9

17 3 0
                                    

Hari ini hari Minggu. Aku pergi untuk berlari pagi sambil membawa skateboard-ku menuju skatepark. Aku melirik jam tanganku, 06:45. Masih banyak waktu yang tersisa. Kira-kira 15 menit lagi aku akan sampai disana.
Aku melihat ke sekelilingku. Ramai. Banyak orang yang sama berlari pagi, berjogging, atau sekedar berjalan santai bersama orang lain.

Aku menurunkan skateboard-ku. Menjalankannya perlahan sambil fokus ke arah depan. Aku melirik jam tangan lagi. 06:55.

Rasa-rasanya aku mendengar seseorang berteriak memanggil namaku. Atau aku yang salah denger? Aku melirik ke arah belakang. Mendapati Kyza yang juga sedang memainkan skateboard-nya. Hei, kenapa anak satu ini ada disini hah??

Aku memberhentikan skateboar-ku. "Za, ngapain ada disini?" tanyaku sinis.

Dia terkekeh. "Emangnya aku nggak boleh kesini apa? Gini-gini juga aku bisa main skateboard." jelasnya yang hanya kutanggapi dengan jawaban 'oh'.

Aku melajukan skateboard-ku lebih kencang. Tapi Kyza malah mengikutiku bahkan mendahuluiku. Dia juga mengahalangi jalanku. Anak ini mau cari gara-gara?

Aku menangkap skateboard-ku saat berhenti. Membiarkan Kyza bermain sendiri. Aku duduk di salah satu bangku yang ada di pinggir skatepark. Meminum air mineral yang dibeli dari salah satu penjual asongan. Sambil melihat orang-orang yang bermain skateboard.

Aku melirik Kyza. Dia melakukan beberapa trik bermain skateboard, itu tidak seberapa. Aku bisa melakukan trik yang lebih sulit dibanding itu.

Kyza duduk di sampingku, menyimpan skateboard-nya di bawah bangku. Aku menatapnya malas. "Ternyata orang macam kamu bisa juga ngelakuin suatu hal yang dianggap keren."

Dia menaikkan salah satu alisnya, "Kamu kira aku ini anak culun apa? Aku ini cowok keren!"

Cih, baru gitu aja bangga.

"Eits.. Kalau kamu aja dibilang keren. Aku ini lebih keren!"aku menatap lurus ke depan. Malas melihat Kyza.

Kyza mengarahkan jari telunjuknya tepat beberapa centi depan wajahku, "Oh gitu. Kita liat aja, nanti aku bakalan ngelakuin sesuatu yang mungkin bisa ngebuat kamu nganggap kalau aku ini keren. Bahkan kamu ngerasa kalau diri kamu itu nggak ada apa-apanya dibanding aku."

Aku menangkap telunjuknya. "Oke. Kalau berhasil, aku bakalan ngelakuin apapun yang kamu mau!"

"Deal?"

Aku menepuk tangannya yang terulur, "Deal!!" kemudian memainkan skateboard menuju arena. Melakukan beberapa trik permainan. Jangan salah, aku ini ahli dalam memainkannya. Butuh waktu yang singkat bagiku untuk belajar. Karena aku memainkannya menggunakan kemampuan hebatku dalam Matematika.

Akhir-akhir ini aku dan Kyza sering bertengkar. Setiap bertemu denganku dia selalu membuat masalah dan memancing emosiku. Kami juga sering memperdebatkan hal yang sepele. Seperti saat aku lupa tidak memakai jam ke sekolah, atau saat dia lupa memotong kuku jempolnya setiap hari Jumat. Bahkan saat aku mengunggah videoku saat bermain skateboard di instagram, dia mengejekku. Kami juga sering berkompetisi dalam berbagai lomba. Dan hasilnya? Sudah pasti aku yang menang. Kecuali dalam lomba makan, aku kalah telak. Tidak kusangka orang semacam dia benar-benar rakus. Dan aku yakin kali ini dia juga bakalan kalah. Apa yang dia bilang? Melakukan sesuatu yang keren bahkan ngebuat aku ini nggak ada apa-apanya? Mana mungkin! Aku selalu lebih unggul dari dia. Bukannya aku sombong, tapi itu kenyataannya. Dia kali ini juga pasti gagal.

Lagipula ngapain ngurusin orang kayak dia. Mending aku pulang dan belajar Matematika buat olimpiade nanti.

***

Not Bad LifeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang