Nathasya menatap benda bulat yang kini melingkar indah dijari manisnya. Terbesit rasa jengkel dihati gadis ini, Jadi ini cara melamar yang Juan lakukan? Membawanya ke toko perhiasan? 'Dia fikir aku gadis matre apa!' Dengusnya.
Entah pria itu sedang kemana sekarang- Nathasya hanya bisa termenung tempat duduk mall, lemas sekali rasanya.
"Jangan terlalu banyak merenung. Kau akan terlihat seperti kurang waras nantinya," Juan menyodorkan sekaleng softdrink kepada kekasihnya
"Sialan. Anggap Aku memang kurang waras karena menerima pria maniak sepertimu... " Gadis itu menyambar softdrinknya-meneguknya dengan kasar"Jangan merajuk- setelah ini kau bebas mau kemana saja- akan kutemani..." Juan bergabung dengan Nathasya , duduk sembari melingkarkan lengannya pada tubuh ramping gadis itu
Sang gadis mulai menggeliat tak nyaman, sangsi kepada Juan yang seakan pamer kemesraan dihadapan publik. "Berhenti menggerayangi tubuhku, Maniak! Ini tempat umum... jangan terus membuatku malu!" Nathasya mengerucutkan bibirnya lagi
"Oh jadi, jika dirumah aku bisa lebih mesra denganmu? Baiklah... aku si-"
"Bukan begitu maksudku, bodoh! Issh kau membuatku begitu lelah hari ini, pulang saja sana! Aku ingin spa sebentar!" Nathasya mendelik memotong ucapan sang dikantornya ini
"Mana bisa begitu? Aku ikut!"
-----Lagi-lagi gadis itu menampakkan wajah sedihnya, sungguh-ia tak nyaman jika harus dibuntuti terus oleh Juan. Pria itu semakin hari semakin maniak saja kepadanya.
"Silahkan luruskan kaki ada, nyonya" ujar petugas spa tsb.
Nathasya mengangguk, mengikuti interuksi wanita muda berseragam serba pink itu, Tsaah.. jika saja Juan kini tak ada disamping ia pasti bisa bebas membuka kemben yang kini membuat nafasnya sesak.
Sayangnya lelaki kelahiran desember itu seakan tak risih, ia malah ikut treatment spa seperti yang Nathasya lakukan. Dasar pria maniak!Nathasya tak sengaja melirik Juan yang kini berbaring di ranjang sebelahnya, disambut dengan kerlingan nakal dan kedipan mata mesum ala kekasihnya. Gadis itu sweatdrop-lalu lebih memilih memejamkan matanya untuk rileks.
"Lakukan spa untuk calon pengantin ya mba, kami berdua akan menikah minggu depan... sekalian juga-masker wajah calon istriku... jerawatnya begitu banyak ketika datang bulan-" terdengar suara Juan yang setengah berbisik, entah apa yang direncanakan pria itu yang pasti Nathasya terbangun dengan...
"YA! Kalian! Mana petugas yang tadi menghandle tubuhku hah? Ini? Bahkan aku bukan calon pengantin, mba... kenapa kalian memberiku lulur dan apa lagi ini-" Gadis itu mengamuk dengab hebat, kakinya bergerak berusaha keluar dari kungkungan 4 pegawai perempuan yang setia memegangi tubuhnya.
'SH*T! Ini pasti kerjaan manusia maniak itu!' Gerutu Nathasya seraya pasrah menikmati treatment++ untuk para calon pengantin
----Ini hari senin. Hari yang hampir dibenci oleh semua orang- dari anak sekolah, mahasiswa, pekerja bahkan staff BIN sekalipum-. Namun rasanya gadis itu pertama kali merasakan hari senin sesial ini, ia begitu banyak mengalami kejadian memalukan.
"Sudah... bukankah aku sudah menurutimu, menemanimu spa kan? Lihatlah cermin-jerawatmu sudah hilang sekarang" Juan kini tengah asik menyetir.Ya... keduanya tengah berada didalam mobil. Juan duduk dikursi kemudi, sedangkan sang kekasih masih setia mengerucutkan bibirnya-sebal. Gadis muda itu sama sekali tak mengeluarkan sepatah katapun pada Juan, entah... bahkan otaknya masih belum bisa mencerna kejadian2 ini. Juan adalah pria terajaib yang pernah ada, melakukan hal-hal semaunya tanpa meminta pendapat. Bau lulur ala pengantin itu hampir saja membuatnya muntah, apalagi treatment untuk organ intim yg baru saja selesai tadi. Memikirkannya sudah membuat kedua pipi tembamnya bersemu merah.
Waktu sudah menunjukkan pukul 20.00 malam, mobil berwarna hitam metalic itu berhenti didepan sebuah restoran jepang.
"Sudah ngambeknya? Ayo turun! Kasihan cacing-cacing diperutmu Sya... " Pria berjas itu menatap gadis disampingnya
"Kau sajalah... aku tak lapar" Nathasya membuang mukanya kearah jendela
"Dari tadi sore kau belum makan, ja-"
"Ja apa? Hush sana... seharian ini aku begitu bosan melihat wajah maniakmu!" Gadis itu mengibaskan tangannya
KAMU SEDANG MEMBACA
Maniac Boss
RomanceKisah seorang Nathasya Nathania yang baru saja dipindah tugaskan di Jakarta. Juan Christian- sang bos galak yang begitu maniak terhadap kehidupan Nathasya Warn: belum ada edit, repost dari facebook banyak kesalahan.