Awal bulan desember menjadi bulan yg baik bagi sebagian orang. Karena sebagian orang ini telah menikmati hasil kerjanya tahun ini, sedangkan orang lain sibuk menyesali perbuatan mereka di tahun ini, bagaimana tidak mungkin hanya pegawai-pegawai kantoran yg merasakan ini.
Waktu dimana atasan terus mendesak mereka untuk menyelesaikan berbagai laporan akhir tahun.Gadis pemilik pipi chubby ini merenggangkan otot2nya, 2hari ini ia begitu disibukkan dengan berbagai pekerjaan di kantor. Ia melirik jam tangannya sekilas, sudah pukul 6petang.
Tiba2 ia dikagetkan oleh kedua tangan kekar yg melingkar dibahunya, mengendus aroma diceruk lehernya."Ishh.. Ju, kau tak lihat aku sedang sibuk hm?" Nathasya menggeliat tak nyaman
"Hngg, aku tau Nathasya Nathania, tapi kau juga harus tau... aku begitu rindu denganmu sayang" Juan mempererat pelukannya
"Kau ingin minum apa? Biar aku buatkan di pantry..."
"Tak usah, lagipula kau tak ingin pulang, hm?" Juan kembali menciumi bahu gadisnya yg tertutupi blazernya
Nathasya menggeleng, "pekerjaanku masih banyak Juan, aku tak ingin membawa pekerjaan ke rumah mengerti?" Ia berujar sambil membalikkan tubuhnya ke arah sang pria"Ayolah sya... ini sudah cukup gelap, kau bekerja sejak jam 8pagi, apa tak lelah? Aku bisa suruh orang lain untuk menyelesaikannya" Juan berujar meyakinkan
Nathasya menggeleng (lagi), "Disini aku dibayar Juan, bertanggung jawab atas pekerjaanku disini, Ini bukan masalah aku akan jadi bahan gosip nantinya... tapi-" ucapannya terpotong
"Dengar sya, sudah seminggu kita tak menghabiskan waktu bersama kan? Stidaknya untuk duduk diam di rumah? Ayolah..." Juan berujar lirih
"Tapi- hh... yasudah, aku bereskan ini dulu, hanya hari ini saja ya? Aku tak enak dengan teman2 divisi lain Ju..."Juan mengacungkan kedua ibu jarinya. Melangkahkan kakinya menuju basement parkir dibawah.
..
"Ammar? Jadi kau bekerja disini juga?"
"Hn, "
"Sejak kapan?"
"Sudah seminggu. Bagaimana kabarmu,Sya?"
"Baik.. Hngggh, ternyata berita dari Ochi benar ya, akhirnya kau dapat promosi ini juga..." lirih Nathasya seraya mengecek kembali tasnya, "hm, sudah sesore ini, aku duluan ya Mar" Nathasya mengulaskan senyum lebarnya
"Tunggu... kau tak ingin ngobrol sebentar denganku? Setidaknya kita minum dulu di pantry?" Tiba2 tangan kekar itu mencegat Nathasya
Nathasya sedikit menaikkan alisnya, "Bagaimana ya?sudah ada orang yg menungguku dibawah.. Maafkan aku Ammar... lainkali mungkin-kita bisa menyambung ini lagi, aku permisi"..
"Lama sekali, Kau tau, Tubuhku hampir habis oleh nyamuk2 sialan didalam sini, Bodoh!"
Nathasya mengernyitkan dahinya tatkala mendengar gerutuan kekasihnya. Padahal ia sudah sekuat tenaga meninggalkan Ammar yg menatapnya penuh harap. Tapi baru membuka pintu mobil langsung dihadiahi mulut pedas pemuda ini.
"Kau fikir lantai 4 sedekat toilet dan kamarmu hah? Menyebalkan sekali... lagipula Kenapa nyamuk2 itu tak sekalian memakan mulut pedasmu sih," Nathasya mencibir dengan tak kalah pedas
"KAU! Jadi kau lebih memilih ak-" ucapan Juan terpotong
"IYA! Kau fikir aku tak lelah apa? Seharusnya kau sadar berapa umurmu, Tuan! Jangan terlalu kekanakkan, aku muak melihatnya.." entahlah. Mungkin karena sedang banyak beban, Gadis itu meluapkan seluruh amarahnya.
"Kita pulang saja..." Sebuah sahutan lirih dari sang Pria membuat pertengkaran itu terhenti.
Nathasya mengerutkan dahinya, Mungkin karena ia sedang dalam keadaan Pra-Menstruasi, Emosinya naik turun. Seperti sekarang ini, ia malah ingin segera turun dari Mobil mewah ini, Setidaknya naik busway sore ini tak buruk bukan?
"Aku turun disini... " Nathasya berucap sebelum pemuda disampingnya memutar kunci mobilnya.Sontak Juan menoleh, Sebenarnya ia ingin menarik tangan gadis itu.. tapi apa daya, egonya kali ini lebih besar daripada itu. "Turunlah... aku juga ada acara dengan beberapa temanku" Kalimat itu lolos begitu saja dari mulutnya.
Nathasya mengangguk, menarik knop pintu mobil, "Aku pergi dulu... kau menyetirlah dengan baik"Terlambat Juan. Terlambat.
..Di dalam sebuah Busway, Pukul 07malam.
Gadis itu sibuk memandang kearah luar. Wajar bukan jika dua orang Yg menjalin hubungan terlibat suatu pertengkaran? Wajar bukan? Apalagi dengan kondisinya dan Juan yg memang pekerja kantoran-yg notabennya dituntut untuk selalu profesional. Tapi tadi adalah hal yg paling tak ia sukai, Juan dan sifat memaksanya memang tak pernah bisa dipisahkan. Dan mungkin... tak akan pernah.
Setidaknya itu yg melintas dibenaknya saat ini. Nathasya merasakan getaran dari ponselnya.
( Nathasya : Halo?
Ammar : sya... ini aku Ammar, ada sesuatu yg ingin aku tawarkan padamu,
Nathasya : Hm? Menawarkan apa?
Ammar : Aku akan menyewa sebuah rumah dua lantai ... tapi aku bingung menyewanya dengan apa, Biaya sewanya sangat mahal
Nathasya : Lalu?
Ammar : Aku ada ide untuk menyewakan kamar-kamarnya... kau mau? Tenang saja... kita tidak hanya berdua, beberapa pegawai di kantor juga akan tinggal disitu
Nathasya : Hmm... bagaimana ya? Kau tau kan mamiku? Ia akan marah jika anaknya-
Ammar : Tak apa sya, mungkin kau bisa memikirkannya dulu)Setelah menyelesaikan pembicaraannya, Nathasya mengambil sebuah notes kecil ditas kerjanya,
- MY JUU'S BORNDAY 25.12.2015 -
Gadis itu tersenyum kecut. Ia merutukki kebodohannya mengajak kekasihnya bertengkar. Itu akan semakin membuatnya benar2 tak nyaman...
"Aku pulang..."
" Nathasya ? Ayo... ibu sudah menyiapkan banyak makanan untukmu" Perempuan berusia 50tahunan itu menyambutnya dengan senyuman manis.
Rasanya berat sekali jika harus meninggalkan rumah ini, selain karena gratis. Ia juga sudah amat menyayangi wanita paruh baya yg suka memeluk bahunya ini.
"Terima kasih bu, aku- aku akan membersihkan tubuh dulu, permisi"Gadis itu berjalan memasuki kamarnya. Memandangi setiap bagian dari kamar yg telah ia tinggali selama -/+ 3bulan. Biaya sewa yg ditawarkan Ammar tak terlalu mahal, Apalagi jaraknya juga lebih dekat dengan kantor. Ia mengerjapkan matanya, "apakah aku mampu keluar dari sini..."
..
Kantor sedang dalam keadaan sepi. Klien-klien memang sudah pergi atau meeting diluar siang tadi. Seperti biasanya, Nathasya dan kedua anggota divisinya duduk di pantry, masih dengan berkas berkas yg memenuhi tangan mereka.
"Laporan untuk bulan september sampai november sudah selesai, Bu... tinggal bulan desember. Kita juga sudah mengolah datanya" Pegawai muda berambu curly berujar
"Oke, kita selesaikan dalam 3hari ini... setelah itu kita bisa sedikit leha-leha... akh, divisi kita akan menghabiskan liburan kemana ya?" Nathasya menyeruput kopi hitamnya
"Bagaimana jika Puncak Bu? Ada divisi lain yg akan kesana juga... kita bisa tinggal satu villa disana" Pegawai laki-laki disebelahnya menyarankan
"Yasudah, kita pikirkan nanti... yg penting selesaikan dulu semuanya"
"Oke bu!"Tiba-tiba, dari ambang pintu masuk pantry, sesosok lelaki jangkung menatap ketiga orang yg sedang larut dalam pembicaraannya. "Bolehkah aku bergabung?" Suara bass itu membuat ketiganya menoleh
"Eh... Pak Ammar, ayo kesini saja.. ingin saya buatkan kopi?" Evelyn bangkit dari duduknya
"Tak usah tak usah... aku hanya ingin bicara sebentar dengan Nathasya "Kedua pegawai diruangan itu sontak saling memandang. Evelyn dan Rico sedikit menahan senyum. Hah... rupanya kepala divisi baru bernama Ammar ini menaruh hati kepada kepala divisinya.
"Kami permisi dulu bu, " keduanya pamit meninggalkan Ammar dan Nathasya yg kini terpaku diam dengan dunianya sendiri
Akhirnya Ammar berinisiatif duduk dihadapan gadis ini.
"Ehm... jadi- jadi bagaimana dengan penawaranku tadi malam?"
"Aku pribadi sebenarnya tertarik. Apalagi, Eve dan beberapa pegawai dikantor ini juga berencana tinggal disana bukan?" Nathasya tersenyum. Menyesap kopi panasnya (lagi).
"Bagaimana jika kita melihatnya nanti setelah pulang kantor?" Tawar Ammar
"Boleh.... tapi jangan hari ini, aku mungkin akan meminta ijin kepada ibu Ratih, ngomong2... hanya kau saja yg dapat promosi ke Jakarta? Ochi? Aku sungguh merindukannya, Mar" Ini adalah hal yg paling dirindukannya selama ini, Bebas tanpa kekangngan dari siapapun."Sebenarnya ada, Sya. Hanya saja... kau tau bukan? Di Bandung ada Ichal yg membuatnya betah disana..."
"Hahaha... menyenangkan sekali jika ada dia disini, mendengar teriakkannya itu menambah semangatku"Keduanya terlarut dalam candaan mereka. Cerita2 awal mereka dpat bersatu sebagai sahabat. Senyuman tak berhenti terukir diwajah cantiknya.
'Drap' 'Drap'
Suara langkah kaki itu menggema di koridor di area pantry. Sesosok lelaki tampan yg kini menatap tajam kedua orang yg tengah asik bercanda di Pantry.
"Bahkan ia tak pernah sebahagia itu jika bersamaku"TBC
Minta komentarnya yaaa, makasih :)
KAMU SEDANG MEMBACA
Maniac Boss
RomanceKisah seorang Nathasya Nathania yang baru saja dipindah tugaskan di Jakarta. Juan Christian- sang bos galak yang begitu maniak terhadap kehidupan Nathasya Warn: belum ada edit, repost dari facebook banyak kesalahan.