nine.

146 25 18
                                    

Nine: Coldplay - Hymn For The Weekend

Matahari menampilkan semburat jingga, Chrissy sedang duduk di pinggir lapangan sambil membawa botol minum berwarna biru. Ya, dia sedang melihat Luke, Harry, Calum juga teman-teman Harry yang lain bermain basket.

Sesekali Luke tersenyum ke arah Chrissy, membuat gadis itu merasakan ada sejuta kupu-kupu di perutnya. Ah, mungkin Chrissy saja yang terlalu baper.

Jam 17.30 tepat.

Chrissy memanggil Luke dan yang lain untuk beristirahat. Mereka segera berlari ke pinggir lapangan.

Chrissy menyerahkan botol minum yang sedari tadi ia bawa ke Luke. "Aku tau kau pasti capek,"

"Ya, sudah lama aku tidak bermain basket, Chris. Badanku terasa pegal-pegal," Luke berkata sambil memasang puppy eyes, berharap Chrissy mau mengasihani dirinya.

"Cih. Berlebihan," jawab Chrissy sambil menjulurkan lidahnya. Luke tertawa lalu mengacak-acak rambut Chrissy pelan.

"UHUK! Sepertinya aku tersedak batu ginjal," sahut seseorang di belakang Calum—Cameron. Cowok berambut coklat itu sekarang sedang memeragakan tersedak, disambut dengan teman-temannya yang menepuk-nepuk punggungnya simpati. Padahal, jelas-jelas itu hanya bohongan.

Semoga saja dia tersedak batu gijal betulan, batin Chrissy.

"Hey, Cam. Tidak usah jealous begitu pada adikku," Harry yang sedari tadi diam berkata sambil terkekeh.

"Aku tidak jealous, ya!" seru Cameron sambil melempar Harry dengan bola basket yang berada di tangannya. Harry yang tidak terima balas melemparkan botol air mineral kosong miliknya.

"Oi, Luke!" panggil Calum tiba-tiba, membuat suasana yang tadinya santai berubah menjadi tegang. Pasalnya, dari awal saat Calum melihat Luke tatapan tidak suka itu sudah muncul.

Luke menoleh,"Apa?"

"Ayo one-on-one bersamaku!" ajak Calum.

Dahi Luke mengernyit, mencari alasan kenapa tiba-tiba Calum mengajaknya bermain one-on-one. "Oh, ayo."

Luke dan Calum sama-sama beranjak dari duduknya, mereka setengah berlari ke tengah lapangan. Harry melemparkan bola basket yang sedari tadi ada di genggamannya kepada Calum.

Tiba-tiba, Cameron menyodorkan Chitato ke arah Harry. "It'll be fun. Mereka sama-sama menyukai adikmu."

Harry menempeleng kepala Cameron,"Apanya yang menyenangkan? Ini bisa berakhir dengan perkelahian."

Aaron yang berada di sebelah Harry membalas, "Ouch, teman kita yang satu ini ternyata mirip dengan ibu itik yang mengkhawatirkan anaknya."

Harry menatap Aaron dengan sinis sambil melempari temannya itu denga Chitato yang tadi disodorkan oleh Cameron. Itu membuat ketiganya tertawa, sampai suara dribble bola basket membahana di lapangan kompleks Harry.

Calum mendribble bola dengan lincah, sampai tidak ada celah untuk Luke mengambil bolanya. Namun, sekalinya ada celah, Luke tidak main-main. Dia dengan gampangnya menghindar dari penjagaan Calum dan memasukkan bola itu ke ring.

Faktor tinggi badan memang sangat berpengaruh, sih.

Namun, tiba-tiba ...

Bola terlepas dari tangan Luke. Ia terjatuh. Kakinya menekuk, tangannya mengejak. Ia meringkuk. Tangannya bergerak ke kepala, merenggut rambutnya kuat. Sementara tangan satunya memegangi pelipis. Tubuhnya gemetar. Menggigil. Tubuhnya menggelepar bagai paus yang terdampar. Tangannya mengepal, menahan rasa sakit.

Skinny Jeans | luke robert h [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang