(9)

30 4 0
                                    

11:11

Ting tong

"Wait a minuteee!" teriak Valen dari atas.

Bruk

Kaki Valen tersandung sehingga Ia pun jatuh di lantai ketika Ia akan membukakan pintu. untung saja Ia masih bisa bangkit dan membukakan pintu.

"Are you okay?" tanya Calum yang ternyata orang yang dibalik pintu.

Valen menepuk-nepuk dengkulnya dan merapihkan rambutnya. "I'm okay hehe"

Calum menjulurkan tangannya yang telah memegang rangkaian bunga berwarna putih. "This is for you" sambil tersenyum.

Valen mengambilnya dan tersenyum. "Thankyou Cal. So we can go now?" tanyanya.

Calum mengangguk dan menggenggam tangan Valen. Jatung Valen kembali berdebar, rasanya Valen telah menguasai apa yang Ia mau.

***

Rumah Calum begitu besar. Ia memiliki ruang khusus untuk berbagai hobbynya. Seperti studio musik, ruangan khusus untuk menonton film, dan bahkan kolam renang indoor.

"Sekarang kita nonton 11:11 ya?" ucap Calum sambil menyalakan layar khusus.

"11:11 itu film genre apa?" tanya Valen

"Romance. Dia menceritakan pasangan yang lekang dengan waktu 11:11" jawab Calum.

Valen mengangguk "ooh.." dan mulai menonton. Valen menatap layarnya begitu serius, entah memikirkan tentang 11:11 Calum atau serius mengikuti alur film itu.

*SCENE FILM*

"BUT PLEASE DON'T LEAVE ME."

"I'LL BE BACK IN 2 YEARS LATER.. I PROMISE"

"AND... AT 11:11"

"11:11?"

"YEAH, AIRPORT-AIRPLANES 11:11"

*THE END*

Valen sempat menangis di bagian scene itu. Sedangkan Calum sibuk memberinya tissue dan meledeknya.

"You such a little baby girl without her mom" ledek Calum.

Valen hanya malu dan mengusap air matanya. Kemudian Valen berpikir bahwa ada maksud Calum dibalik 11:11 yang berhubungan dengan film itu. Entah kenapa Valen tiba-tiba merasa takut untuk menanyakannya kepada Calum.

Calum mematikan layar tersebut dan membawa Valen ke studionya. Calum ini ahli dalam bermain bass.

"Gue kira lo cuma bisa jadi mr.hood yang misterius hahah." ledek Valen.

Terkadang Valen pun sangat kebingungan, mengapa Ia lancar sekali dalam bahasa indonesia. Sedangkan Valen, susah sekali untuk lancar bahasa inggris.

Setelah sekitar 3 jam-an dirumah Calum, akhirnya Valen berhasil membujuk Calum untuk ke sisi laut tepatnya Sydney Opera House. Valen ingin menikmati angin sejuknya sore hari.

15:30

"Sydney dingin ya, padahal gue udah make jaket" ucap Valen sambil menatap air laut yang ada.

Calum mendekat dan memeluk Valen dari belakang. "Sudah cukup hangatkah, Valen?"

Ugh shit. Pelukannya terlalu menempel ditubuhku.

Valen tersenyum, begitupun dengan Calum.
Valen mulai membuka mulutnya kembali.
"Calum, can i ask you something?"

"Yeah why not" lelaki ini menatap Valen yang masih berada dipelukannya.

"But.. Lepasin gue dulu? Hehe." Valen mulai merasa risih.

Calum melepaskannya dan Valen menghapadnya.

"Kita baru kenal beberapa hari tapi kayanya lo deket banget sama gue?apa emang lo begini sama cewe?" tanya Valen sedikit lancang

Calum menunduk lalu tertawa.
"Buat apa gue menyianyiakan yang ada? Lagi pula tidak salah kan jika aku ingin mengenal mu lebih jauh?"

"Tbh.. Gue tertarik sama lo hehe." ucapannya membutakan hati Valen detik itu juga.

"Lo lucu, aksen lo ketika nyapa gue or when you offering me something. Its too cute to let go" lanjutnya.

"Gue masih ga ngerti tapi sama cara lo ketemu gue setiap 11:11 ." Valen tak kuasa menatap mata Calum lagi. Sehingga Ia mengubah posisi bicaranya.

"Awalnya cuma iseng.. Tapi kamu menceritakan sesuatu yang mirip dengan film 11:11. Itu lah mengapa aku ingin kau dan aku terikat dengan 11:11" jelas Calum.

Valen sebenernya masih tidak mengerti apa yang dimaksud Calum sebenernya.

.
.
.
.

RINGTONE NYA ADERA - LEBIH INDAH

MANTAP JIWA

AIRPLANES 11:11Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang