Dan aku masih diam. Menatap dua orang yang sudah tidak asing lagi bagiku sedang bersama. Nichel dan Kyza. Mereka sekarang sudah menjadi pasangan kekasih. Sial!!
Ini seperti mimpi buruk bagiku. Bahkan lebih parah dari itu. Ini menyakitkan. Sangat.
Aku benar-benar kalah. Dan Kyza menang. Dia menjatuhkanku. Bahkan mencuri kesempatanku. Apa aku yang selalu telat dan tidak mengambil kesempatan? Apa aku terlalu santai dan dingin sehingga dia mengambilnya dengan mudah?
Aku sendiri tidak pernah menyadari adanya kesempatan. Aku terlalu dingin. Benar. Aku terlalu diam. Sehingga orang lain melesat lebih cepat di depanku. Sehingga aku menjadi tersisihkan.Aku tidak kuat menahan emosi, mengepalkan tangan. Malah kuku-kukuku menusuk kulit. Tak peduli. Lagipula tidak sesakit hati ini. Hati. Oh, jadi gini rasanya sakit hati???
Aku sekuat mungkin untuk berdiri. Dan bisa. Aku memutuskan untuk menghampiri mereka. Berusaha sebisa mungkin tidak menampilkan wajah sedih atau marah. Aku tersenyum, meski mungkin hanya tersenyum tipis.
"Kalian selamat ya!"
Nichel terlihat terkejut sekaligus senang. "Hai kakakku... Ko bisa ada disini?" Kakak? Oke! Kemarin - kemarin dia manggil Gifthan-ku, sekarang kakak. Oke. Dia cuman nganggep aku gitu doang. Ilangin angan-angan lo Than.
"Mm.. Aku cuman nggak sengaja aja ada disini juga."
Nichel tersenyum. "Sini gabung, Than." dia menepuk meja.
Aku melirik Kyza yang langsung tersenyum kecut melihatku. "Nggak perlu Chel. Aku mau pulang, banyak urusan."
Nichel mengangguk. "Salam ke mamah ya!! Bilangin anaknya ini udah nggak jomblo lagi." Mana mungkin aku ngasih tau mamah? Nanti mamah bisa-bisa lebih sedih dibandingkan aku sendiri. Apalagi tau kalau cowok itu Kyza. Mamah pasti kecewa. Karena aku tau, mamah ingin aku yang sama Nichel. Bahkan dari dulu.
"Ya udah. Aku pergi ya!" aku menatap Kyza lagi. Dia kali ini terlihat biasa saja.
"Hati-hati!"
***
Seorang Gifthan lagi galau. Arghhhh!!! Ini karena Nichel. Alexy Nichela. Kenapa aku bisa punya perasaan ini sama dia? Kenapa perasaan ini baru ada sekarang hah!!?? Kenapa daridulu nggak pernah ada?? Padahal kita dari kecil udah barengan.
Aku nggak pernah kalah dalam setiap lomba. Paling-paling juga kelempar jadi juara 2 atau 3. Tapi itu tetep menang namanya. Tapi kenapa soal cinta aku kalah?? Atau emang aku sendiri yang salah?!!
Nichel.
Nichel.
Nichel.
Nama itu terus terngiang di kepalaku. Aku mengambil ponsel yang ada di atas meja samping tempat tidur. Membuka aplikasi instagram. Rasanya hatiku seperti diiris melihat foto yang diunggah oleh Nichel. Foto dia bersama Kyza yang sedang merangkulnya tenang. Apalagi melihat ekspresi Nichel sendiri yang begitu bahagia, aku cemburu. Benar-benar cemburu. Aku membaca komentar di bawahnya
'Ih kalian jadian, Selamat yah!!'
'Kalian cocok deh, semoga langgeng..'
'Aduhh!! Ada yang baru jadian nih. PJ nya oi!!'
'Aku cemburu nih Kak :( tapi nggak apa apa deh. Semoga bahagia ya..'
'Chel, lo cocok banget deh sama Kyza. Suer'
'The best couple'
'Always together okay!',, dan masih banyak lagi.Aku muak. Aku benar-benar ingin pergi menemui Nichel dan melakukan hal yang sama seperti Kyza. Tapi itu sudah lewat. Sudah gagal. Tak ada lagi kesempatan. Sumpah, aku perlu mesin waktu saat ini juga. Andai jika aku punya Doraemon seperti Nobita, aku sudah memintanya mengeluarkan mesin waktu untuk mengembalikan waktu sebelum Nichel dan Kyza jadian. Dan aku yang akan nembak Nichel duluan. Tapi itu tidak mungkin, dan tidak ada. Bahkan peluangnya 0%.
KAMU SEDANG MEMBACA
Not Bad Life
Teen FictionApakah ada orang yang tidak tahu apa itu takdir? Ada, ia adalah Nichel. Dia sama sekali tidak tahu apa itu takdir. Ia hanya menjalankan kehidupan saja.