5

31 3 0
                                    

Hari ini hari libur. Kalender jelas-jelas menunjukkan 'warna merahnya' pada tanggal ini. Aku awalnya ingin bermalas-malasan saja di rumah tetapi mamah mengajakku pergi. Entahlah mau pergi kemana.

Kali ini aku membawa mobil. Mamah mana mau mau naik motor dia malah bilang 'Than, kalau naik motor mamah jadi inget dulu sama papah.' Dan aku tertawa.

Aku menjalankan mobil keluar dari rumah. "Sebenernya mau kemana sih mah? Lewat mana? Aku kan yang nyetir. Masa nggak tau arah tujuan?"

Mamah terkikik, "Ya udah. Sini, mamah aja yang nyetir." mamah tersenyum menaikkan satu alisnya.

Aku menggeleng. Mamah tidak boleh menyetir. Bahaya, mamah sering melamun.

Mamah menatap lurus ke jalanan. "Belok kiri Than, udah itu lurus terus." aku menjalankan mobil sesuai arah yang ditunjukkan mamah. Beberapa menit kemudian, kami sampai di sebuah klub berkuda. Ngapain mamah ngajakin aku kesini coba? Apa mamah mau berkuda?

Mamah menepuk pundakku. "Ayo masuk Than, ngapain malah bengong?"

Kami memasuki klub berkuda. Mamah menyapa teman-teman lamanya sambil mengobrol basa basi. Setelah itu kami menuju kandang kuda.

Mamah menatapku, "Ayo Than. Pilih salah satu kuda!" aku langsung terkejut. Aku ini tidak bisa berkuda. Aku lebih senang bermain basket dan skateboard. Lagipula baru kali ini aku datang ke tempat ini.

"Aku tau mamah itu jago berkuda. Tapi mah, aku ini beda. Aku lebih suka main basket."

"Cepet, pilih salah satu kuda dalam satu menit mulai dari sekarang." aku menyerah. Memakai perlengkapan berkuda dan memilih kuda yang berwarna putih, cukup besar, dan tinggi. Mengiring kuda itu menuju pacuan berkuda.

Mataku membulat mendapati Nichel sedang latihan berkuda dengan serius. Membawa kudanya melompati dan menyusuri berbagai rintangan. Aku baru tahu dia bisa berkuda.

"Ayo Than. Belajar sama pelatih ini." mamah memperkenalkan pelatih yang akan mengajariku berkuda, Kak Fero. Aku menunggangi kuda dengan Kak Fero yang menemaniku di samping.

Nichel tiba-tiba mendekatiku, tertawa pelan "Hei! The Prince and his white horse. Hahaha" aku memelototinya. Ini anak nggak dimana-dimana nyari masalah terus.

"Do you want I teach you?" Nichel mengedipkan matanya sebelah.

"Never." jawabku cepat yang membuat Nichel tertawa. Yang lebih buruk lagi, Kak Fero ikut menertawaiku. Setelah itu Nichel melanjutkan kegiatan berkudanya dengan terus tertawa. Dia tidak tahu kalau aku ini cepat dalam belajar hal yang baru. Liat saja nanti!

***

Mamah langsung bertanya saat aku baru saja duduk. "Gimana Than? Kamu suka nggak berkuda??"

Kami sedang berada di sebuah kafe yang ada di klub berkuda ini. Aku benar-benar haus, langsung meyeruput jus mangga kesukaanku. Sial, ternyata ini melelahkan.

Aku menatap mamah, "Tetep aja aku lebih suka main basket atau skateboard." mamah tersenyum tipis.

Mamah kemudian mengeluarkan sebuah benda kecil seperti kartu nama. "Ambil ini! Kamu udah resmi jadi anggota klub disini." Astaga, aku langsung merampas kartu itu melihatnya dengan lebih jelas. Apa apaan ini??

Aku menatap sekitar, dan menemukan Nichel yang sedang minum sambil mengobrol dengan Kak Fero. Dia menatapku kemudian tertawa dan menunjukku. Kak Fero berbalik menatapku juga, ia pun tertawa. Arghh mereka pasti lagi ngomongin aku!!

Not Bad LifeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang