epilog

126 20 24
                                    

"I'll be your daydream, i'll be your favourite thing.

We could be beautiful."-Roses, The Chainsmoker.

Sudah beberapa hari semenjak kejadian itu, Luke tidak lagi muncul di hadapan Chrissy. Jangankan untuk mengunjungi rumah Chrissy, saat Chrissy menunggu di bis yang sering Luke naiki saja dia tidak pernah bertemu dengan Luke lagi.

Chrissy bingung, dia merindukan sosok Luke. Sang pangeran berskinny jeans kebanggannya. Seseorang yang telah mencuri hatinya dengan sekali pandang.

Sekarang, Chrissy sedang berada di serambi rumahnya. Hujan sedang turun deras-derasnya, dan hawa dingin mulai merasuki tulang. Namun, Chrissy menghiraukan itu begitu saja. Dia masih berharap bahwa Luke bisa saja tiba-tiba datang ke rumahnya.

Saat sedang asyik-asyiknya melamun, Chrissy mendengar ada seseorang yang sedang memanggilnya. "CHRISSY!" teriakan itu mulai terdengar samar karena derasnya air hujan.

Chrissy menghiraukan teriakan itu, lagipula bisa saja itu hanya bagian dari khayalannya. Toh, tidak mungkin ada yang memanggilnya karena Harry sedang berada di luar kota untuk camping.

"Chrissy, kau dengar aku tidak?" teriakan seseorang itu semakin jelas karena kini Chrissy bisa melihat diluar pagar rumahnya, ada Luke Hemmings yang sedang berdiri di sana.

Iya, Chrissy tidak mungkin salah mengenali orang itu. Itu benar-benar Luke Hemmings. Chrissy melompat dari kursinya dan segera menghampiri Luke.

Chrissy membukakan gerbang sambil tersenyum, "Hai, Luke! Mengapa kau kesini saat sedang hujan begini?"

Basa-basi. Tentu saja yang Chrissy katakan barusan hanyalah basa-basi untuk menutupi perasaannya yang sesungguhnya. Chrissy yang saat ini sedang sangat senang sekali karena bertemu Luke. Chrissy yang menutupi segala kerinduan dan sakit hatinya.

"Kau baik-baik saja?" tanya Luke sambil meringis, cowok itu membuka jaket denim yang sedari tadi ia pakai untuk menutupi kepalanya dan juga kepala cewek di depanya ini.

"Tentu saja aku baik-baik saja, bodoh," jawab Chrissy bercanda.

Namun, Luke menyadari satu hal. Chrissy yang berada di depannya sangat berbeda dengan Chrissy yang ia kenali dulu. Chrissy yang sekarang tubuhnya lebih kurus, kantong matanya tebal—menandakan bahwa sang empunya sering menangis hingga matanya sembab.

Tentu saja Luke tau. Penyebab itu semua adalah dirinya, hilangnya Luke dengan tiba-tiba cukup memberi hantaman keras bagi mental Chrissy.

"Kau tidak baik-baik saja, Chris," bantah Luke sambil menatap Chrissy dengan tatapan sendu.

"Apanya yang tidak baik? Aku sehat-sehat saja kok, Luke," jawab Chrissy memamerkan giginya.

Senyum itu lagi, senyum tidak tulus milik Chrissy yang sangat Luke benci. "Kau terlihat sedikit lebih kurus, Chris."

"Benarkah? Yes! Berarti program dietku berhasil," jawab Chrissy riang.

"Kumohon, Chris. Hentikan sandiwara ini, aku tau kau tidak baik-baik saja. Maafkan aku, Chris. Itupun jika kau masih mau memaafkanku."

Chrissy menunduk, tidak tahu apa yang harus ia katakan. Bahkan, Luke Hemmings lebih mengerti perasannya daripada dirinya sendiri. "Aku selalu memaafkanmu, Luke. Aku sayang padamu tapi kau ... hiks ... hiks," Chrissy mulai sesenggukan, air matanya tidak kuasa ia bendung lagi.

"Aku benar-benar merasa bersalah tentang hal ini. Kau tahu, Chris. Aku menyayangimu."

Chrissy mendongak, tangannya yang sedari tadi ia gunakan untuk menutupi mukanya sekarang ia gunakan untuk mengelap air matanya. "Aku tau kau menyayangiku, Luke. Aku juga menyayangimu, sama besarnya dengan kau menyayangiku. Tapi, aku mohon, bisakah kau membuat segala sesuatunya lebih nyata? Misalnya hubungan apa yang sedang kita jalani ini? Aku tidak menginginkan status, namun biarkan aku yakin akan sesuatu. Yakin bahwa aku ini orang yang berharga untukmu dan tidak akan dengan mudahnya kau tinggalkan maupun kau lupakan."

Kata-kata itu mengalir begitu saja dari mulut Chrissy bersamaan dengan air matanya yang turun sederas hujan sore ini. Luke merasa amat bersalah, ini pertama kalinya Chrissy menangis di hadapannya dan penyebab Chrissy menangis adalah dirinya.

Bisa saja Luke menenggak pil-pil itu lebih banyak dan overdosis lalu mati saat ini juga. Namun, Luke mengenyahkan pikiran itu, ia ingin sembuh. Ia juga ingin membahagiakan cewek di depannya dan bahagia bersamanya.

"Aku tidak tahu kalau itu cukup penting untukmu, Chris. Aku hanya ..." ucapan Luke terputus karena dia tidak bisa mendapat kata-kata yang tepat.

"Bagiku itu penting, Luke. Aku bisa saja pacaran dengan Calum, tapi aku masih menunggumu. Menunggu Luke Hemmings yang aku yakin pasti kembali untukku," Chrissy kembali terisak.

Badan Luke gemetar, dia menatap Chrissy dengan ekspresi kosong. Sebegitu parahkah efek dari menghilangnya dia bagi Chrissy? Percayalah, Luke hanya meninggalkan Chrissy untuk 3 bulan. Namun, tindakan Chrissy seperti Luke meninggalkannya 3 tahun.

"Kau tau, Chris. Kau sedikit berlebihan, erm ..."

"Ya, aku memang berlebihan Luke. Aku punya rasa takut yang berlebihan, rasa khawatir yang berlebihan dan itu semua aku tujukan kepadamu. Aku takut kau kenapa-kenapa. Kau bahkan tidak memberikan penjelasan apapun dan tidak memberiku pesan!" Chrissy semakin terisak, air matanya kini keluar lebih banyak lagi.

Luke bisa saja memeluk Chrissy, namun itu akan membuat dirinya dan Chrissy basah kuyup terkena air hujan. "Jadi, kau menuntut peneguhan akan status kita? Kau seperti ah ... kenapa aku harus kehilangan semua kata-kataku saat aku bertemu denganmu?" geram Luke.

"Apa? Aku kekanak-kanakan? Memang," Chrissy berkata dengan sinis.

Luke tahu, ini puncak dari hubungannya dengan Chrissy. Jika dia masih mengandalkan egonya, dan mengambil tindakan yang salah. Hubungannya dengan Chrissy-lah taruhannya.

"Oke, aku akan menuruti kemauanmu," Luke maju selangkah, namun masih dengan jas denim yang bertengger di kepala mereka berdua. Dijarak seperti itu, juga dengan panjangnya tangan Luke, dia sudah bisa memeluk Chrissy.

Namun, Chrissy tidak mengerti bahasa tubuh Luke. Cewek itu malah menatap Luke dengan pandangan skeptis.

"So, Chrissy Costanza. Maukah kau menjadi Bella Swan untukku? Dan aku akan dengan senang hati menjadi Edward Cullen-mu. Dan mungkin saja kita akan hidup bersama selamanya," ucap Luke sambil tersenyum, memamerkan dimplesnya.

Chrissy kaget, tidak tahu akan menjadi seperti ini. Bahkan, Luke masih ingat film favoritnya. "Yeah, aku akan menjadi Bella Swan untukmu."

Dan setelah itu jaket denim Luke sudah tidak ada diatas kepala keduanya karena tangan yang daritadi Luke gunakan untuk memegangi jaket denim itu sudah berpindah untuk memeluk tubuh kecil Chrissy.

Sore hari, di musim hujan. Luke Hemmings menyatakan perasaannya kepada Chrissy dan pada saat itu juga Luke meneguhkan status mereka berdua. Namun, siapa yang menyangka bahwa setelah Luke mengatakan itu, ia pergi.

Luke pergi, bukan dalam artian meninggal. Namun, pergi lebih lama dari 3 bulan. Pergi meninggalkan Chrissy dan bukan pergi bersama Chrissy. Dan hanya Tuhan yang tahu bahwa dalam kepergiannya, Luke menghembuskan nafas terakhirnya di Australia.

THE END

Skinny Jeans | luke robert h [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang