Reen sepertinya berhasil menuruti apa yang dikatakan alex tempo hari mengenai memberikan kesempatan kedua untuk daniel berbicara.
Terbukti sekarang ia tengah menunggu kedatangan daniel disebuah Restoran yang tak jauh dari apartemen-nya.
"Reen aku telat 10 menit ya, jalanan macet. Tunggu aku" sebuah pesan dari daniel membuat Reen mendesah.
Selalu saja begitu. Terlambat atau lupa bahwa dia punya janji dengan seseorang.
Reen terus berusaha menahan kesabarannya agar tidak melewati batas. Daniel selalu saja menguji kesabarannya tidak dulu tidak sekarang sama saja, tidak ada perubahan.
Detik-detik menjelang batas kesabaran Reen habis, Daniel datang sambil terpogoh-pogoh menghampiri meja yang ditempati Reen
"Reen ah...huh...maa...maaff aku terlambat huhhh" ucap Daniel terbata-bata karna berusaha menahan nafasnya
"bukan pertama kalinya,benarkan?" tanya Reen sedikit menyindir
Daniel tersenyum kecut. Reen sepertinya benar-benar telah berubah. Tapi tak apa dengan Reen menyetujui bertemu dengannya saja membuatnya senang bukan kepalang. Sepertinya 1 persen harapannya dikabulkan oleh tuhan
"Maaf"
"Aku sudah sering mendengar itu"
"Apa kau marah?"
"Apa aku punya alasan untuk marah?" reen balik bertanya
"Entahlah"
"Jika kau mengajakku bertemu hanya untuk membicarakan ini sebaiknya aku pergi saja"
Baru saja Reen akan beranjak tapi tangan kekar milik Daniel menahannya untuk tetap berada disitu
"Kumohon" ucap Daniel sambil memelas
"Ingat reen, hilangkan ego mu" batin reen menyeruak mengingatkan perkataan alex
Akhirnya Reen menyerah dan memutuskan untuk duduk kembali.
"Terima kasih" Daniel tersenyum
Senyum yang dulu sangat Reen butukan saat ia sedang gelisah
Senyum yang dulu mampu bagi obat mujarab kala dirinya putus asa.
Tapi sekarang senyun itu tak berarti apa-apa bagai hilang ditelan ombak"Aku harus balik ke jerman minggu depan"
Reen menyerngit mendengar penuturan Daniel. Haruskah ia tahu akan hal itu?
"Tapi sebelum aku pergi, aku ingin kau mengetahui kebenaran tentang hubungan kita"
"Tidak ada kita lagi sekarang, hanya ada kau dan aku" Sanggah reen tidak terima
"iya, maafkan aku. Reen aku tahu, aku sangat jahat telah menduakanmu"
"Selingkuh dibelakangku lebih tepatnya menduakan terlalu baik untukmu" untuk kedua kalinya Reen menyanggah
"Tapi Reen, sumpah demi apapun. Aku tidak bermaksud mengkhianatimu. Aku terpaksa" Lanjut Daniel
"munafik" guman Reen
"Aku dijebak Reen, dia itu riana mantan kekasih ku dulu, dia sangat terobsesi padaku dulu. Dan pada malam itu aku dijebak, aku disuruh minum sebanyak mungkin agar aku kehilangan kesadaranku dan pada saat itu juga dia memainkan peran liciknya" Tutur Daniel sambil geleng-geleng kepala tidak menyangka wanita bernama riana itu sangat licik
"Tapi sumpah demi tuhan, aku tidak menyentuhnya sama sekali saat kami tidur bersama, tapi apa daya. Orang tua ku mengetahuinya dan menyuruhku bertanggung jawab atas apa yang telah aku lakukan, padahal aku sama sekali tidak menyentuhnya. Lanjutnya

KAMU SEDANG MEMBACA
Reen
RomanceSaat hujan aku mengingatnya. Saat hujan aku tersenyum karnanya. Tapi saat hujan juga aku menangis karnanya. -------------------------------- "Apakah kau memang ditakdirkan tuhan untuk membuatku bahagia diakhir sisa hidupku?" -Reen moies "Mengapa ka...