Biasanya malam minggu seperti gabriela berjalan-jalan dengan kanaya, mantan sahabatnya. tetapi sekarang berbeda.
Gabriela ingin kembali seperti dulu bersama kanaya, tetapi gabriela sudah kecewa dengan apa yang sudah di lakukan kanaya kepadanya.
Reza : Curut, gue kerumah lo ya?
Gabriela tersadar dari lamunanya karena mendengar getaran dari handphonenya yang menandakan ada notif masuk, tanpa lama gabriela pun membukanya dan membalasnya.
Gabriela : Mau ngapain lo? Mau mgancurin malam minggu gue yang suram ini?
Reza : justru gue mau buat malam minggu suram lo jadi ga suram lagi, mendingan lo sekarang siap-siap dan kabarin gue kalau udah selesai. Bye curut:)
Gabriela mendengus kesal, "punya temen satu ini ga ngertiin banget gue lago badmood apa."
***
"Gab, ada reza nih.." teriak marko dari lantai satu dengan tidak menyaut apa-apa gabriela langsung turun dengan memasang muka tidak niat.
"Senyum dong, yaelah." Protes reza yang melihat muka temannya ini, gabriela mendelik kearah reza sengit.
"Diem lo, udah buruan." Gabriela berjalan duluan meninggalkan reza dan marko yang sedang duduk di ruang tv,
"Ka gue pinjem gabriela dulu ya,"
"Yoi, jagain man."
Reza mengacungkan jempolnya,
***
Cafe Green (ngasal), 19:15.
Hanya keheninganlah yang tercipta disini, gabriela yang sibuk dengan memainkan minumannya reza yang sibuk berfikir.
"Gab," panggil reza membuat gabriela menoleh,
"Mau kaya gini terus sampe balik?" Tanya reza yang sudah merasa tidak nyaman dengan suasana heningnya,
Gabriela membuang nafas kasar dan meminum minumannya, reza masih memperhatikan gerak gerik gabriela.
"Gab, ngomong napa sih. Gue kaya ngomong sama patung." Celoteh kesal reza,
"Apasih lo za-." Disaat gabriela ingin berbicara kepada reza mata dia langsung menangkap 2 orang yang sedang berbicara, sesuatu penting.
Gabriela tidak bisa memalingkan pandangannya, seakan-akan objek didepannya ini mengunci pandangan gabriela agar tidak melihat objek lain.
Gabriela membuka mulutnya sedikit karena telah melihat sesuatu yang seharusnya tidak dilihat olehnya, gabriela merasa matanya sudah mengeluarkan air yang masih tersengkal di kantung matanya.
"Gab," reza memetik jarinya didepan wajah gabriela, gabriela tersadar dan langsung terjatuh air matanya cepat.
Terlihat reza langsung memasang muka herannya, ada apa dengan gadis yang disayang nya ini.
Gabriela langsung menunduk untuk menutupi matanya yang matanya sekarang sudah mengeluarkan banyak air, terdengar isakan kecil dan terlihat bahu gabriela yang bergoyang.
"Gab lo kenapa?"
Pertanyaan reza dibalas dengan gelengan kepala gabriela, reza semakin dibuat heran. Reza tidak mengerti dia kenapa,
-Gaada inspirasi-
