara seraknya dan langsung duduk dikursi tamu.
"Marko ga sekolah?" Tanya reza membuat gabriela mendelik kearah ruang tv yang terlihat ada marko sedang tidur disana "Iya, dia kecapean mungkin abis ngurusin surat pindah sekolah gue." Jelas gabriela dan rezapun mengokan
"Eh za kanaya tadi sekolah ga?" Tanya gabriela membuat reza mendelik sengit "Buat apa lo nanyain orang yang udah nusuk lo dari belakang?" Gabriela menggasuk kepalanya yang tidak gatal "Nggg gu--" "Udalah lo gausah urusin orang yang jelas-jelas gaperduli sama lo, sekarang lo fokus sama sekolah baru lo nanti." Gabrilea pun mengangguk