MB - 2

35.3K 1K 4
                                    

"Hmmpppph... hmpph..."

Bukannya bangkit, Pemuda tampan itu malah memperdalam ciumannya. Mencengkram erat lengan gadisnya yg memberontak untuk lepas dari kungkungannya.

Sementara si pegawai yg di lihat dari nametagnya bernama 'Andy' malah cengo. Namun tangannya bergerak seduktif mengambil ponsel pintarnya dari saku celana.

'CKREK'
'Sebuah posisi yg tepat! Ini akan jadi bahan gosip terbaru di kantor ini!' Ujar si Andy dalam hati.

"Hmppph.. kuranghh ajhar... minghh.. gir bo.. doh!" Dengan gerakan cepat Nathasya mendorong dada bidang diatasnya, "Heh! Berikan ponselmu padaku! Hey!"

Gadis itu bangkit. Mencoba mengejar sosok pemuda yg mengambil adegan 'panas'nya dengan Juan.

"Awas kau maniak...aku akan buat perhitungan denganmu" dengusnya seraya menyambar tas kerjanya dimeja rapat lalu berlari keluar ruang rapat.

"Dengan senang hati..." Gumam pria tampan itu dengan nada menggoda

..

Kini ia tinggal di sebuah apartemen kecil. Meskipun agak jauh dari kantor tapi harga sewanya murah, itulah yg Nathasya perhitungkan. Ngomong-ngomong soal kantor, ia memutuskan membolos dihari pertamanya bekerja, Si pegawai bernama Andy itu benar-benar gila, Ah bukan... sepertinya hampir semua pegawai di kantor itu telah terkontaminasi dengan virus maniak sang direktur.

Jadilah ia pulang ke sini hitung-hitung membereskan apartemen lalu setelah itu berbelanja beberapa kebutuhan dapur. Ah bukan... lebih tepatnya membeli beberapa kotak makanan instan.

Bell apartemen berbunyi. Nathasya mengerutkan dahinya kebingungan, Bahkan ia belum memberi tahu alamat barunya kepada siapapun. Tapi? Akhirnya ia memutuskan membuka pintu apartemen sederhananya.

"Siap-, KAU?!" Gadis itu memelebarkan kedua bola matanya
"Aku kesini hanya untuk mengantarkan makanan dari ibuku," Pemuda berparas tampan itu tanpa permisi menyenggol lengannya, menerobos masuk ke dalam apartemennya
"Heh! Siapa yg menyuruhmu masuk? Sudah sana pergi... dan berikan makanannya padaku" Dengan sigap ia menarik-narik baju kerja Juan, berusaha menyeret keluar pria berjuluk maniak itu dari apartemennya.

'BRAK'
Rantang itu jatuh berserakan. Bersamaan kedua sejoli yg lagi-lagi bertumpang tindih. Nathasyanya sih benar-benar gerah... namun sepertinya tidak dengan pria yg kini berada dibawahnya. Ia tampak mengeratkan pegangannya pada pinggang Nathasya.

"Mbak ini nomor telpon PDAM-nyah? Hah?" Sontak ibu berumur setengah baya itu menutup mulutnya. Mengusap kelopak matanya yg tak gatal, berusaha meyakinkan dirinya atas apa yg ia lihat.

Bagaimana si ibu tak mudah masuk, pintu masuk apartemen sederhana itu masih terbuka lebar. Jadilah si ibu nyelonong seenak jidatnya.

..

2jam kemudian.

"Tapi kalian ini bukan suami istri... bagaimana mungkin- melakukan hal setabu itu?" Selidik pria berseragam satpam ini kepada sepasang 'kekasih' yg kini sedang meringkuk di kursi post keamanan

"Sudah saya jelaskan pak... kejadian tadi itu hanya kecelakaan saja, lagipula bapak melihat rantang berjatuhan bukan? Itu karena pemuda gila ini memaksa masuk apartemen saya!" Kedua tanduk dikepala gadis itu mulai muncul, menandakkan ia begitu meradang saat ini.

"Tetap saja mbak, kejadian tadi akan membuat citra apartemen kami menjadi kelam... menyimpan kekasih dalam satu atap... apalagi, mbak ini belum genap 2hari tinggal disini" lagi. Pihak keamanan berujar kepadanya panjang lebar

Siapa saja pasti akan berfikir yg 'iya-iya' jika melihat sepasang manusia, berbeda jenis kelamin, bertumpang tindih dalam satu atap. Apalagi pakaian yg dikenakan gadis yang biasa dipanggil Echa itu, ia hanya menggunakkan celana pendek dipadu tanktop.

Ditambah keterangan si ibu-ibu tadi mengenai kejadian di tkp. Membuat segerombol petugas keamanan menyeret Juan dan Nathasya yg kala itu kalap mengetahui apartemen Nathasya di gerebek.

'TOK TOK'

Juan tak membuka suara sedikitpun. Seakan tak ingin menampik tuduhan-tuduhan yg pihak keamanan itu tujukkan padanya. Sampai saat ibunya datang, ia masih saja terus diam.

"Permisi pak... saya ibu dari Juan, dan calon mertua dari Nathasya..." sapa sang Ibu dengan nada sumringah. Kontras sekali dengan wajah anak-anaknya yg sedari tadi ditekuk

"Jadi beg-"

Mata Nathasya berbinar melihat kedatangan wanita berhati malaikat ini. Ia melihat secerca harapan didepannya.

"Tak usah dijelaskan pak... saya sudah tahu, lagian... manusia memang ladangnya khilaf kan? Jadi begini saja..."

..

Setelah negosiasi yg begitu cepat. Akhirnya si gadis kelahiran bulan July itu dapat mengelus dadanya (lagi). Sabar. Sabar. Bahkan baru tadi pagi ia mendapatkan insiden memalukan di kantor Juan... ini?

Jauh lebih buruk daripada tertinggal rombongan saat studytour! Ia dituduh ber'zinah' dengan pria yg ia sebut maniak itu. Belum cukup sampai disitu... ia mendapatkan ending yg begitu getir. Dengan gontai, ia menarik koper dan menenteng beberapa paperbag di tangannya. Diusir? Itu terlalu kasar sepertinya... Lebih tepatnya dipindahkan.

"Juan! Siapa yg menyuruhnya melipat tangan begitu, lihat menantuku? Ia begitu repot... cepat bantu dia!" Suara anggun itu terdengar.

Ya Tuhan... seandainya saja ia tak bertemu dengan pemuda maniak tak punya hati. Seandainya saja ibunya tak mengenal ibu dari si pemuda maniak itu.

"Nas... serahkan kopermu nak, Ibu tau kamu lelah kan? Ayo ke mobil duluan" ujar wanita anggun itu

"Ehm... tak usah bi, biar aku saja... lagipula aku- aku mungkin akan pindah ke bekasi dulu untuk sementara" Nathasya membalas dengan tatapan memelas. Seakan meronta ingin dilepaskan dari cengkraman keluarga yg menurutnya maniak ini.

"Bekasi? Kau bercanda... bahkan jika tak macet saja... kau perlu waktu banyak untuk menuju kantor. Tidak... tidak... kau harus tinggal bersama kami!" Keputusan itu telak.

..

Banyak hal yg ia lewati. 8tahun lalu. Sejak ia duduk di bangku salah satu SMP swasta di Bandung, ia mengenal sosok yg ia sebut maniak saat ini...

- Flashback 2010 -

"Cha... ini loh temen mami dari Jakarta, Namanya tante Erika" ujar Mami Ami dengan antusias

"Eh Echa? Sudah besar ya kamu... Juan sering cerita katanya kamu suk-" Buru-buru remaja laki-laki disampingnya menyenggol lengan wanita itu

"Suka apa tante?" Tanya Nathasya keheranan

"Ah mungkin dia hanya salah pengertian saja"

Hari-hari berlalu. Intensitas pertemuan diantara keduanya semakin sering terjadi. Bagaimana tidak, setiap hari jumat dan minggu, Ibu dari Juan selalu mengunjungi ibunya. Sampai suatu ketika...

"Pokoknya Echa ikut mami!" Teriak remaja perempuan itu seraya menarik ujung rok ibunya

"Mami ada urusan sama ibunya Juan, Cha... lagian di rumah ada Juan kan? Dia baik kok" tangan halus itu mengusap pelan rambutnya yg tergerai

5menit kemudian suara jeritan terdengar dari rumah itu. Dimana Mami Ella dan Ibu Juan baru saja masuk ke dalam mobil, Namun mengurungkan niatnya karena mendengar suara jeritan tadi.

Alangkah terkejutnya mereka melihat keadaan rumah yg sudah seperti kapal pecah. Namun diruang tengah tak ada satupun orang.

"Hiks... hiks..." remaja perempuan itu meringkuk dibawah meja. Membenamkan wajahnya diantara kedua lututnya.

Bukankah ada Juan? Remaja yg lebih tua 1 tahun diatasnya, kemana dia?

Jadi yg sebenarnya terjadi adalah, Juan bermaksud memberikan gadis remaja itu sebuah teddy bear besar. Berwarna coklat muda yg terkesan sangat romantis bukan?

Namun ada satu yg Juan lupakan. Ya...Nathasya trauma akan boneka. Terlebih dengan teddy bear. Jadilah akhirnya adegan kejar-kejaran itu menjadikan hubungan keduanya semakin tak karuan.

-Flashback End-

TBC Please Voment ... :)
Kenapa ngerubah cast cewe? Ya sebenernya mau semua. Tapi~ Aku fikir biar lebih sreg aja.

Maniac BossTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang