MB - 5

23.7K 809 9
                                    

Pulang dengan busway ternyata tak buruk juga. Setidaknya itulah yg dipikirkan Nathasya petang ini, Pasca kejadian di lift... ia mencoba tak mengingatnya. Ia pernah menjalani hubungan pacaran, bahkan 2kali pada saat duduk di SMA. Tapi entahlah... ia terlalu takut untuk memulainya lagi.

Terikat.
Alasan sesederhana itulah yg selalu ia kumandangkan. Ia sedang tak ingin terikat dengan siapapun sekarang, tidak dengan Juan atau siapapun.

"Akhirnyaa..." setelah menunggu beberapa saat di depan halte kantor, akhirnya ia dapat menginjakkan kakinya di bus andalan kota jakarta ini.

..

"Loh Sya, Juannya mana?" Tanya ibu dari Juan
"Juan.. mungkin dia sedang ada lembur di kantor bi... aku permisi dulu" jawab Nathasya lirih

Gadis itu segera menaiki tangga, menenteng tas kerjanya dengan wajah lesu. Bulan november telah menyambut, senada dengan musim penghujan di kota ini. Walau tak sedingin Bandung, Jakarta ternyata mampu membuatnya sukses menggigil kedinginan.

Tidak mandi malam ini? Hah... sepertinya itu hanya jadi wacana saat ia di kantor. Karena memang harus mandi, tidur dengan kondisi badan yg lengket sedikit membuatnya risih. Dengan berjalan gontai ia menyambar bathdrobenya di belakang pintu, serta handuk pinknya.

..

Matanya membulat ketika melihat sesosok lelaki yg baru saja membuka pintu kamar mandi. Di kamarnya memang tak ada kamar mandi, jadi ia harus memakai kamar mandi di dekat kamar Juan. Tak disangka ia malah melihat wajah pucat-Hah? Sejak kapan wajah pemuda itu pucat? Lalu... perban ditangannya?

"Kau darimana saja Juan? Lalu tanganmu-" ucapan gadis itu terpotong manakala tangan kekar itu mencengkram tangannya
"Bahkan baru tadi sore kau menolakku, tapi... sepertinya kau suka sekali menabur benih2 harapan.." Juan bergumam dengan nada mengejek
"Aku begini karena aku perduli denganmu BODOH!"
"Perduli? Saat ini aku sedang tak butuh itu... Nathasya Nathania, lebih baik simpan itu untuk orang lain"
'SRET'

Pria itu melepaskan cengkraman tangannya. Meninggalkan Nathasya yg kini hanya terpaku. "Kau tak akan tau semuanya, Juan!" Teriaknya gusar seraya masuk ke dalam kamar mandi.

..
Paginya.

Seperti biasa. Dihari kedua menginap di rumah ini, sang ratu di rumah ini tengah menaruh berbagai menu makanan di meja. Namun hanya ada nathasya yg kini sedang menata alat2 makan. Juan telah berangkat ke kantor sejak jam 6 pagi tadi, Gadis itu sedikit menaikkan alisnya... Bahkan kantor dibuka pukul 06.30 tapi kenapa pria itu ngotot berangkat pagi?

Setelah selesai makan, ia langsung bergegas keluar menuju halte busway, tak jauh dari pintu kompleks sih.... namun bukankah semalam hujan? Bayangkan betapa beceknya bukan.

..

Setelah melakukan absen dengan fingerprint, gadis itu segera menuju lift. Memencet asal tombol lift, karena ia sedang sibuk menata riasan wajahnya sekarang.
"Kau tau, Baru saja aku berpapasan dengan sekertaris pak Juan, cantik sekali... kau tau... tubuhnya begitu indah..." gumam pegawai HRD
"Iya, kudengar Pak Juan sendiri yg memilihnya, oh Tuhan.. kenapa tidak aku saja sih" kini pegawai lainnya ikut menyahut

Nathasya sontak menghentikkan kegiatan-membenahi riasannya- Raut kekecewaan terlihat jelas diwajahnya, "Duh kenapa aku jadi sebal begini sih" gerutunya dalam hati.

..

Ada saja moodbreakernya dalam bekerja. Kalau bukan tentang gosip tentangnya dengan sang direktur ya tentang hal ini, Jam makan siang yg biasanya ia habiskan sendirian malah dihabiskan di kantin bersama para anggota divisinya. Dan yg lebih menyebalkan lagi adalah...

Maniac BossTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang