Bab 4

547 16 0
                                    

Esok paginya pada saat Aku ingin berangkat kesekolah, Ternyata Rasyit sudah menungguku didepan gerbang seperti biasanya. Akupun langsung menemuinya.

"Kamu ngapain disini? Kok gak langsung kesekolah?" tanyaku kepadanya
"Ya Aku mau jemput Kamu. Kan seperti biasa kita berangkat kesekolahnya bareng"
"Tapi kali ini Aku lagi gak mood buat berangkat bareng sama Kamu" ujarku, dan setelah itu akupun
kembali masuki pagar dan memasuki rumah. Ketika Aku memasuki gerbang, Tiba tiba saja Rasyit teriak kepadaku
"Mau sampai kapan Kamu diemin Aku kaya gini?! Apa sampai Kamu mendengar kata PUTUS juga dari Aku, seperti kemarin yang udah Kamu bilang ke Aku? Marsha! Aku udah coba buat lupain permasalahan kemarin. Tapi kenapa Kamu gak bisa ngelakuin hal yang sama sepeti Aku. Apa Kamu mau bilang, Kalau Kamu udah cape sama kelakuan Aku, Dan batas kesabaran Kamu juga sudah habis buat Aku? Terus kalau kesabaran Kamu sudah habis untuk Aku dan Kamu juga udah cape sama
hubungan kita dan kalau memang kata PUTUS itu akan membuat Kamu bahagia, Aku siap buat bilang
kata itu sama Kamu. Tapi setelah itu Aku akan kecewa Kamu, Karena Kamu gagal untuk ngerubah Aku menjadi lebih baik. Dan berarti Aku juga udah salah mencari sosok pasangan yang siap buat ngerubah Aku menjadi lebih baik. Kalau gitu Aku mau kok PU...." akupun langsung menghentikan perkataan Rasyit
"Aku MINTA MAAF! Maafin Aku kalau Aku gak belum bisa memahami Kamu dengan kelakuan Kamu. Aku gak mau Kamu kecewa sama Aku. Aku gak mau dibenci sama Kamu. Karena Aku sayang sama Kamu. Aku gak mau Putus sama Kamu"

Rasyit pun langsung tersenyum memandangku, dan Akupun langsung mengambil tasku kedalam
rumah dan pergi berangkat bersamanya. Akhirnya suasana kami pun kembali berubah tanpa ada
rasa kesedihan diantara kami.

***

Saat ini aku sedang belajar dikamarku. Kak vio tiba tiba memasuki kamarku. Aku fikir ada apa. ternyata Dia hanya ingin curhat mengenai cowoknya. Kaget? Pasti! Setahu Aku orang kaya Kak Vio ini
seharusnya curhatnya sama Kak Cella dan bukan sama Aku. Kenapa Aku bilang kaya gitu? Secara Aku
belum begitu ahli dalam soal percintaan. Mungkin kalau Aku udah ahli, Aku bisa ngatasin masalah
Aku dengan Rasyit.

"Sha, gw mau curhat deh? Emang sih curhatan gw gak begitu penting. Tapi ini penting buat hubungan gw! Jadi please dengerin gw ya!" ujarnya dengan wajah memohon, Aku pun hanya meliriknya "Yaudah kalau mau cerita, Ya cerita aja Kak. Gw juga punya telinga kok, buat denger
cerita lo"

Kak Vio pun langsung menceritakan permasalahannya dengan Kak Bayu. Setelah Aku memahami ceritanya, Ternyata kita senasib. Kak Bayu itu akhir akhir ini udah mulai kaya Rasyit. Sedikit-dikit lebih sering main sama Temen-temennya dan lupain Kak Vio. Aku gak ngerti kenapa Tuhan memberikan cobaan yang sama kepada Aku dan Kak Vio. Kak Vio pun langsung meminta cara
kepadaku, Agar Kak Bayu bisa berubah. Bingung? Pasti! Aku juga gak tahu, Solusi apa yang harus Aku
kasih sama Kak Vio untuk bisa menyelesaikan masalahnya.

"Aduh Kak, bukannya gw gak bisa bantu. Tapi sumpah demi apapun deh! Lo sama gw itu senasib.
Rasyit juga kaya gitu. Makanya gw juga bingung?"
"Ah elah! Ngomong dong dari tadi! Nyesel gw cerita + nanya sama lo!"

Kak Vio pun langsung pergi dan ninggalin kamar Aku. Dan sepertinya Dia pergi kekamar Kak Cella.
Aku langsung ikut keluar dari kamarku dan pergi kekamar Kak Cella. Dan dugaan Aku bener. Dia
curhat sama Kak Cella. Ketika Kak Vio lagi curhat, Tanpa disengaja Dia melihatku memasuki kamar
Kak Cella.Tiba-tiba saja Aku diomelin sama Dia "LO NGAPAIN DISINI! KELUAR!" dengan wajah melas,
Akupun langsung keluar dari kamar Kak Cella dan kembali belajar dikamarku.

Aku Atau TemanMu? [SELESAI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang