"Jongin-a." Panggil Seulgi perlahan.
"Apa ada wanita lain yang mencintaimu?" Tanya Seulgi.
Bukannya menjawab, Jongin hanya menatapnya bingung.
"Kenapa kau bertanya soal itu?" Kai mendekatinya.
"Tidak, aku hanya bertanya." Balasnya. "Aku harap ada yang bisa mencintaimu lebih dari aku mencintaimu." ucapnya pelan, mungkin hanya dirinya lah yang mendengar.
"Aku hanya berpikir. Kalau aku nanti tak kembali, aku hanya ingin ada wanita lain yang bisa mencintaimu." Ia tersenyum, tapi Jongin merasakan hal aneh dari senyumannya.
"Jangan pernah katakan hal itu!" Ucap Jongin hampir membentak.
"Mianhae." Balas Seulgi singkat sebelum pergi meninggalkan Jongin.
Semua keperluan yang akan ia bawa ke Jeju sudah siap, tapi hatinya tak siap.
Saat malam tiba, tanpa sepengatahuan Kai, ia pergi menemui Ravi, dengan sebuah surat dan sebuah gambar bunga di tangan ia menemui Ravi di salah satu Taman Kota.
"Ravi." Panggilnya begitu melihat kedatangan pria jangkung itu.
"Kenapa kau ingin bertemu denganku?" Tanyanya.
"Aku hanya ingin bicara."
"Apa?" Ravi segera duduk disebelah Seulgi, ia sama sekali tak menatapnya, ia terlalu sibuk memperhatikan cahaya lampu taman.
"Aku yakin ada orang lain yang mencintai Kai." Kalimat itu otomatis membuat Ravi menoleh kearahnya.
"Apa maksudmu?" Ia memiringkan posisi tubuhnya.
"Son Hwamin."
"Ada apa dengannya?"
"Saat aku menunggu di rumah sakit, aku bertemu dengannya."
"Seulgi?" Wanita berparas cantik dengan rambut coklat yang dikucir kuda menepuk pundaknya.
"Hwamin? Sedang apa kau disini?"
"Kau yang sedang apa disini?" Tanya wanita itu.
"Aku sedang merawat kekasihku."
"Siapa? Pekerjaannya?"
"Jongin, Tentara." Jawab Seulgi.
"Tunggu, jadi kau mau bilang kalau Son Hwamin, menyukai Jongin?" Potong Ravi.
"Ia mengenal Jongin lebih dulu, dan lagi pula bukankah mereka sering ditugaskan bersama?" Seulgi menghindari tatapan Ravi.
"Kau bodoh, walau Hwamin menyukai Jongin, tapi kau tahu Jongin tak akan menerimanya." Ravi makin menatapnya.
"Aku tahu, tapi aku hanya... kau tahu." Balasnya.
"Kalau aku tak kembali pastikan Jongin jatuh cinta pada wanita lain, ok? Berjanjilah padaku Ravi." Lanjut Seulgi.
Ravi ingin membalas perkataan Seuli saat itu tapi mulutnya tercekat saat ingin bicara ini sudah benar benar diluar batas kesabarannya, ia tahu Seulgi akan pergi tapi tidak untuk selamanya, jadi kenapa Seulgi harus selalu mengatakan hal yang sama kalau aku tak kembali selama satu minggu terakhir.
"Diammu itu aku anggap sebagai persetujuan, Sersan Kim." ucap Seulgi lagi sambil mengenakan jaket miliknya.
Seulgi beranjak dari kursinya. Ravi yang masih terdiam segera mengeluarkan suara. "Seulgi, berhenti mengatakan sesuatu seperti kau tak akan kembali." Ravi masih kokoh di posisinya saat ini, ia tak menatap atau pun melihat sekilas Seulgi yang berdiri.
"Aku hanya merasakannya Ravi, aku ingin mengantisipasi rasa sakit yang akan datang." Jawab Seulgi sebelum melenggang meninggalkan Ravi yang masih terdiam berusaha mencari kata dan cara untuk memberitahu Kai soal ini.
a/n : akhirnya update :') maafkan aku jarang update lagi sibuk sibuknya sama sekolah :')