MB - 6

21K 654 2
                                    

Keduanya tersenyum.
Duduk dibalkon kantor dengan kedua tangan yg bertaut. Si gadis menyenderkan kepalanya di bahu sang pria. Kini mereka telah ada di lantai teratas, Pukul 3pagi.

"Aku tak pernah sebahagia ini sebelumnya..." gumam Juan memainkan jari jemari 'kekasih' barunya ini
"Hn? Hidupmu begitu membosankan ya... Aku- Aku selalu menikmati semuanya, Bahagia dengan semuanya," Nathasyamembalas dengan mengulas senyuman
"Tidak... bukan itu maksudku Sya, Kau tau bahagia atas kesempurnaan? 5tahun ini aku terus menunggu kesempatan ini... menunggu seseorang yg tak pernah peka padaku... Lalu- disaat aku sampai pada titik yg membuatku ingin mundur, gadis itu malah mendatangiku..berkata padaku ia mempunyai perasaan yg sama denganku" matanya sedikit berkaca2

"Aku mempunyai alasan tersendiri atas hal itu, Bukankah itu proses? Jika kita dengan mudahnya bertemu... saling menyatakan cinta... hal ini tak akan terjadi. Aku ingin selalu bersamamu, Juan" nathasya mengulas senyum
"Aku bahagia atas semuanya... Dan ingin mengukir lebih banyak kisah dengan kepala divisi bodoh,Nathasya nathania.. kkk" pria itu sedikit terkikik.

Angin berhembus tak beraturan. Hujan reda 1jam yg lalu, Namun tak sampai membasahi lantai balkon lantai teratas ini.

'TAK'
Nathasya menjitak kepala Juan, "Aku? Kepala divisi bodoh? Kemana saja tak melihat pekerjaanku Tuan? Ah mungkin kau terlalu sibuk bermesraan dengan kekasihmu itu kan? Hah... sudah maniak, tak profesional... gampang sekali menjudge anak buahnya" cibir Nathasya dengan nada meremehkan

"Kepala divisi mana yg mau menjadi bulan-bulanan Bosnya?" Juan melirik gadisnya yg tengah fokus memandangi langit malam-bukan bukan... sebentar lagi waktu subuh datang.
"Itu karena bosnya maniak, brutal dan sedikit gila... jadi bagaimana kepala divisi berani menolaknya?"
"Kau bicara seolah2 aku ini benar benar maniak kepada semua orang-"
"Bukankah kenyataannya memang seperti itu? Kau maniak pada semua wanita didekatmu... ya mungkin aku hanya-"

Juan menaikkan alisnya, lalu tersenyum jahil, "oh jadi besok aku akan maniak pada seluruh gadis2 di kantor ini... setidaknya aku akan mendapatkan gadis2 yg tubuhnya lebih berisi darimu... haha" tak ada ancaman, Juan masih saja mengenggam erat tangan gadisnya

"Kau! Kau hanya boleh maniak padaku! Tak boleh dengan yg lain... pokoknya tak boleh!" Sang gadis berkata sambil menggeleng2kan kepalanya, Menggemaskan sekali

"Iya bayiku.... tak akan... jika aku agresif, maniak... atau apapun itu, hanya akan kulakukan pada dua orang- kau dan ibuku" Pria itu mendekatkan wajahnya, mengecup kening bersih tak bercela milik Nathasya.

..

"Kau yakin? Aku benar2 malu Juan... apa yg harus aku katakan pada ibumu? Semalaman aku pergi dengan anaknya, dan baru pulang pagi buta seperti ini, Ya Tuhan... apa kata ibuku di Bandung nanti kalau tahu anaknya pulang pagi bersama pria maniak sepertimu~" Ini mungkin perbedaan orang yg sedang diliputi atmosfer cinta, Sedari tadi gadis pemilik pipi tembam ini tak berhenti mengoceh sedikitpun

Sedangkan pria tampan disampingnya masih fokus dengan kemudinya, Jakarta di pagi buta ini sungguh sangat senyap. Mobilnya dapat melaju dengan kecepatan sedang, "Sudahlah Sya, lebih baik kau tenangkan dirimu, karena ibuku tak akan memarahimu sedikitpun.." Juan berujar dengan sedikit mengulas senyum

"Tapi ju-" ucapan gadis itu terpotong
"Kau percaya denganku bukan?"
"Iyaaa iyaaa"
"Anak baiiiik"

Keduanya bertatapan sejenak, sebelum Juan kembali berkutat dengan stirnya, Namun tak melepaskan genggaman tangannya pada Nathasya.

"Nas, Bagaimana jika hari minggu nanti kita ke Anyer? Melihat pemandangan lain selain berkas2 kita di kantor mungkin? Kau mau?" Juan membuka pembicaraan, melirik sekilas ke arah gadis di jok sebelahnya, Namun ia tersenyum mana kala mendapati Nathasya tertidur pulas disana.

..

Juan dan Nathasya meliburkan dirinya ke kantor. Jangan kira suasana kantor menjadi sunyi sepi,karena Andy cs (biang gosip dikantor ini) telah siap dengan beberapa berita panas pagi ini.

"Sudah aku bilang bukan? Bu Nathasya akhirnya menerima Pak Juan? Liat saja.. Pak Juan beranI menciumnya di cafe depan... ayo 200ribunya mana? Kau kalah telak Boy..." Andy mengibas-ngibaskan sebuah lembaran foto ditangannya
"Iya aku setuju sekali, Pak Andy... Ah... bahkan hari ini mereka berdua kompak untuk izin, bikin iri saja~" Si pegawai wanita bername tag Citra itu menyahut

"Enak saja... mu-mungkin saja Pak Juan memang mempermainkan Nathasya? Kudengar Pak Juan itu mantan player loh... Jadi tidak dengan 200ribu untukmu, karena taruhan ini belum selesai!" Pria bertubuh tinggi besar itu menggelengkan kepalanya
"Ini sudah selesai Boy... ayo, mana jatah taruhanku? Kau ini... badanmu saja yg besar, tapi-"
'ZRET'
Tiba2 sosok pemuda bertubuh sedikit berisi menarik secarik foto di tangan Andy, ia membelakakan matanya melihat foto itu.
"Ini tak mungkin-"

..

Gadis itu menggeliat dari tidurnya, Tirai jendela memang masih ditutup. Begitu pula pendingin kamar yg masih menyala dengan suhu 16', Namun tetap saja... hangatnya sinar matahari tetap merasuk dalam tubuhnya.

"Hoaaaaammm...." ia terbangun. Menatap keselilingnya, Benar... ini adalah kamarnya. Namun bukankah tadi ia tidur di mobil? Ah sudahlah... lebih baik ia turun, menemui Ibu Juan untuk 'mempertanggung jawabkan' perbuatannya

Nihil. Ia tak menemukan siapapun di lantai bawah. Namun aroma tak sedap tercium di hidungnya, yg tak salah lagi berasal dari arah dapur,

"Ya Tuhan... kau merusaknyaaaa, gaaaah Juaaan"

..

"Jangan lagi melakukan hal itu, bodoh. kau hampir saja membakar rumahmu sendiri!" Si gadis mencibir dengan tangan yg menaruh nasi dipiring sang Pria.
"Biar saja... aku bisa membelinya lagi jika kau mau~" Jawab Juan dengan enteng
"Cih, sombong sekali... ayo cepat makan, lalu ke kantor, hah.. baru beberapa minggu bekerja... tapi aku sudah terlambat seperti ini, bagaimana nanti rencanaku untuk menyingkirkanmu dari kantor yaa...kkk" Nathasya mencibir lagi, namun dengan nada bicara yg jenaka.
"Oh... jadi kau ingin menyingkirkanku dari kantor? Haha... aku tak yakin kau bisa melakukannya.. bahkan orang yg kau ingin singkirkan sudah menjeratmu dengan cintanya" Juan tertawa meremehkan, namun lengannya terulur kebahu sang Gadis, merangkulnya.

"Tch, lenganmu bau sekali Juan... aku sampai ingin muntah menciumnya... hueeek" Nathasya menjulurkan lidahnya
"Aku tau kau suka padaku Sya.. jadi apapun bau tubuhku, kau akan senantiasa menciuminya..." Juan membalas dengan godaan.

TBC

Maniac BossTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang