Reen mengerjapkan matanya berkali-kali kala ada seseorang yang mengguncang-guncangkan tubuhnya. ia menggeliat dan perlahan kelopak matanya terbuka sempurna menampakkan seorang perempuan yang sedang duduk disamping tempat tidurnya
"Jess" panggil Reen
"Ya?"
"Sedang apa kau disini pagi-pagi sekali?" tanya Reen heran
"sepertinya jam dikamar mu tidak bergerak dengan sempurna, lihatlah Reen ini sudah jam 10, wanita malas sekali kau ini"
"APA?!"
"Tenang hari ini kerja diliburkan kau tidak perlu khawatir akan hal itu" sahut jessica seakan mengerti apa yang dipikirkan Reen
Reen memijit pelipisnya, ia sedang mengingat-ngingat apa saja yang ia lakukan semalam sampai bangun siang seperti ini
Kemarin setelah Alex pulang, Reen langsung mengurung dirinya dikamar, menangis histeris lagi. Tidak ingin menerima takdir bahwa ia terkena penyakit kanker otak. Lalu semuanya mendadak tidak ia ingat lagi. Mungkia ia menangis sampai tertidur.
"apa kau pingsan lagi semalam?" Tanya jessica khawatir
"Ah tidak, kau tenang saja. Aku semalam hanya menangis sampai tertidur"
"Syukurlah, oh iya, kau belum menceritakan siapa alex itu padaku, hm?
"Hmmm baiklah, dia itu temanku. Dia juga salah satu klien dari pak peter yang waktu itu ku temui. Sudah, hanya itu saja tidak ada yang lain"
"Benarkah?" Tanya jessica lagi seakan belum puas atas jawaban Reen
"Benar"
"Tidak ada hubungan lain? Apa kalian sudah sangat dekat?"
"tidak. Mungkin sedikit dekat"
"Tidak mungkin, Reen. Kau harus tahu ekspresi dia sangat kau pingsan tempo hari. Dia sangat tidak bisa diam menunggu kau sadar, dia mondar mandir kesana kemari bahkan hampir menabrak suster yang akan memeriksa mu dan kau harus tahu bagian ini, dia mencium tanganmu Reen. ya Tuhan, betapa romantisnya dia Reen"
"Benarkah? Wah aku sangat tersanjung kalau begitu"
"Hanya itu?"
"Apa?" tanya reen kembali heran
"Apa hanya itu respon yang kau berikan?"
"Ya harus bagaimana lagi, lagi pula dia belum memberikan lampu hijau untuk kedekatan aku dan dia. Untuk sekarang, Aku tidak mau berharap yang lebih pada dia, itu hanya akan membuat kita sama-sama tersakiti dan tersiksa. Tersiksa dengan perasaan masing-masing. Aku lemah, jess. Hidupku sudah tak tentu arah
"Padahal baru kemarin aku divonis terkena kanker otak. Tapi lihat? Sekarang aku sudah kacau seperti ini" ujar Reen.
"Reen, kau tidak boleh berputus-asa seperti itu. Hanya tuhan yang tau kapan kita akan kembali pada-Nya. Kita tidak boleh pesimis dengan takdir yang diberikan untuk kita. Bagaimana pun itu, Baik dan buruk takdir yang diberikan tuhan untuk kita, percayalah. Dibalik semua itu pasti ada sesuatu yang indah"
"Aku tahu, tapi aku juga tidak mau memberikan dia harapan akan membalas perasaannya. Tahukah kau, dia juga pernah kehilangan seseorang yang berarti bagi hidupnya, dan aku tidak mau terulang lagi dikehidupan dia saat ini"
"Benarkah? Astaga, aku tidak menyangka. Lantas, apakah sekarang dia tahu tentang penyakitmu?" jessica terkejut dengan fakta baru tentang 'teman dekat' Reen.
"Tidak dan jangan pernah biarkan dia tahu"
"Semoga kau tidak membuat dia merasakan kehilangan yang kedua kalinya, Reen"
KAMU SEDANG MEMBACA
Reen
Lãng mạnSaat hujan aku mengingatnya. Saat hujan aku tersenyum karnanya. Tapi saat hujan juga aku menangis karnanya. -------------------------------- "Apakah kau memang ditakdirkan tuhan untuk membuatku bahagia diakhir sisa hidupku?" -Reen moies "Mengapa ka...