"Lo sekolah disini?"
Gabriela masih terdiam dengan tatapan emosinya terlihat dari bola mata gabriela.
"Gab," panggil seseorang didepan gabriela ini membuat gabriela memejamkan matanya lalu membukanya lagi pelan,
"Iya gue sekolah disini, kenapa?" Jawab dan tanya gabriela dengan nada seperti orang tak suka membuat seseorang didepannya ini memasang muka melas,
"Lo masih marah sama gue?"
"Sorry ya nay gue sibuk, gue duluan." Gabriela membalikan tubuhnya dan ingin pergi tetapi dengan cepat kanaya memegang tangan gabriela, mau apalagi sih lo nay.
Gabriela tidak mendelik sama sekali, gabriela berusaha melepaskan tangannya yang dipegang oleh kanaya. Tapi sayang kanaya cukup kuat untuk ini, dengan terpaksa akhirnya gabriela membalikan tubuhnya untuk melihat sahabatnya eh mantan sahabat.
"Mau buat gue hancur kaya apalagi sih nay? Gue rasa semuanya udah cukup sama apa yang udah lo perbuat ke gue. Lo udah menang nay." Celoteh gabriela seperti nada menahan tangis
Kanaya menarik gabriela menjauh dari koridor sekolah, sepertinya tidak pantas jika adu mulut di koridor. Bisa bisa jadi tontonan gratis, ternyata kanaya membawa gabriela ke taman sekolah yang cukup sepi eh tidak terlalu sepi sih, suasananya lebih baik daripada di koridor tadi.
Gabriela langsung terduduk di kursi taman dan menatap arah lain,
"Gab, gue tau ini berat buat lo. Tapi gue gabisa bohongin perasaan gue sendiri. Lo pernah bilang kan kalau perasaan itu gapernah salah, dan gue juga gabisa nyalahin perasaan gue, gue-"
"Yatapikan lo tau nay gue suka sama ka ekky udah lama, iya gue tau emang perasaan itu gaada yang salah. Tapi seengganya lo bisa nolak dia baik baik demi pertemanan kita nay. Gue ga habis fikir sama lo yang ternyata lo punya perasaan juga sama ka ekky. Lo ga mikirin perasaan gue nay?" Bicara gabriela yang sekarang sudah menangis membuat kanaya semakin merasa bersalah, emang lo salah coeg.
"Gab gue bener bener minta maaf, gue gue-"
"Apa maaf lo bisa ngubah semuanya? Ga nay, lo gatau gimana syoknya gue pas tau lo berdua kissing di mobil. Lo tega nay gue gangerti lagi sama diri lo."
Kanaya mulai meneteskan air matanya, kanaya sekarang bingung harus menjelaskan seperti apalagi kepada gabriela. Semua pembicaraan gabriela benar tentang dirinya yang tidak mempunyai perasaan,
"Gue bakalan putusin ekky demi lo!" Ocehan mantap kanaga sembari menghapus air matanya,
Gabriela terkekeh "Gaperlu, percuma semuanya ga akan ngerubah sikap gue jadi baik. Gue udah kecewa sama lo dan kepercayaan gue buat lo, udah ilang." Gabriela pergi meninggalkaan kanaya,
"Gabriela.." panggil kanaya keras, tapi sama sekali tidak membuat gabriela menoleh kepadanya.
Lagi lagi kanayaa meneteskan air matanya, dia tidak tahu harus melakukan apa sekarang agar sahabatnya itu kembali seperti dulu.
***
"Za.." Sapa gabriela lemas kepada reza yang ternyata sudah menunggunya didepan SMA1,
"Muka lo kenapa?" Tanya reza yang memperhatikan mimik muka gabriela membuat gabriela memegang kedua pipinya
"Emang muka gue kenapa?"
"Muke lo kusut, napasih beb?" Goda reza membuat gabriela mendelik sengit
"Ampun beb ampun, jan lirik lirik sengit gitu dong beb." Reza terus menggoda gabriela, dengan cepat gabriela memukuli lengam reza sembari tertawa geli.
"Buruan ah jalan."
"Ya lo nya aja belum naik, oon amat sih."
"Oiya haha.."
Bahagialah lo berdua,
TBC
