MB - 13

21.3K 492 10
                                    

Gadis itu telah mengganti pakaian kerjanya dengan piyama berwarna merah muda.
Seperti biasanya ia menyiapkan makan malam untuknya dan sang kekasih. Setelah selesai, Nathasya memilih memainkan ponselnya sembari duduk dimeja makan.

Tak biasanya Juan pulang semalam ini-mengingat hanya Nathasya yang selalu menemani Juan dimanapun pria itu berada. Namun selang 20menit-pria itu pulang dengan ekspresi yang tak bisa dibaca-Tanpa memberi salam ia melengos pergi masuk ke kamarnya.

Nathasya mematung seketika. Sebenarnya Juan memang sudah aneh beberapa hari ini- Laki-laki berjuluk maniak itu seakan menghindari percakapan dengan Nathasya .

"Hah.... disaat aku sudah benar-benar jatuh padamu, kau malah mulai menjauh... aku harus bersikap bagaimana sih?" monolog Nathasya sambil mengacak rambutnya kasar.
...

"Sya..."
"Eh iya Ju... makan dulu gih, aku sudah memasak nasi goreng untukmu, ada rapat jam 8 kan?"

Juan mengangguk- matanya melirik Nathasya sekilas- gadis itu tengah sibuk menyetrika baju kerjanya. Huh... kalau saja ia tidak harus pergi ke Singapura untuk perusahaan- ia akan tetap disini bersama sang kekasih.
"Terima kasih... Ngomong-ngomong, investor dari Singapura sudah memulai pembukaan cabang hari ini- aku akan memantaunya selama seminggu ini" Juan menghentikkan suapannya
"Kapan?" Nathasya mematikkan setrikanya- menghampiri Juan di meja makan
"Hari ini... jam 5sore nanti-"
"Kenapa tiba-tiba?" Nathasya akhirnya ikut duduk menatap heran kearah Juan
"Aku juga tidak tau... lagipula bukankah kau akan senang jika aku tak mengganggumu lagi-" Pria tampan itu berujar dengan nada menggoda

Gadis pemilik pipi tembam itu menggertakkan giginya sebal- Jelas-jelas ia sedang mencoba serius- tapi Juan seenaknya menganggap ini lelucon.
"Iya! Aku memang senang jika kau pergi dan tidak mengangguku lagi Juan! Kau itu benar-benar pria paling menyebalkan yang pernah aku kenal! Kau itu juga semaunya sendiri!" Nathasya bangkit dari posisi duduknya- nada suaranya tinggi.

"Aku hanya bercanda, sya. Apapun yang kau katakan- aku tetap yakin... kau begitu mencintaiku, dan tak akan melepaskanku sedikitpun, bukan?" Nada suara Juan masih tenang-lelaki itu tak ingin sama kerasnya dengan Nathasya .

"Sudahlah! Aku sudah tidak perduli lagi, Ju! Lebih baik kau pergi saja sana!" Dengus gadis itu final. Ia berjalan cepat kearah kamarnya. Menutup pintu kayu itu dengan kasar-
...

Sudah 3 hari sejak kepergian pria berjuluk maniak itu- Nathasya menjalani kehidupannya seperti biasa. Berangkat ke kantor- membersihkan rumah- .Ia tak berencana pindah dari rumah Juan- karena tak mungkin ia membiarkan rumah mewah itu kosong tanpa penghuni.

Pagi ini ia sengaja untuk absen dari kantornya, gadis itu lebih memilih membersihkan rumah dan menonton tv. Kalau saja ada Juan... mungkin harinya tak akan sesepi ini, eh? Ngomong-ngomong kenapa jadi merindukan maniak itu ya?

Nathasya buru2 menggeleng. Enak saja! Juan sudah pergi dengan cara sepihak, sekarang rindu? Shit! Sayangnya kata rindu memang tepat untuk melukiskan perasaaan gadis muda itu. Biasanya pagi begini, Juan telah duduk manis di ruang makan menunggu masakan Nathasya - atau sekedar meracaukan dirinya dengan godaan sok manjanya yang menggelikan.
"Lebih baik membersihkan kamar Juan... siapa tau, sore ini maniak itu akan pulang" gumamnya lirih seraya melangkah kearah tangga.

Rapih. Itu adalah kesan pertama saat Nathasya memasuki kamar bercat serba putih itu. Tak ada aksen mencolok- khas kamar anak laki2 disini-mungkin karena Juan adalah orang yang sangat kaku dalam berbagai hal(kecuali dengan Nathasya ).

Gadis itu memulai acara bersih-bersihnya dengan menata beberapa bingkai foto di meja nakas Juan. Merapihkan beberapa parfume dan pomade milik kekasihnya itu- sejenak ia tersenyum geli. Pantas saja Juan selalu wangi dalam berbagai kesempatan- rupanya lelaki rupawan itu memakai parfume semaskulin ini.

Maniac BossTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang