Dilarang meng copy sebagian atau keseluruhan isi cerita! Hargai yang sudah susah payah membuatnya. Thx.
***
"HUAAA!! HIKS..." Seorang anak kecil yang cantik dengan rambut pirang bergelombangnya tengah menangis di tengah suasana kantor yang hening itu.
Para karyawan yang tadinya sedang fokus pada pekerjaannya semua berlarian dengan panik ke arah anak kecil tadi.
"Ya ampun, anak siapa sih ini.. siapa orangtua yang tega teganya membiarkan dia disini" ucap salah seorang karyawati dengan rok span serta riasan siap perang miliknya.
"Aku tidak perduli dia anak siapa. yang jelas tolong kalian diamkan dia dan bawa dia pergi dari sini sejauh mungkin." Perintah manager yang bertugas di lantai tersebut.
Beberapa karyawan lain yang tadinya hanya berdiam di kubikel nya sekarang sudah ikut mendatangi anak yang masih menangis kencang itu.
"Adik manis, siapa namamu?" Tanya segerombol karyawan tadi.
"Huwee....." namun nampaknya usaha mereka sia sia. Si bocah kecil itu masih saja terus menangis. Bahkan bertambah keras.
BLAAMM
"MISS GRANGER KUPERINGATKAN KAU. SEKALI LAGI KAU MASUK DENGAN BANTINGAN PINTU, KUPASTIKAN KAU HARUS MENGUCAPKAN SELAMAT TINGGAL PADA KUBIKELMU" bentak sang manager pada karyawatinya.
Perempuan yang di panggil Miss Granger tadi hanya melirik tajam pada saag manager dan membalas bentakan tadi dengan bentakan baru.
"TERSERAH KAU TUA BANGKA! LAGIPULA AKU BARU DIPECAT. APALAGI YANG HARUS KUTAKUTI HAH?!"
"HUWEEEE!!!"
"ARRGHH SIALAN. KENAPA SIH ANAK ITU. AKU PUSING" teriak si manager.
Semua karyawan yang berada disana memijat pelipisnya perlahan mulai pusing dengan keadaan ruangan itu.
Hermione dengan nafas memburu mendatangi anak kecil itu.
"Hei anak kecil, kau sudah cukup besar untuk mengerti perkataan bukan? Kau pikir dengan kau menangis seperti ini, maka kau akan mendapatkan apa yang kauinginkan?! kau salah! Semua orang hanya akan menghiburmu dengan omong kosong. Jadi dewasalah dan jangan cengeng seperti itu" Hermione sudah berada di ambang batas kesabaran tertepi miliknya. Dan sekarang dia sudah terjun bebas.
Anak itu menghentikan tangisnya dan menatap lekat Hermione dengan kedua manik besarnya yang berkaca-kaca.
Kau tahu, dia bukan berlebihan seperti ini hanya karena dipecat biasa. Tapi dia menjadi stress seperti ini akibat ketidakadilan.
apa masuk akal jika ia dipecat karena membela teman sekantornya yang sedang dilecehkan manager pemasaran? Ia bahkan sudah tidak perduli kalau orang yang ia tampar adalah atasannya. Gilanya lagi, sejam setelah kejadian itu terjadi ia langsung mendapat keberuntungan untuk tur singkat ke ruangan atasannya yang paling atas itu -_-
"Kau jahat sekali. Dia hanya anak-anak. Apa perlu kau membentaknya seperti itu?" Ucap Melinda salah seorang rekan Hermione yang memang dari awal tidak menyukai dirinya. Tentu saja Hermione juga tidak menyukainya.
"Oya? Jadi aku jahat pada anak kecil? Well, setidaknya aku tidak sepertimu yang saking idiotnya tidak bisa mendiamkan seorang anak kecil" sinis Hermione. Dengan nafas memburu akibat lelah dan kesal, ia mengepak barang-barangnya kedalam kardus kecil kemudian meninggalkan divisi tempatnya bekerja itu.
Ah jangan lupakan suara debuman pintu yang menjadi ciri khasnya.
"Wanita gilaa dasar sinting. Kumohon jangan ada lagi karyawati macam begitu. Aku bisa pensiun dini karena stroke!!" Jerit sang manager menggelegar.
KAMU SEDANG MEMBACA
[OSS] Dramione Love Story
Short StoryBerisikan cerita one shoot Dramione yang diperuntukkan pada readers yang ingin kangen-kangenan pada Dramione namun malas menunggu updatean cerita seri saya yg lama... Dont forget to vomment... Copyright ©2015 poppytata