"Apa pak!!??"
"Farah tolong kamu duduk dulu disana!" Farah langsung membereskan barang-barangnya.
Aku melihat Farah bingung, hei kenapa dia mau aja pindah kayak gitu?? "Nggak pak, Farah sama sa--"
"Ayo Kyza duduk!!" bentak Pak Erno. Sumpah aku langsung bergidik ngeri.
Kyza duduk disebelahku. "Hai!" Aku malas menanggapinya malah fokus kepada Pak Erno. "Ehhkmm!!"
Aku tanpa menoleh kepadanya, "Hai!" menjawab sapaannya malas.
Dewi yang duduk di depanku menoleh ke belakang. "Hai Kyza. Namaku Dewi." Kyza tersenyum.
"Dewi!! Ada masalah??" Pak Erno menatapnya tajam.
Dewi langsung diam. Kalau aku berada di posisinya mungkin aku akan spontan berteriak kacau.
Bel istirahat berbunyi. Aku langsung berteriak senang. Gimana nggak seneng coba? Orang laper gini.
Aku memperhatikan Kyza sedang mengambil dompetnya. Menyimpannya di saku. Dia menatapku, aku mengalihkan pandangan. Tidak ingin tertangkap sedang memperhatikannya.
"Ayo Alex!! Kita jajan ke kantin." Tunggu. Dia baru saja memanggilku apa? Alex? Sialan! Darimana dia tau nama lengkapku??
Dia tertawa. "Biasa aja kali. Aku kan cuma panggil Alex bukan Tyrex. Ya udah aku ralat. Ayo Nichel!! Kita jajan ke kantin."
Ibu!!! Aku nggak mau ada orang semacam Gifthan kayak gini.
Dia menarikku kasar. Membawaku menuju kantin. Aku menggubris tangannya. Sebenarnya tidak sakit, hanya aku tidak mau diperhatikan teman yang lain kayak gini.
Dia menatapku. "Ayolah gadis cantik!!" dia merangkulku, aku melepaskannya. Anak ini sok akrab banget deh.
Aku melihat sekelilingku. Mereka memperhatikanku. Haykal berjalan mendekatiku. Dia berbisik jahil. "Anak baru aja udah lho dapetin. Ckck, resiko cewek cantik." aku mencubitnya pelan dan cukup membuatnya meringis kesakitan. Bisa-bisanya dia bilang kayak gitu!
Aku duduk di salah satu bangku. Kyza duduk di depanku. Dia tersenyum menatapku. "Alex, mau pesen apa??"
Aku mengerucutkan bibirku kesal. "Nama aku Alexy Nichela. Panggil Nichel, bukan Alex. Itu nama cowok tau." Baru aja jadi anak baru, udah seenaknya aja.
Kyza menarik ujung lenganku pelan. " Udah tau kali." aku mengerutkan keningku. Darimana dia tau??
"Ya taulah. Orang aku sebangku sama kamu. Aku liat nama di buku kamu. Ckck, kamu ternyata nggak punya otak." Enak aja. Eh apa dia bisa baca pikiran??
Dia menopang dagu dengan tangannya. "Aku ini nggak bisa baca pikiran. Dari ekspresi kamu aja udah keliatan." aku mengutuk diriku sendiri.
Aku melihat sekeliling lagi. Mencari Gifthan. Ternyata dia tidak ada, mungkin sedang di perpustakaan, pacaran sama buku-buku yang ada disana. Ckck.
Gifthan emang cowok yang rajin, pinter, jago olahraga, dan tampan. Banyak banget fans-nya di sekolah ini. Dan nggak bisa kehitung jari. Tapi satu yang kurang, dia sedikit dingin. Tapi kalau dia lagi sama aku, ampun deh!! Dia nyebelin. Dia kaku. Entah kenapa, aku seneng banget gangguin dia.
Kyza menoyor kepalaku. "Malah bengong!!" Sontak aku langsung terlonjak kaget. Dia tipikal anak jahil. Dan sok akrab, padahal kan baru tadi aku kenal dia.
Aku berdiri, berjalan meninggalkan Kyza yang menatapku bingung. "Hei Chel!! Yaelah gitu aja marah!!" Nggak, aku nggak marah sama Kyza. Aku cuma ingin ketemu Gifthan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Not Bad Life
Teen FictionApakah ada orang yang tidak tahu apa itu takdir? Ada, ia adalah Nichel. Dia sama sekali tidak tahu apa itu takdir. Ia hanya menjalankan kehidupan saja.