Alex sedang mengetuk-ngetukan ujung pulpennya pada permukaan meja, ia merasakan jenuh sedari tadi hanya berdiam diri saja. Tidak ada yang dikerjakannya selain berdiam diri diruangan kerjanya.
Reen moies
Nama yang sangat aneh menurut alex, tapi entah kenapa alex selalu saja memikirkan wanita itu. Kepolosannya yang membuatnya seketika naik darah tapi senyumannya yang sangat tulus membuat hati alex luluh seketika.
Sewaktu di halte bus tadi, alex melihat pancaran kebahagiaan dari mata reen saat melihat hujan.
"Apakah begitu semenariknya hujan bagi reen?"
Tapi alex tidak begitu menyukai hujan tapi bukan berarti dia membenci hujan. Hanya sedikit tidak suka karna hujan yang lebih menimbulkan suara petir yang begitu alex hindari.
Ya,alex phobia dengan suara petir atau yang biasa disebut astraphobiaalex sebenarnya tidak menyukai reen, karna jika berbicara dengannya spontan alex slalu merasa jengkel tapi ntah kenapa sesaat setelah alex melihat senyuman wanita itu, hati alex langsung menghangat dan melunak.
Sekarang alex menyalahkan dirinya sendiri karna lupa meminta kontak wanita tapi alex kembali teringat karna ia mengetahui apartemen reen.
Aku akan langsung memintanya ke apartemennya.
Gagasan yang sangat bagus muncul begitu saja dibenak alex.
Reen.reen.ree-
"permisi pak"
Lamunan tentang reen seketika buyar kala sekretaris pribadi alex datang menghampiri ruangan alex
"Masuk sil" alex mempersilahkan sisil masuk.
"Pak, sekarang jam 3 ada pertemuan dengan klien dari peter company" ucap sisil memberitahu
"Ah ya ya, dimana tempatnya?"
"Di cafe dekat ujung jalan ini"
"Oiya, terima kasih sil"
"sama sama pak, sama pamit dulu" sisil segera berlalu dari ruangan alex
*****
"Reen"
Yang mempunyai nama mendongkak kemudian mencari sumber suara yang telah memanggilnya. Tapi nihil tidak ditemukan satu orang pun yang terlihat sedang memanggilnya.
Karna tidak ada yang terlihat orang yang memanggilnya tadi, reen kembali kepada aktivitas yang ia tinggalkan tadi
"Reen"
Tapi reen kembali mengacuhkannya, ia terus terpaku pada layar komputer yang ada dihadapannya
"Reen"
"Apa?!" Jawab reen emosi
"wah,kau berteriak seakan kau murka sekali kepadaku" ucap orang yang memanggil reen yang ternyata adalah jessica.
"Memang" reen memberengut, bibirnya ia kerucutkan kedepan pertanda bahwa ia sedang kesal
"iya maaf" ucap jessica tulus "tapi reen ini serius, ada yang mau aku omongin" lanjutnya
"what happen?"
"about daniel"
"Talk to my hand" ucap reen sambil mengangkat tangannya ke depan wajah jessica merasa tidak tertarik dengan apa yang akan dibicarakan jessica
"please, for the last time" ujar jessica memelas
"1 minute"
"5 minute" sanggah jessica
KAMU SEDANG MEMBACA
Reen
RomanceSaat hujan aku mengingatnya. Saat hujan aku tersenyum karnanya. Tapi saat hujan juga aku menangis karnanya. -------------------------------- "Apakah kau memang ditakdirkan tuhan untuk membuatku bahagia diakhir sisa hidupku?" -Reen moies "Mengapa ka...