1 Angelica Putri Wiranata

21.2K 540 4
                                    

"Selamat pagi duniaaaaaa..." Alice meneriakkan kata-kata yang hanya diucapkannya dua kali dalam seminggu, Sabtu dan Minggu, dengan mata yang belum terbuka sepenuhnya dan kuap yang tak mampu ditahan. Matanya masih setengah terpejam meskipun posisinya kini telah bersandar ke boneka teddy bear berukuran jumbo pemberian kekasihnya.

Sambil sedikit meraba bawah bantal dan ke dalam selimut, cewek berambut panjang itu mencari benda persegi panjang yang tak pernah luput dari kebutuhan primernya.

Sedikit mengucek mata, melihat tanggal yang tertera pada handphone tersebut Alice tersenyum mengingat sesuatu. Tanpa pikir panjang, melihat notifnya dan benar saja... cowok itu sudah selangkah lebih dulu.

From Mine: selamat tanggal 5 lagi sayang, jangn bosan dengan sifatku :*

Masih dengan penampilan berantakan khas bangun tidur, ia tersenyum tipis, kebiasaan yang tak pernah mereka tinggalkan semenjak awal pacaran.

Awalnya semua terasa begitu asing, ucapan selamat pagi, siang, sore, malam, atau met tidur, bahkan ditanya udah makan atau belum 5 kali dalam sehari dan hal-hal aneh lainnya. Namun sekarang semua sudah terasa wajar, setiap orang punya cara menunjukkan perasaan sayangnya, dan seperti ini, cara mereka mengekspresikannya.

Belum ia membalas pesan dari kekasihnya, Alice bergegas turun dari tempat tidur queen size  itu dan melesat ke kamar mandi. Ia harus segera berangkat ke sekolah. Hari ini akan dipilih pemeran utama untuk drama yang akan diperlombakan. Dan Alice, terpilih menjadi satu dari 8 orang yang akan mewakili sekolah bahkan kotanya, untuk berlomba di tingkat Provinsi.

Setelah setengah jam, ia telah siap dengan rambut yang dikuncir satu, dan tas punggung yang tidak berisi apapun kecuali beberapa majalah fashion yang akan dibawanya menginap di rumah Ghea bersama keempat sahabatnya yang lain.

Rutinitas keenam siswi itu tidak pernah berubah dari dulu, menghabiskan malam minggu menginap di salah satu rumah dari mereka dan menggilirkannya tiap sabtu malam, dan malam ini, kebagian jatah Ghea sebagai tuan rumah.

Merasa sudah oke dengan penampilannya, Alice bergegas turun dari kamarnya dan berjalan menuruni tangga satu persatu. Ia tersenyum riang sambil sesekali menggoyangkan kepala mengikuti irama musik yang didengarkannya melalui earphonenya.

"Ngapain elo senyum gak jelas kayak orang stres gitu? Cepat buruan! Gue gak mau telat lagi gara-gara elo ya!" Suara berat milik Harryanda Putra Wiranata sukses melunturkan senyum dari wajah cantik Alice dan berubah jadi sungutan.

"Karena gue? Elo yang kemaren pake acara singgah ke rumah Poppy. Sok-sokan mau jemput tuh, eeh.. udah keduluan. Kasian deeeh.. weeeek." Alice menjulurkan lidahnya sambil meletakkan tas di bangku sebelah yang kosong.

Sadar Juwita Wiranata, mamanya, memandang diam tanpa ekspresi ke arah Alice, ia langsung melakukan pembelaan.

"Iih, kak Anda tu Ma mulai manggil 'elo-gue' duluan!" Alice melotot ke arah kakaknya lalu kembali menyantap waffle spesial yang dibuat Juwita dengan riang.

"Udah aah! Lice,  buruan makan! Kakak udah mau jalan." Anda, bangkit dan meraih tasnya dengan asal, menyandangkan ke punggungnya dan berjalan menghampiri mama dan papa.

Setelah menciun tangan keduanya, yang dibalas ceramah singkat dari Harry Wiranata, karena lagi-lagi Anda ketahuan menggunakan mobil di luar jam perjanjian, ia melangkah ringan menuju garasi.

"Tumben ceria banget, ada apa Lice?" Suara berat papanya menggantikan lamunannya tentang drama yang mungkin akan ia perankan. Sambil membolak balik halaman koran yang baru terbit hari ini, Harry sesekali memperhatikan anak bungsunya.

"Iih, Papa bisa aja. Ntar deh Pa aku ceritain. Ini udah telat, ntar aku telat, malah gak jadi pemeran utama deh. Hahaha." Alice bergegas mengambil tas dan mencium tangan papa dan mamanya.
Sadar ada yang aneh dengan putri satu-satunya, Harry menatap istrinya dengan kening yang berkerut seolah bertanya 'pemeran utama apa?'. Juwita yang seolah tahu maksud dari suaminyapun ikut angkat bahu pertanda ia juga tidak tahu apa-apa.

Dan sarapan di rumah mewah itu dilanjutkan Harry dan Juwita dengan obrolan singkat tentang pekerjaan dan perkembangan bisnis mereka.

÷÷÷÷÷

Possessive Love Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang