prolog

5K 324 4
                                    

Aktifitas pertama yang ia lakukan setelah ia bangun adalah naik ke kursi rodanya dan menatap keluar jendela.

Jendela itu menjadi saksi bisu tangisannya setiap malam, ia tak ingin menjadi depresi karena hal itu. Jadi, seringkali ia keluarkan dengan tangisan, dan jendela itu yang menjadi saksi.

Setiap malam pun, jendela itu tak pernah ia tutupi oleh gordin. Membiarkan pemandangan malam menemaninya pergi ke alam bawah sadar.

Tapi kadang langit malam juga yang membuatnya bersedih.

Pagi ini juga tak ada yang berbeda, ia membuka matanya dan melihat ke sekeliling kamarnya dan kemudian ia duduk diatas kursi rodanya. Ia merindukan seseorang.

Krettt...

Suara pintu kamarnya mengalihkan perhatiannya untuk sesaat. Seorang pria bertubuh tinggi dengan jaket hitam yang memanjang sampai lututnya pun masuk. Mata pria itu menatapnya lembut, tapi kesedihan jelas terpancar dari matanya.

"Jongin." Panggilnya pelan.

"Mwo?" Jawab Jongin tenang. Pria tadi menghampiri kursi roda Jongin dan menaruh kedua tangannya di pundak Jongin.

"Kau baik-baik saja?" Tanya pria itu.

"Aku baik-baik saja hyung." Balasnya, pria yang ia sebut hyung -chanyeol- itu berlutut di depannya.

"Jongin-ie, jebal." Jelas disana ia mencoba membujuknya.

"Apa hyung?" Jongin tersenyum kearahnya.

"Aku mohon, lanjutkan hidupmu, jangan seperti ini, kau juga pasti tahu Seulgi tak akan senang jika kau terus seperti ini bukan?" Ada airmata yang siap turun membasahi pipi Chanyeol.

Chanyeol ingin melihat Kai seperti dulu periang, terus tersenyum, selalu positif, ia tak peduli jika ia menjadi bahan lelucon Kai lagi yang penting ia bisa melihat Kai yang dulu, bukan Kai yang selalu berdiam, menangis, dan melamun seperti ini.

"Hyung tahu kalau aku masih memerlukan waktu bukan?" Jawab Jongin, suara yang stabil tadi berubah jadi getaran.

"Seulgi mencintaimu dan ia pasti mengerti kalau kau memulai hidup baru dengan seseorang." Chanyeol berusaha menyakinkan Kai.

"Waktu, hyung, waktu." Dengan itu sebagai tanda, Chanyeol langsung berdiri, meremas pundak Kai sesaat sebelum berjalan kearah pintu.

"Kai, aku ingin kau keluar bersama kami malam ini." Ujar Chanyeol pelan dari ambang pintu sebelum menetup pintu itu dengan perlahan.

Jongin kembali menatapi pemandangan diluar jendela, air matanya yang sedari tadi ia tahan di depan Chanyeol kini jatuh.

"Seulgi-ya bogosipo." Ucapnya lirih.

A/n : hai, hai kali ini aku bikin ff tentang Seulkai. Semoga suka ^^

One Of These Nights | SEULKAITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang